Penggunaan internet di akhir tahun ini kembali membengkak. Petugas IndoHome kembali datang ke kosan untuk membetulkan jaringan yang menurut laporan Kevin, rusak. Padahal seperti biasa, Yogi dan Hans merusak jaringan karena penggunaan internet yang tidak wajar. Maklum mereka berdua sedang tertekan setelah melihat nilai semester satu yang tidak sesuai harapan orang tua mereka. Sepertinya mereka berdua mengalami culture shock dari kehidupan SMA ke kehidupan kuliah.
Ibunya Hans merasa anaknya tak sepintar dulu lagi. Padahal kalau dilihat dari sudut pandang Yogi, Hans mendapatkan IPK yang nyaris sempurna yaitu 3,89. Rasanya Yogi ingin memaki-maki ibunya Hans karena rasa kecewa dengan nilai yang mungkin tidak akan pernah dirasakan oleh Yogi. Ayahnya Yogi jelas kecewa dan wajar saja marah karena Yogi mendapatkan IPK di bawah 3, yaitu 2,99. Hanya butuh 0,01 untuk memenuhi ekspektasi ayahnya.
Kalau Kevin tampak bahagia saja sepanjang hari. Nilai IPK-nya standar saja, masih di atas 3, yaitu 3,01. Ini prestasi luar biasa, mengingat Kevin adalah mahasiswa pertukaran pelajar yang memiliki banyak kesulitan dibanding yang lain. Kevin pun rindu pada kedua orangtuanya di Malaysia. Setiap kali melihat Yogi sedang menelpon ayah dan ibunya, Kevin merasa iri sekali. Tapi Kevin tidak merasa kehilangan sosok sang ayah karena babeh Taufik selalu ada untuknya. Meskipun babeh itu selalu ada saat menyuruh Kevin untuk membersihkan ini dan itu.
"Jangan sedih, Vin. Memang lo ga ada rencana pulang tahun baru ini?" Tanya Hans sambil merangkul bahu Kevin.
"Tak adeu lah. Tak ada uang pun." Kata Kevin dengan wajah murung.
"Di KL bukan, sih? Mau gue temenin balik ga?" Hans menatap Kevin sambil tersenyum.
"Tak usah lah, Hans. Sayeu nak hidup sorang diri, lelaki mandiri." Kevin memaksakan senyum di wajahnya.
"Kalo kangen mah, panggil aja babeh. Ya memang umur kita teh cuma beda dikit, tapi anggep aja babeh sendiri." Babeh Taufik menepuk-nepuk punggung Kevin.
"Cuih." Terdengar suara Yogi dari balik pintu kamar mandi.
"HEH MANEH YOGI KEBIASAAN YA! MAU BABEH DOBRAK PINTUNYA?" Babeh Taufik tiba-tiba jadi emosi.
"Jangan, beh. Pintu rusak, sayeu yang harus membetulkan. Tak mau lah, lelah." Kevin menyengir pada babeh Taufik.
"Nah, eta banget!" kata Hans dengan logat bahasa Sunda yang dipaksakan.
"Ya udah atuh, babeh mau pergi dulu ke kontrakan." Babeh Taufik mengambil sarunganya, lalu dilingkrkan di lehernya.
"Jangan lupa kamarnya diberesin ya ini, Pin." Lanjut babeh sambil menunjuk debu-debu yang mengendap di setiap sudut kamar Kevin.
Setelah babeh Taufik pergi, Yogi pun keluar dari kamar mandi. Gara-gara satu kata 'cuih' yang diucapkan berkali-kali, hubungan baik antara Yogi dan babeh Taufik pun merenggang. Yogi itu sebenarnya sedang bercanda agar dia dapat lebih akrab dengan babeh. Tapi karena raut wajahnya yang sangat datar, membuat babeh salah paham. Apalagi kalau dalam grup chat yang tidak jelas intonasinya, membuat babeh salah mengartikan perkataan Yogi.
"Memang babeh itu gampang marah sih. Lo usil banget dah Yog." Hans mengacak-acak rambut Yogi.
"Kan kamu yang ngajarin." Yogi mengacak-acak rambut Hans. Kevin ingin ikut mengacak-acak rambut, tapi bingung pilih Hans atau Yogi. Akhirnya Kevin mengacak-acak rambutnya sendiri sambil tertawa sendiri juga.
"Kamu teh kesurupan?" tanya Yogi datar saat melihat Kevin.
"Aing maung! Aing maung!" Kevin menirukan adegan kesurupan seperti salah satu acara TV.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daydreamer
FanfictionYou're not a daydreamer~ JBJ dengan cita rasa lokal: Donghan as Doni Taehyun as Taufik Yongguk as Yogi Hyunbin as Hans Sanggyun as Sugeng Kenta as Kevin