Dejavu.

3.1K 205 28
                                    

Pagi-pagi aku sudah tidak melihat Ferre diruang TV, aku menghampiri kamarnya pun sudah kosong. Apa mungkin Ferre berangkat pagi-pagi buta lagi seperti beberapa hari yang lalu. Aku melihat bantal yang sudah terlipat rapi diatas bantal, aku menemukan note diatas bantal.



Pagi Faula. Gue udah berangkat dari jam 4. Gue ada meeting untuk film baru. Maaf nggak bangunin lo, gue liat lo nyenyak banget tidurnya gue nggak tega bangunin lo. Makasih untuk bantal dan selimut yang udah menghangatkan tubuh gue. Kemungkinan gue pulang larut malam lagi. Kalau ada apa-apa kabarin gue, jangan takut buat hubungin gue, lo itu istri gue dan gue suami lo. Lo harus ingat itu!!

-Ferre-



Aku tersenyum membaca note darinya. Walaupun hanya begitu, aku merasa Ferre sedikit memberi aku perhatian. Aku segera mandi lalu berangkat ke butik, aku sarapan di butik saja. Hari ini aku juga tidak akan masak, toh jika aku masak siapa yang akan memakannya.



Aku pulang jam 8 malam setelah aku memeriksa beberapa koleksi terbaru yang hampir jadi. Bulan depan koleksi terbaruku akan diiklankan atau diperagakan oleh beberapa model handal. Aku langsung pulang setelah semuanya sudah selesai. Ferre memberi tahu aku jika ia sedang dijalan pulang. Mungkin jam 10 Ferre baru sampai rumah.



Jalanan cukup ramai tetapi aku merasa sedang diikuti seseorang. Aku merasakan dejavu beberapa tahun yang mengakibatkan aku harus kehilangan kembaranku. Aku tidak ada pilihan untuk tidak menelpon Ferre. Alhamdulillah Ferre cepat menjawab telpon dariku.



"Assalamualaikum."



"Walaikumsalam. Re, dimana?" Tanyaku cepat.



"Dijalan, kenapa? Kok panik gitu?"



"Ada yang ngikutin gue, gue takut." Kataku dengan terus menatap kaca arah belakang mobilku.



"Ngikutin gimana?" Tanyanya terdengar panik.



"Seperti dulu, gue takut."



"Jangan takut. Lo dimana sekarang?"



Aku melihat sekelilingku. "Nggak tau ini dimana tapi gue liat ada tugu hijau, Re." Jawabku menjelasakan sekelilingku.



"Oh oke-oke. Gue kearah sana tapi tolong jangan takut. Coba lo cari jalan yang ramai biar gue susul sekarang."



"Iya, jangan lama-lama, gue takut banget."

Faula dan Flora [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang