Hari ini aku sengaja berangkat ke butik lebih awal. Jam 7 pagi aku sudah sampai diruangaku. Padahal jam 8 Ferre akan menjemputku dirumah tetapi aku menolaknya. Aku hanya ingin Ferre mengungkapkan isi hatinya secara tulus bukan karena paksaan.
Aku rasa para pegawaiku sudah memulai aktivitas mereka. Aku melirik jam dinding yang menempel pada tembok ternyata sudah setengah 9. Ferre saja tidak mencariku itu artinya ia memang hanya main-main dengan semuanya.
Cklek
Pintu ruanganku terbuka dan itu berhasil membuatku melongo. Itu Ferre yang datang dengan tatapan datar dan dingin, dan sialnya aku begitu mencintainya.
"Ngapain lo?" Sengitku layaknya Flo jika marah.
"Ikut gue!"
"Nggak mau."
"Ikut."
"Nggak."
"Ikut gue, Faula!"
"Nggak mau."
Ferre merogoh saku celananya dan ia mengeluarkan korek. "Apa dengan cara ini lo mau ikut gue?" Ancamnya setelah menyalakan koreknya.
Aku memutar tubuhku sambil mengambil tasku.
"Cepat!" Tuturnya
Disimpan kembali koreknya kedalam kantong celananya. Ia mengikutiku dari belakangku. Sampai aku diparkiran, aku tidak melihat mobilku.
"Dimana mobil gue?" Tanyaku menatapnya.
"Gue simpan dirumah." Jawabnya sambil berjalan menuju mobilnya yang terparkir dekat mobilku tadi. "Cepat masuk, keburu macet." Dengan malas aku masuk kedalam mobil.
"Pemaksaan."
Kami sudah sampai didepan gedung cukup megah dan mewah. Tidak terasa mobil sudah berhenti.
"Mau gue kunci didalam?" Ucapnya dari luar mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faula dan Flora [ENDING]
Teen FictionFaula dan Flora adalah saudara kembar. Faula penyuka buku, selalu bersikap tenang. Sedangkan Flora penyuka motor dan memimpin tawuran bersama Gengnya---GCB. Faula pintar, sedangkan Flora bodoh. Faula murah senyum, sedangkan Flora bersikap dingin. Fa...