Bab 17 Menyerah!

17.5K 2.1K 33
                                    

Melati merasa iba dengan Vino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melati merasa iba dengan Vino. Permintaannya kali ini membuat hatinya mencelus. Begitu dalam permohonan itu. Sehingga membuat Melati akhirnya menganggukkan kepalanya.

Raut wajah Vino yang langsung berubah cerah dengan mata berbinar sungguh membuat pemandangan yang menyentuh.

"Baik Vin. Aku akan di sini. Tapi kamu janji ya kita.."

Melati merasa pipinya memanas saat melihat Vino paham dengan apa yang akan di ucapkannya. Pria itu sudah tersenyum lembut. Lalu kini mengulurkan tangan untuk menarik dirinya lebih dekat. Dan mengecup lembut kening Melati. Rasanya damai saat kecupan itu di rasakannya.

"Aku tidak akan meminta lebih darimu Mel. Lagipula kalau kamu belum siap aku juga akan menunggu."

Vino langsung menghela Melati untuk duduk di tepi kasur. Sedangkan pria itu malah kini bersimpuh di depannya.

"Aku sayang sama kamu Mel. Kamu percaya kan?"

Melati tentu saja menganggukkan kepalanya. Karena dia sudah percaya kepada Vino. Pria itu memang mencintainya.

"Ya udah sekarang aku mau siapin tempat tidur dulu ya. Kamu mau kan tidur di atas kasur bersamaku?"

Melati refleks menoleh kasur di belakangnya. Jantungnya berdegup kencang. Dan Vino paham apa yang ada di dalam pikiran Melati.

"Aku tidak akan melakukan apapun Mel. Sumpah. Aku hanya ingin merasakan tidur berdua denganmu. Selalu ini, asal kamu tahu. Sejak aku menikahi kakakmu dan tahu kalau Mawar telah mengandung. Aku tidur terpisah dengannya."

Deg

Pengakuan Vino yang tiba-tiba itu tentu saja membuat Melati terkejut. Pria itu begitu tulus saat menatapnya. Kali ini bahkan terlihat seperti anak kecil yang mengaku dosa kepada ibunya.

Melati tak tahan untuk mengulurkan tangan menyentuh rambut Vino. Helai halus rambut itu membuat Melati terkejut.

"Kamu...apakah selama ini.."

Melati menggigit bibirnya. Takut untuk menanyakan ini lebih jauh. Tapi dia perlu tahu.

Vino menunggu pertanyaannya. Tampak begitu rapuh saat seperti ini.

"Kamu dan kakakku pernahkah bercinta?"

Akhirnya pertanyaan itu terlontar begitu saja. Membuat Vino memejamkan matanya untuk sebentar
Melati bisa melihat kilat gelisah di dalam matanya.

Vino kini beranjak dari tempatnya. Lalu duduk di samping Melati.
Pria itu tampak tegang.

"Vin. Kalau kamu telah melakukannya pun aku paham. Kamu kan seorang pria dan aku..."

Tapi Vino menghentikan ucapannya dengan menariknya lebih dekat. Sehingga membuat Melati menempel pada tubuhnya. Dan seketika ciuman itupun terjadi. Ciuman yang membuat Melati menggigil.

Ciuman yang penuh nafsu dan menggebu. Saat lidah itu masuk ke dalam mulutnya. Dan memberikan ciuman yang sangat erotis. Melati menggigil lagi.

Tapi kemudian Vino berhenti dan menarik diri. Matanya membelalakkan terkejut saat mereka saling bertatapan.

"Astaga. Maaafkan aku Mel
"

Pria itu tampak begitu frustasi. Kini berbalik dan bersandar pada kedua kakinya. Tangan di telungkupkan di antara wajahnya.

Melati tentu saja terkejut dengan reaksi Vino. Tangannya juga bergetar karena ciuman Vino yang sangat intens itu. Melati sendiri masih terkejut dengan sentuhan Vino itu. Tapi dia tahu Vino merasa tertahan selama ini.

"Vin."

Melati mendekati Vino dan kini mengulurkan tangan untuk menyentuh rambutnya. Pria itu masih menangkupkan kedua tangan di wajahnya. Dan membuat Melati semakin merasa bersalah.

Tapi kemudian Melati merasakan tangan Vino meraih tangannya. Pria itu sudah menegakkan tubuhnya lagi. Lalu jemari Melati di kecup satu persatu. Kecupan yang hangat itu makin membuat tubuh Melati menggelenyar.

Dia terkesiap. Dan Vino langsung menoleh kepadanya.

"Mel. Yang sejak dulu aku cintai itu kamu. Yang sejak dulu menjadi khayalanku itu kamu. Jadi walaupun Mawar menjadi istriku. Aku bersumpah selama 3 tahun kehidupan rumah tanggaku. Aku tidak pernah menyentuhnya."

Melati membelalakkan mata. Terkejut atas pengakuan Vino itu.

"Ini memang tidak wajar untukku. Aku tahu setiap pria mempunyai hasrat. Tapi aku bukan pecundang. Aku pria sejati. Setidaknya itu yang aku inginkan."

Tentu saja pertahanan Melati luluh. Mendengar pengakuan Vino yang sangat menggugah hati nuraninya.
Pria di depannya ini benar-benar pria sejati.

"Vin jadi kamu..?"

Vino langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku memang pria bodoh. Mawar sudah seringkali menggodaku. Bahkan pernah dia mempermalukan dirinya sendiri dengan bertelanjang di depanku. Tapi aku sungguh tidak bisa.."

Melati tentu saja langsung memeluk Vino. Pria itu sudah membuat hatinya menangis.

"Vin aku percaya Vin. Sungguh."

Vino mengusap lengannya dengan lembut saat tangannya melingkar di leher Vino. Melati menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

"Aku mencintaimu Mel. Sejak dulu. 3 tahun aku menahan ini semua. Dan sampai 5 tahun pelarianmu aku masih terus bersabar. Karena aku tahu, kamu layak mendapatkan ini. Aku ingin kamu yang pertama. Dan kamu juga yang pertama untukku."

Melati tergugu di dalam pelukan Vino.

"Vin. Aku.."
Vino memutar tubuhnya. Membuat mereka saling berhadapan.

"Apa sayang?"

Bisikan itu terdengar begitu halus. Membuat keberanian Melati bangkit.

"Aku...aku..aku siap."

Bersambung

Ngantuk mau ketik panjang kali lebar ternyata tidak sanggup. Menyerah deh..

seputih MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang