6 - Fanboy

191 24 36
                                    

Sudah satu jam sejak Doni makan sate di dalam kamar 2F. Ada Hans yang sedang sibuk bermain dengan si Meong dan Yogi yang sibuk tiduran dengan si Hitam. Rencananya Doni datang ke kosan babeh Taufik itu untuk berkenalan dengan Kevin. Tapi Kevin sedang tidak ada di kosan. Dia sekarang sedang sibuk membantu babeh Taufik di rumah kontrakan. Ada genteng yang bocor, babeh Taufik meminta Kevin untuk naik ke atas dan membetulkannya. Genteng bocor itu tepat di atas kamar Sugeng dan ayahnya.

Setelah berhasil membetulkan genteng yang bocor, Kevin belum pulang ke kosan. Sekarang dia membantu babeh Taufik untuk membetulkan saluran air di kontrakan itu. Sugeng sampai belum mandi hari ini karena tidak ada air. Kevin sebenarnya tidak ahli dalam membetulkan saluran air. Tapi babeh Taufik dengan penjelasannya yang panjang lebar, mengarahkan Kevin sampai akhirnya Kevin bisa membetulkannya. Sugeng pun akhinya bisa mandi dan siap untuk membantu ayahnya yang sudah pergi duluan untuk berjualan sate seperti biasa.

"Bagus euy, Pin! Kamu anaknya rajin. Babeh bangga sama kamu." Babeh Taufik mengacungkan jari jempolnya pada Kevin. Seperti seorang ayah yang bangga melihat anaknya yang menuruti perkataannya. Padahal umur mereka tidak beda jauh.

"Iyeu, terima kasih atuk." Kevin tersenyum malu-malu tapi senang karena bisa menjadi orang yang berguna.

"Betul betul betul. Memang kamu teh Upin Ipin, Pin?" Babeh Taufik membalas panggilan atuk dengan lawakan. Kebetulan nama Kevin itu dipanggilnya Pin mirip dengan Upin dan Ipin. Tapi Kevin tidak mengerti lawakannya. Demi menghargai babeh, Kevin pun memaksakan diri untuk tertawa.

"Hehehe. Betul betul betul." Kevin tertawa paksa.

Sebelum Kevin kembali ke kosan, lagi-lagi ada masalah. Sugeng tidak bisa membuka pintu kamar mandinya. Rupanya pintu kamar mandi Sugeng rusak. Untung saja Kevin dan babeh Taufik masih ada di sekitar kamar Sugeng. Jadi mereka dapat mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam kamar mandi Sugeng. Kevin pun dengan sigap langsung mendobrak pintu kamar mandi itu. Wajah babeh Taufik berubah kaget saat pintu itu rusak, lalu berteriak histeris saat melihat Sugeng yang hanya memakai handuk di bawah perutnya.

"Ih, Sugeng kamu teh ya pakai baju! Mata babeh jadi tidak suci euy." Babeh Taufik menutupi matanya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Sugeng yang tidak mengenakan pakaian, karena dia sedang mandi.

"Sugeng sedang mandi, beh. Apo salahnyo tak pakai baju?" Kevin bertanya dengan logat Minangnya sambil menunjuk ke arah handuk Sugeng.

"Aduh, malu aku. Ojo nunjuk-nunjuk toh mas." Sugeng menahan handuknya agar tidak jatuh. Kemudian Sugeng keluar dari kamar mandi, memakai pakaiannya yang sudah dia siapkan di atas kasur. Babeh Taufik pergi keluar, tapi Kevin masih ada di kamar Sugeng.

"Kalau nak minta tolong, panggil sayeu je mas Sugeng. Nama sayeu Kevin." Kevin bersalaman dengan Sugeng.

"Oh, iyo siap mas Kevin." Sugeng kemudian tersenyum sambil membungkuk beberapa kali ke Kevin.

Ini bukan pertama kali Kevin bertemu dengan Sugeng. Sebelumnya Kevin pernah makan sate bersama Hans dan Yogi. Tapi mereka tidak sempat berkenalan karena ada kejadian menyeramkan waktu itu. Kevin masih ingat dengan Sugeng. Tapi Sugeng lebih ingat lagi sebenarnya dengan Kevin. Dia ingat sekali Kevin dan teman-temannya itu belum membayar sate waktu itu. Ini kesempatan Sugeng untuk menagih bayaran satenya pada Kevin.

"Mas, punten yo. Waktu itu satenya belum dibayar. Bisa bayar sekarang?" Sugeng menadahkan tangan pada Kevin sambil senyum-senyum ramah.

"Bayar apo? Iko Hans yang bayar satenyo." Kevin kembali dengan logat Minangnya, tidak tahu kalau Hans belum membayar sate itu juga.

DaydreamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang