Part 21

47.1K 4.1K 23
                                    


Jeno dan diriku terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya, aku memutuskan untuk menarik tanganku dari wajah tubuh pria itu, dan menunduk – tidak tahu apa yang harus kulakukan. Tiba-tiba Jeno mengangkat wajahku dan berkata,

"Jangan pernah – melakukan sesuatu dengan gegabah, apapun alasannya. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku lagi jika kau terluka lebih dari ini."

Aku mengerjapkan kedua mataku lalu mengangguk pelan.

Jeno akhirnya memutuskan untuk berdiri dan pergi mengembalikan kotak P3K yang digunakannya tadi lalu kembali kearahku membawa segelas teh hangat.

"Minumlah." Ucapnya dan aku mengambil cangkir itu darinya. Ia menatapku dalam diam dan setelah menyesap beberapa teguk akupun meletakkan cangkir itu di meja kecil yang ada didepanku.

"Ehm – Apa karena kekuatanmu itu maka kau selalu menolak untuk menggandengku?" tanyanya dan aku menatapnya terkejut, karena itu bukan pertanyaan yang kubayangkan akan diucapkannya dalam suasana seperti ini. Tanpa sadar aku tersenyum kecil ketika menyadari bahwa – Jeno Aster – bukanlah pria biasa, karena Ia selalu dapat membuatku terkejut setiap Aku menghabiskan waktu bersamanya

Aku mengangguk dan menjelaskan padanya, "Kau adalah Alpha – mempertahankan kekuatanku supaya kau tidak menyadari bahwa aku memasuki pikiranmu adalah hal sulit. Semakin kuat Werewolf itu maka akan semakin sulit bagiku untuk memasuki pikiran mereka tanpa ketahuan – aku berlatih dengan kakakku Erdo dan Alpha Christian dan jujur itu adalah latihan terberat dan sangat menguras tenaga karena itu tidak mudah."

Aku menjelaskan itu padanya dan Jeno terdiam untuk sesaat lalu menatapku sebelum akhirnya tersenyum kecil.

"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan para Rogues itu ?" tanyaku pelan ketika memori tentang Rogues muda tadi terlintas dalam benakku. Aku bisa melihat rahang Jeno mengeras karena aku membahas mengenai hal yang tidak ingin dibahasnya, tapi – aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya. Ia adalah Alpha dan salah satu tugas Alpha adalah memastikan anggota Packnya aman terutama menjaga mereka dari serangan para Rogues.

Apapun alasan bagi seorang Rogues untuk hadir di wilayahnya, tetap saja itu adalah suatu tindakan yang melanggar dan perlu di hukum.

Aku mendengar Ia menghela nafas kesal, lalu menggeleng kecil.

"Aku tidak tahu. Tadi – menurutku terlalu aneh. Semua Rogues yang menyerang adalah Rogues yang baru saja mengalami perubahan sebagai Serigala, dan – itu terlalu aneh jika dihitung sebagai kebetulan mengingat jumlahnya tidaklah sedikit." Jelasnya dan aku ikut mengerutkan keningku.

'Benar juga. Saat aku dan Zander diserang oleh para Rogues – mereka menyerang dalam kelompok kecil, seakan mereka adalah bagian dari sebuah Pack.' Pikirku.

"Aku harus mencari tahu lebih lanjut mengenai ini. Itu yang akan aku lakukan." Lanjut Jeno dan aku mengangkat wajahku padanya dan mengangguk.

"Apa – aku boleh ikut?" tanyaku, dan Jeno menatapku heran dan berkata,

"Jelas tidak."

Dan aku memejamkan mata kesal karena terlihat jelas Ia tidak menimbangkan pertanyaanku sedikitpun.

"Aku sudah memberitahumu soal kemampuanku, mungkin aku bisa membantu?" tawarku padanya dan Ia hanya menggeleng,

"Tidak. Aku bisa mengatasinya." Ucapnya dan akhirnya aku menghela nafas tanda bahwa aku menyerah.

--

Aku memandang kearah sekitar pekarangan dan memastikan bahwa tidak ada siapapun Werewolf yang kukenal auranya. Karena jika ada maka itu bisa disimpulkan sebagai anak buah Jeno – seperti Betanya, Delta atau siapapun yang tahu mengenai statusku.

Choices [PUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang