Part 14

50.1K 4.9K 52
                                    

Aku menatap Zander yang sedang membuka perban pada luka dikakiku, dan Ia terlihat tersenyum kecil. Lalu memutuskan untuk mengganti perban itu dan setelah selesai Ia menatapku.

"Sepertinya meski dirimu adalah manusia – darah seorang Beta tetap mengalir padamu. Kakimu sudah dalam kondisi yang baik hanya tinggal menunggu untuk kulit barumu dapat menutup sempurna."

Jelasnya dan aku tertawa kecil akan caranya menjelaskan kondisiku. Pria ini – yang entah sejak kapan sudah menjadi teman baruku itu memang unik.

Aku memang sangat merindukan semua sahabat ku di Montana tapi aku sengaja tidak terlalu menghubungi mereka karena aku takut – aku akan membongkar semua yang terjadi disini dan membuat semuanya menjadi lebih rumit.

"Lalu – apa yang akan kau lakukan?" tanya Zander dan aku menatapnya bingung,

"Kau akan stay disini atau kembali ke Guesthouse?" lanjutnya dan aku barulah bisa mengerti maksud dari ucapannya.

Jujur aku sudah memikirkan hal itu sejak hari pertama aku berada disini.

Apa yang harus kulakukan ketika luka pada kakiku ini sudah sembuh?

Apa aku kembali ke Guesthouse dan meninggalkan Pack ini?

Atau Aku tetap berada disini dan seperti perkataanku pada Bella kemarin, aku berusaha memberikan Ikatan Mate ini kesempatan?

Atau – Aku harus memberitahu Ayah, Ibu serta Kakakku tentang hal ini meski tahu itu hanya akan memperbanyak masalah?

Atau – Kabur saja?

"Argh." Ucapku kesal sambil mengacak rambutku kesal,

Zander terkejut dengan apa yang kulakukan, dan Ia menatapku – seakan aku adalah gadis gila.

"Semua ini membuatku benar-benar gila sepertinya." Ucapku dan Zander mengangguk pelan membernarkan bagian dimana – Aku sudah gila.

Aku menghela nafas kesal lalu menatap Zander,

"Apa yang akan kau lakukan jika dirimu berada di posisiku?" tanyaku dan Zander terlihat berpikir sejenak dan berkata,

"Aku akan mengikuti kata hatiku karena semua pilihan yang ada pada kondisimu ini, memiliki konsekuensinya masing-masing dan sama beratnya. Maka aku akan memilih pilihan yang memang ingin kulakukan."

Aku terdiam mendengar jawabannya.

'Hal yang ingin kulakukan?'

--

Aku berdiri di depan pintu hitam besar ini untuk kesekian kalinya tapi – tanganku ini seakan tidak bisa maju untuk mengetuknya. Aku bermaksud untuk berbalik dan mencobanya nanti – ketika tiba tiba ada sebuah tangan yang membuka pintu itu dari belakangku.

Aku berbalik dan melihat dirinya disitu – Alpha Jeno.

'Good – aku terlalu tegang karena pintu hitam ini hingga aku sampai tidak memikirkan mengenai kemampuanku.'

"Kamu hanya perlu mendorong pintu ini untuk terbuka." Ucap Alpha Jeno, dan Ia menatap diriku dengan sedikit menunduk.

Dan aku baru menyadari bahwa Pria – Alpha ini memang bertubuh besar. Tubuhku seakan menjadi tubuh anak-anak ketika berada didekatnya seperti ini.

"Aku – ada yang ingin ku bicarakan." Ujarku tiba-tiba dan Ia mengangguk pelan, lalu mendahuluiku memasuki rumah miliknya itu.

Ia memiliki Rumah terpisah di salah satu sudut barat wilayah Pack. Aku memperhatikan interior rumah miliknya ini. Kuakui Ia memiliki taste yang bagus, dilihat dari bagaimana Ia mendekorasi rumah ini hingga terlihat sederhana dan rapi tapi tetap elegan – seakan mencerminkan dirinya sendiri.

"Apa yang ingin kau bicarakan? –" ujarnya dari arah dapur dan akupun memutuskan untuk menyusulnya ke arah dapur,

" – Dan Kopi? Teh? Atau Air Putih?" tanyanya dan aku memilih untuk Teh.

Tak lama Ia menyodorkan secangkir teh padaku dan mengajakku untuk duduk di salah counter yang berada di dapur.

"Aku – berpikir untuk memberikan ikatan mate ini kesempatan." Ucapku perlahan dan aku bisa merasakan Alpha Jeno yang duduk disisi kananku ini menatapku sesaat setelah aku menyelesaikan kalimatku, meski aku sedang menatap kearah cangkir teh yang kugenggam.

Tatapannya – seakan dapat dirasakan oleh seluruh tubuhku tanpa aku harus memastikannya sendiri dengan kedua mataku.

"Sejak awal aku memang sudah menentukan waktu 3 hingga 4 minggu untuk stay disini – di Oregon. Jadi aku memutuskan untuk menggunakan sisa waktu liburanku ini untuk mencoba ikatan mate ini." Lanjutku dan aku menyesap teh milikku sebelum akhirnya memberanikan diriku menoleh kearah Alpha Jeno,

"Tapi – ada yang ingin ku minta darimu." Ucapku perlahan, dan Ia mengangguk pelan memberiku ijin untuk mengucapkan apa yang kuminta,

"Apapun – yang kuputuskan setelah 2 minggu, aku mohon jangan ikutkan Pack pada hal ini. Maksudku – ehm, baik Pack milikku dan milikmu –" Ujarku tapi terhenti ketika Ia memotongnya dengan berkata,

"Aku memang tidak ingin kau menolakku ataupun sebaliknya tapi bukan berarti jika itupun terjadi aku akan mengatakan perang pada Dasos's Pack atau semacamnya. Aku hanya – harus menerimanya sebagai takdirku?"

Ia tertawa kecil dan memunculkan sebuah ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya dari dirinya.

Aku mengerjapkan mataku perlahan melihat kirlapan kecil di mata biru miliknya.

Mengetahui bahwa aku menatapnya, Ia berhenti tertawa dan kembali untuk menatapku.

"Stella Johnson." Ucapnya perlahan dan cara Ia mengucapkan namaku seakan membuatku merasa lemah – Ada sesuatu dari cara Ia menyebut namaku.

Ia melipat kedua tangannya yang berotot itu di depan dadanya lalu sedikit mencondongkan dirinya padaku, membuatku tanpa sadar menjadi kaku dan hanya bisa menatap matanya.

"Apa yang ingin kau lakukan selama ada di Oregon? Mungkin aku bisa mengantarmu dan menunjukkan beberapa tempat disini."

Aku menautkan jariku dan tanpa sadar menggigit bibir bawahku – sebuah kebiasaan ketika aku merasa gugup.

'Bagaimana mungkin aku tidak gugup jika Ia berada sedekat ini?'

"Well – ehm. Sebenarnya aku ingin mengunjungi pusat kota tapi untuk lainnya aku tidak terlalu tahu, apa kau ada rekomendasi untukku?" jawabku samibil berusaha untuk menjaga kestabilan suaraku.

Ia tersenyum kecil, lalu menarik tubuhnya dan bersandar pada kursi yang didudukinya.

"Oke, kalau begitu kapan kita akan berangkat? Sekarang?" Tanyanya padaku dan aku menatapnya terkejut,

"Apa dirimu tidak sibuk dengan tugas Alpha?"

Ia menggeleng pelan,

"Kurasa jika ada tugasku yang paling penting dan harus secepatnya kulakukan – maka itu adalah – meyakinkan dirimu untuk menjadi Lunaku?" jawabnya dan Ia memamerkan smirk miliknya – dan itu berhasil membuatku nyaris menahan nafas untuk sesaat. 

Choices [PUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang