>>°010** That's_You<<

1K 127 4
                                    

'apakah aku mau atau tidak..itu terserah padamu, karna kau sendirilah yang memutuskan..jika memang itu yang akan terjadi. Maka terjadilah.. mungkin semua orang akan menyebutnya sebagai 'takdir.'

'Cinta pertama? Aah terdengar sangat klise. Aku memang pernah beberapa kali berpacaran, tapi..tidak ada yang bisa aku sebut sebagai 'Cinta pertamaku'..

'dahulu, saat aku pindah dari China menuju Korea, ada seorang anak kecil yang memberiku sebuah permen berwarna pelangi, karna aku kehilangan orangtuaku saat di airport.. ia mencoba menenangkanku agar aku tidak terus menangis, lagi dan lagi. Walau aku tidak mengingat wajah dan menanyakan namanya, tapi dia seorang anak kecil pertama yang berani mendekatiku tanpa takut. Ia lucu, tampan dan sangat menggemaskan. Kurasa dia yang terbaik. Dari berbagai anak kecil yang pernah kutemui. Dia terlihat misterius dan hangat dalam waktu bersamaan. Bahkan sampai kini aku selalu mengingatnya. Aku tidak tahu apakah ia ingat padaku atau tidak. Tapi aku pikir, aku akan mengenalinya saat kita bertemu nanti. Seperti 'Takdir'.

*

*

*

*****

Pagi pagi sekali, Irene sudah sangat siap untuk pergi ke perusahaan nya Sehun. Apalagi dari semalam anak itu memang sangat sulit untuk dihubungi. Menjawab panggilannya pun tidak. Maka dari itu, pagi pagi sekali ia sudah tiba di sana. Apalagi ia sangat tahu jika nanti siang sampai sore, Sehun akan ada meeting dengan klien baru. Sehingga tak memudahkannya untuk berbicara bebas mengenai kabar yang disiarkan media itu.

Namun saat sampai didepan ruangan Sehun seorang sekertaris wanitanya menahan kedatangan Irene untuk masuk kedalam ruangan Sehun atas perintah kris. Namun karna terus memaksa akhirnya Irene bisa masuk juga. Namun setelah ruangan itu terbuka, tak ada seorang pun disana.

"Sehun eodiga?" tanyanya sedikit menahan amarah. Membuat sekertaris tersebut menunduk. Tak berani menoleh bahkan menjawab pertanyaan Irene.

"apa kau tuli? Dimana Sehun sekarang? Apa ia sudah memulai meetingnya?" tanyanya lagi tak sabaran. "yaak apa kau.."

Seketika ucapannya terhenti saat melihat sekertaris Won berjalan kearah lift. Hingga tanpa banyak pikir lagi, Irene pergi menyusulnya.

Tapi karna tertinggal dan tak tahu kemana perginya Won, Irene memutuskan masuk kepintu ruang meeting karna dikiranya Won masuk ke pintu itu untuk bertemu Sehun. Karna dilantai tersebut hanya tersisa 3 ruangan penting.

Irene tak peduli jika saat ini ia akan merusak meeting penting Sehun. Yang jelas, saat ini juga ia memang sangat perlu penjelasan.

Sampai akhirnya saat pintu besar itu terbuka dengan gebrakan yang keras, membuat semua yang berada diruangan itu seketika menoleh karna merasa tertanggu.

Dan betapa sialnya irene saat tak menemukan keberadaan Sehun disana. Yang ada hnyalah Kris yang kini terlihat benar benar marah karna Irene merusak pekerjaannya.

Yah, mungkin memang dewi fortuna memang sedang tidak memihak Irene akhir akhir ini sampai akhirnya, membuat masalah maslah kecil seakan bebatuan terjal yang harus ia lewati dan hadapi secepatnya, sebelum bebatuan itu menghancurkannya.

"nona Irene? Kau kah itu?" tanya Kris seraya tersenyum. "apa yang kau lakukan ditempat ini? Kau sedang tidak dalam mode salah ruangan bukan? Apa kau tak tahu bahwa ini ruangan apa?" tambahnya membuat mental Irene seketika langsung breaking down.

"hah? Ahh, geurae.. sepertinya aku memang salah ruangan.. " jawabnya setengah kikuk karna menjadi pusat perhatian. Dan dengan rasa malunya ia berusaha membungkuk memberi hormat sekaligus memohon maaf. Lalu kembali menutup pintunya dengan pelan. Mencoba berjalan dengan tenang menjauhi ruangan itu. Sedikit tersenyum yang tertahan.

Love_Hate. (HunHan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang