Tahun baru adalah saat yang tepat untuk memulai harapan baru. Babeh Taufik melihat catatan keuangan di bukunya dengan senyum haru. Kerja kerasnya selama satu tahun terakhir ini nampaknya membuahkan hasil yang membahagiakan. Pemasukan baru dari Hans, Yogi, dan Kevin memberikan kontribusi besar terhadap penghasilannya dari bisnis kos-kosan. Lalu bisnis kontrakan sendiri semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah orang yang mengontrak karena bertemu dan tertarik dengan Sugeng saat kerja bakti.
Untuk merayakan menuju tahun baru sekaligus merayakan keberhasilan bisnisnya, babeh Taufik mengajak anak-anak kesayangannya pergi ke mall. Siapa lagi kalau bukan Yogi, Hans, Kevin, Doni, dan Sugeng. Tadinya babeh ingin mengajak mereka makan enak, karena kebetulan babeh memiliki voucher dikson makan yang berakhir pada tanggal 31 Desember ini. Tapi saat sampai di mall, babeh tidak jadi mengajak mereka makan karena Hans dan Doni yang sangat suka makan, tiba-tiba harus pamit pergi. Mereka berdua mendapat panggilan untuk pemotretan darurat.
Sementara Yogi jelas tidak tertarik dengan makan gratis itu karena dia orang yang pilih-pilih dalam hal makanan. Karena bukan makanan kesukaannya, walau gratis, Yogi tidak ingin memakannya. Lidah tidak bisa bohong katanya. Kevin sebenarnya siap saja, tapi dia merasa tidak enak jika Yogi tidak ikut makan di saat yang lain enak makan. Lalu Sugeng sudah membawa bungkusan sate di dalam kantong plastik hitam yang dijinjingnya. Sate ayam sisa pembakaran semalam itu dia bawa untuk berjaga-jaga kalau perutnya tiba-tiba lapar. Sugeng tidak mau kejadian waktu konser kembali terulang sehingga dia akan jatuh pingsan lagi karena tidak makan.
"Jadi mau ngapain atuh?" Tanya Yogi pada babeh Taufik.
"Ngapain ya? Babeh oge (juga) bingung ini teh." Jawab babeh sambil menggaruk-garuk perutnya yang buncit. Begitulah, orang yang banyak uang biasanya perutnya semakin mengembung karena kebanyakan jajan. Perut buncit itu tanda kesuksesan orang, semakin buncit perutnya, semakin sukses hidupnya. Tidak juga, itu hanya motivasi dalam diri babeh Taufik yang minder melihat perut datar Yogi, Kevin, dan Sugeng.
"Aku sih opo ae ikut masnya. Aku main ke mall aja iki wes seneng toh." Sugeng tersenyum ramah seperti biasa dengan rona merah di pipinya karena malu-malu.
"Pulang aja weh ya." Yogi sudah malas atau mungkin mengantuk karena matanya tampak segaris sekarang.
"Jangan! Sayeu adeu idea!" Kevin mengacungkan jari telunjuknya ala-ala orang yang mendapat ide dengan lampu bohlam khayalan yang muncul di atas kepalanya.
"Apa cik ide kamu, Pin? Matiin dulu atuh lampunya, hambur (boros) listrik." Babeh seperti menekan tombol untuk mematikan lampu bohlam khayalan Kevin. Lalu lampu itu tampak pada di mata Kevin, memang manusia penuh imajinasi.
"Kiteu karaoke je! Seronok tak?" Tanya Kevin dengan wajah girang sekali. Lagi-lagi kata seronok yang memiliki makna tersirat yang berbeda dalam bahasa Indonesia dan Melayu.
"Seronok, aduh bahaya toh masnya. Aku belum cukup umur toh." Sugeng memegang kerah kaos garis-garisnya, takut dilepas oleh Kevin. Pikiran macam apa ini.
"Seronok itu seru maksudnya. Atuh lah ai mas Sugeng, kesel ih." Yogi menatap sinis Sugeng.
"Hoalah, iku toh maksudnya. Tak kirain opo toh." Sugeng kembali tersenyum ramah.
"Bagaimaneu, beh? Nak karaoke je?" Tanya Kevin dengan penuh semangat.
"Hmm. Oke lah kalau begitu. Oke sip." Babeh Taufik mengacungkan salah satu jempolnya yang disambut dengan pelukan gembira dari Kevin. Yogi hanya menguap sambil mengusap matanya dan Sugeng tersenyum sambil bertepuk tangan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daydreamer
FanfictionYou're not a daydreamer~ JBJ dengan cita rasa lokal: Donghan as Doni Taehyun as Taufik Yongguk as Yogi Hyunbin as Hans Sanggyun as Sugeng Kenta as Kevin