Part 7

51.6K 5K 35
                                    


Aku berjalan dengan sangat hati-hati dan memasang semua radarku supaya sedikit saja aku merasakan mereka didekat sini, aku bermaksud untuk langsung melarikan diri kembali ke Guesthouse.

Sejak menyadari bahwa pria dengan aura kuat itu adalah Alpha dan ada kemungkinan 50% bahwa Ia adalah Ilios's Alpha aku benar-benar merasa takut untuk berpapasan lagi dengannya.

Sebenarnya aku tidak pernah bermaksud untuk mengetahui kejahatan atau kekejaman Ilios's Alpha ketika aku tidak sengaja mendengar percakapan Erdo dengan Ayahku. Mereka bercerita bagaimana kondisi Ilios's Pack yang sangat parah akibat kekejaman Alphanya. Alpha Ilios itu membantai banyak orang yang tidak setuju dengan apa yang diinginkannya, bahkan Ia tidak hanya membantai orang yang tidak setuju itu tapi Ia juga membantai semua keluarganya.

Aku merasakan seluruh badanku merinding ketika membayangkan hal itu.

Untuk Sesaat aku merasa bahwa menjadi seorang "manusia biasa" sangatlah menakutkan ketika di situasi seperti ini, karena jika sampai terjadi apa-apa aku tidak dapat membela diri sedikitpun.

Aku menghela nafas tapi tiba-tiba aku tersadar –

'Shit. Aku tersesat.'

Karena aku terlalu fokus dengan pikiranku aku jadi tidak memperhatikan arah aku berjalan. Dan sekarang aku tersesat.

Aku terdiam sejenak sembari memperhatikan sekelilingku tapi – jelas itu tidak akan membantu karena sekelilingku hanya ada pohon dan semak-semak yang tidak mungkin dapat menolongku. Aku memang membawa ponselku tapi tidak ada sinyal disini.

Lengkap sudah.

Aku akhirnya memutuskan untuk berjalan lurus sembari berharap melihat seseorang atau siapapun yang dapat kutanyai mengenai jalan.

Tapi – bukannya seorang manusia maupun werewolf yang kutemui, aku malah menemui seekor Rusa Besar yang terjebak dalam suatu kandang besar yang sepertinya sengaja di pasang disana untuk menangkap Rusa itu.

Dan Rusa itu terluka.

Aku sangat ingin mendiamkan rusa itu dan bermaksud untuk mencari bantuan, tapi mendengar suara Rusa itu yang seakan merintih kesakitan serta terus menerus berusaha merusak kandang itu dengan tanduknya membuatku merasa prihatin dan memutuskan untuk menolongnya.

Aku melihat sekeliling dan bermaksud mencari sebuah alat bantu – seperti batu besar, kayu yang besar atau semacamnya. Dan aku menemukannya beberapa kayu besar yang kurasa kuat untuk kugunakan merusak pengait dari kandang besi itu.

Aku berusaha menenangkan Rusa itu supaya Ia tidak panik karena kepanikannya sama sekali tidak membantuku untuk mengeluarkannya dari kandang itu. Aku berhasil meraih pengait kandang itu dan permasalahannya adalah aku harus mengerahkan tenaga untuk mendorong pengaitnya supaya dapat lepas dan menyisakan ruang supaya Rusa itu dapat keluar.

Ketika aku nyaris mampu untuk membuka Pengaitnya dengan kayu dan sedikit pemaksaan, tiba-tiba saja perasaanku menangkap akan adanya Rogues disini. Aku kehilangan konsentrasiku dan tidak sengaja menjatuhkan kayu di tanganku membuat kayu itu mengenai besi kandang itu, dan rusa itu terkejut lalu entah dengan kekuatan apa Ia dapat merusak celah kandang yang sempat aku buat.

Tapi – aku kehilangan keseimbanganku karena perbuatan Rusa itu dan aku terjatuh tepat kearah Salah satu pengait kandang itu berada.

"Argh!" teriakku ketika menyadari tangan kananku tidak sengaja mengenai pengait kandang itu, dan merobek tanganku tidak jauh dari pergelangan tanganku.

Aku terlalu fokus dengan rasa sakitku sampai tidak menyadari akan kedatangan seorang pria – bukan Rogues yang tiba-tiba sudah berjongkok dihadapanku dan menarik tanganku, untung saja Ia tidak menyentuh telapak tanganku.

Aku kembali terkejut ketika menyadari Rogues itu adalah Rogues yang kemarin.

"Kau –" ucapku tercekat ketika Ia tidak sengaja menyentuh lukaku,

"Diamlah – Lagi pula apa yang kau lakukan di tengah hutan seperti ini?" ucapnya sembali menatapku,

"Ini bukan wilayah Guesthouse." Lanjutnya lagi dan aku hanya bisa terdiam.

Aku mendengar Ia menghela nafas kecil sembari membantuku berdiri.

"Aku tersesat." Ucapku singkat karena aku terlalu shock untuk berkata lebih panjang.

Aku merasakan tatapannya padaku – dan sepertinya Ia sedang mengatai ku sebagai "manusia bodoh" karena terlalu ceroboh seperti ini.

"Kau menyelamatkan rusa itu." Ucap Pria Rogues itu, aku pun mendongakkan kepalaku dan melihat kearahnya lalu kearah kandang yang sudah rusak itu, dan aku baru saja tersadar yang dikatakannya benar – aku berhasil menyelamatkan Rusa itu.

Aku tersenyum kecil – seakan merasa bangga dengan diriku.

"Tapi kau terluka karenanya – ikutlah denganku, meski aku tidak memiliki peralatan lengkap, paling tidak aku bisa membantumu membersihkan luka itu dan memberikan pengobatan sederhana." Lanjutnya lagi dan aku hanya terdiam.

'Ia adalah Rogues. Tapi kenapa Ia menolongku?'

"Anggap saja sebagai balas budi." Ucapnya dan aku terkejut karena ucapannya barusan seakan menjawab pertanyaan yang kuucapkan di pikiranku,

'Aku tidak mengatakannya keras-keras bukan?'

Aku mengikuti pria itu perlahan sembari sesekali merintih kesakitan karena luka di tanganku ini memanglah cukup besar.

Aku tercengang ketika melihat kemana Ia membawaku. Sebuah rumah – bukan ini lebih seperti Gubuk, yang terbuat dari Kayu dan beberapa dedaunan.

"Kau tinggal disini?" ucapku tanpa sadar dan Ia menatapku sejenak lalu mengangguk.

Aku terdiam sejenak lalu akhirnya memutuskan untuk mengikutinya masuk kedalam.

Aku memperhatikan sekilas isi rumah itu sampai Ia tiba-tiba menarik bahuku dan mendudukkan diriku disalah satu kayu yang ada di bawah.

Aku kembali memfokuskan diriku padanya dan memperhatikan bagaimana Ia mencari barang – yang sepertinya adalah Obat yang ingin Ia berikan pada luka ditanganku ini.

"Ini akan sedikit sakit." Ucapnya ketika aku melihat Ia mengeluarkan botol kecil yang aku tidak mengenali apa itu, karena tidak ada nama atau petunjuk obat apa itu.

Tapi pikiranku terhenti ketika Ia mengusapkan kapas yang ditetesi cairan itu,

"Aww!" ucapku dan aku nyaris menarik tanganku menjauh darinya tapi terhalang karena Ia menahan pergelangan tanganku.

"Aku sudah bilang ini akan sakit." Ucapnya lagi dan aku nyaris memukulnya kalau bukan karena aku mengingat Ia adalah werewolf.

Aku menahan air mata yang mulai menggenang karena rasa sakit yang kualami ini.

'I miss my home.'

Pikirku.

Aku kembali memperhatikan pria itu, mengeluarkan beberapa barang yang aku kenali sedikit diantaranya.

"Bagaimana kau bisa mempunyai obat-obatan sebanyak itu?" tanyaku tanpa sadar, dan Ia seperti terkejut dengan pertanyaanku.

"Ayahku adalah Dokter." Ucapnya singkat dan klik.

'Jadi apa yang kulihat kemarin dari pikirannya adalah memori dirinya mengenai apa yang terjadi pada ayahnya?'

Tapi tiba-tiba aku meraskan aura itu – aura dari Alpha itu.

Aku terdiam dan aku menyadari rahang pria Rogues dihadapanku juga mengeras tanda bahwa Ia akhirnya juga dapat menyadari kehadiran Alpha itu.

Belum sempat aku memikirkan apa yang harus kulakukan, aku nyaris berteriak ketika melihat Alpha itu memasuki gubuk milih pria Rogues ini.

Dan Ia dalam kondisi –

Sangat Marah.

--


Choices [PUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang