Part 8

49.1K 4.9K 40
                                    

Aku memperhatikan pria – Alpha itu dengan seksama, aku bisa merasakan amarahnya. Karena itu terlihat jelas dari cara Ia bernafas seakan Ia menahan amarah itu untuk meledak begitu saja.

'Tapi – kenapa Ia marah?'

Aku terdiam sejenak,

"Arghh!" teriakku ketika aku kembali tersadar bahwa pria Rogues itu meneteskan obat pada lukaku,

"Apa – yang kau lakukan?!" bentak Alpha itu tiba-tiba dan aku kembali menoleh ke arah Alpha itu berada. Aku melihat Ia mendekat kearahku dan bermaksud menarik tanganku dari genggaman Pria Rogues itu.

"Ia terluka." Ucap pria Rogues itu dan tindakan Alpha itu terhenti lalu Ia menoleh kearahku. Dan aku mengerjapkan mataku ketika sadar Ia menatap tepat di kedua mataku.

"Apa yang terjadi?" tanya Alpha itu – yang sepertinya ditujukan padaku?

"Aku – tersesat. Lalu – aku melihat seekor Rusa terjebak maka aku menolongnya, tapi – ini terjadi." Jawabku dengan sedikit tersendat karena bagaimanapun juga Aku dalam kondisi yang cukup parah.

Di satu sisi tanganku terluka, lalu memang ada Pria Rogues yang sedang menolongku, tapi di sisi satunya ada seorang Alpha yang marah. Dan aku hanya seorang "manusia biasa".

Jika Alpha itu tiba-tiba meluapkan amarahnya, mungkin yang terkena dampaknya adalah aku, karena aku yakin Pria Rogues ini juga pasti akan melarikan diri dalam tubuh "Serigalanya", sedangkan aku harus berlari dalam sepasang kaki biasa dan tangan yang terluka.

'Sangat bagus.' Pikirku.

Aku mendengar Alpha itu menghela nafas perlahan dan bersamaan dengan itu amarahnya seakan mereda.

"Sudah." Ucap Pria Rogues itu dan aku menunduk melihat tanganku yang sudah terbalut rapi.

"Thankyou." Bisikku pelan.

"Siapa namamu?" tanyaku lagi pada Pria Rogues itu, dan aku sempat menangkap sedikit keterkejutannya, lalu Ia melirik sekilas kearah Alpha yang masih berlutut dihadapanku itu.

"Zander – Zander Hoult." Ucapnya, dan aku mengangguk pelan.

Lalu keheningan sempat mengisi gubuk itu untuk sesaat sebelum akhirnya terpecahkan ketika pria Rogues itu – Zander berkata,

"Aku tidak menemuimu secara sengaja dan aku berada di luar wilayahmu jadi aku anggap bahwa aku tidak berhak mati atau dihukum karena ini bukan?"

Aku kembali menautkan tanganku ketika kembali tersadar dalam kondisi apa aku berada sekarang. Aku melirik perlahan kearah Alpha itu, tapi aku kembali terdiam ketika menyadari Alpha itu sedang memandang kearahku. Aku menoleh kearah lain tapi aku masih bisa merasakan tatapannya padaku.

"Aku tahu." Jawab Alpha itu pelan.

Lalu Ia berdiri dan bermaksud pergi tapi terhenti dan berbalik menghadapku.

"Siapa namamu?" ucapnya,

"Aku? –" dan aku melihat Ia mengangguk pelan,

"Ehm – aku Stella Johnson." Jawabku perlahan,

"Stella –" ucap Alpha itu pelan, tapi aku kembali merasakan bahwa banyak sekali yang seakan ditahan olehnya untuk terucap. Seakan Ia menyembunyikan sesuatu.

Ia lalu keluar dan tak lama kemudian aku tidak bisa merasakan auranya lagi, tanda bahwa Ia sudah menjauh.

"Kau manusia kan?" tanya Zander tiba-tiba dan aku hanya bisa menatapnya tanpa kata.

"Maksudku – anggap saja aku tidak bertanya apapun." Lanjutnya lagi, tapi aku hanya kembali terdiam.

"Aku manusia." Jawabku pelan dan Ia tertawa kecil akibatnya,

"Aku tahu. Hanya saja –" ucapnya tapi Ia menatapku pelan kemudian menatap kearah luar gubuk,

" – hanya saja sepertinya ada yang aneh denganmu."

Aku menggigit pelan bibirku,

'Apa identitasku sudah terbongkar?' pikirku.

"Berdirilah, aku bisa menunjukkan padamu cara kembali ke jalan utama." Ucapnya dan aku hanya mengangguk pelan.

--

Aku merenungkan apa yang barusan terjadi padaku sembari mengunyah perlahan sandwich yang ada ditanganku ini.

Alpha itu terlalu baik jika dibandingkan dengan cerita Ayahku dan Erdo mengenai Ilios's Alpha.

Apa dia itu Aster's Alpha?

'Argh. Seharusnya aku tadi menanyakan namanya.'

Berpikir soal nama, kenapa Alpha tadi menanyakan namaku?

Dan kenapa tiba-tiba Ia berada di gubuk itu?

Aku menyesap peralahan cafe latte milikku lalu akhirnya memutuskan,

'Ada yang harus kupastikan.' 

Choices [PUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang