Melati masih merasakan debaran jantungnya. Sungguh. Vino sangat lembut dan intens hari ini.
Bahkan setelah ciuman itu tiba-tiba Vino menggendongnya dan menjatuhkan tubuh mereka berdua di atas air laut.Vino tertawa terbahak saat Melati basah kuyup. Pria itu seperti anak kecil bermain-main air. Akhirnya Vino menariknya keluar dari air saat hari benar-benar sudah gelap.
"Dingin ya?"
Vino kini melirik Melati yang memang tengah menggigil di balik selimut handuk yang di berikan Vino saat dia akhirnya duduk di dalam mobil Vino.
Pria itu tampak tidak kedinginan saat ini. Padahal dia juga basah kuyup. Dengan santainya melajukan mobil meninggalkan pantai.
"Kamu memangnya gak dingin?"
Melati kembali menoleh kepada Vino yang malah tersenyum lebar. Pria itu benar-benar terlihat santai dan ceria hari ini.
"Aku belum pernah basah - basahan gini. Rasanya enak ya. Besok kapan-kapan kita ke pantai lagi ya. Kalau ada Angga dia pasti senang."
Melati merasa tersentil. Ada senyum sedih kemudian di wajah Vino. Pria itu pasti merindukan putranya itu.
"Vin, kamu gak apa-apa kan?"
Melati mengulurkan tangan untuk menyentuh tangan Vino. Tapi pria itu menggeleng dengan cepat. Dan tersenyum lagi.
"Aku gak papa kok. Aku senang hari ini."
Vino meraih jemari Melati dan menggenggamnya erat. Hati Melati menghangat seketika.
"Ehm kamu gak mungkin pulang ke rumah basah kayak gitu kan? Mampir ke rumahku dulu ya? Nanti pakai kaos sama celanaku. Baru aku antar kamu pulang."
"Tapi Vin?"
Vino langsung menggelengkan kepalanya. Memberi tanda kalau Melati tidak boleh membantahnya. Dan dia memang tidak berniat membantah.
****
"Mandi ya?"
Vino langsung memberikan handuk kering kepada Melati saat akhirnya mereka berdua sudah berada di dalam rumah Vino. Melati sedang menggigil di ruang tamu saat Vino kembali lagi dari dalam kamarnya dan memberikan handuk itu.
"Udah aku siapin air hangat kok di bath ub. Untung saja punya air hangat. Nanti aku gantian yang mandi. Aku siapin baju dulu."
Melati mengambil handuk itu dan mengangguk.
"Eh tapi mandinya di kamar mandi yang ada di dalam kamarku ya? Yang ada air hangatnya di sana."
Vino menambahkan lagi sebelum Melati melangkah. Dan lagi-lagi Melati hanya mengangguk. Rasa gugup kembali menderanya. Dia hanya berdua dengan Vino di sini.
"Ehm sini aku anter. Kamu udah kelihatan mau pingsan gitu. Mana bibirnya udah biru gitu."
Tanpa menunggu jawaban Melati, Vino sudah menarik tangannya dan membuatnya berjalan masuk ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
seputih Melati
Любовные романыMelati. Dia menepi ketika seluruh dunia sepertinya hancur di depannya. Kematian kakak kandungnya yang sangat di sayanginya sangat memukulnya. karena semua itu terjadi karena dirinya. Mengasingkan diri dari keluarganya adalah satu-satunya jalan yang...