Selamat Datang Ari dan Flo.

4.1K 183 59
                                    

Dua tahun kemudian....



Setelah terjadi malam panas antara aku dan Ferre, malam aku dan Ferre saling menyerahkan diri. Aku menyerahkan mahkota yang selama ini aku jaga, aku serahkan untuk Ferre---suamiku. Sebelum terjadinya malam panas antara kami. Ferre mengungkap kan semua isi hatinya padaku. Ia mengatakan jika ia sudah mencintai aku. Aku tidak dapat berkata-kata, yang aku lakukan hanya menangis hari dengan senyum yang terus terukir. Ferre memintaku menyerahkan seluruh hidupku untuknya, jelas akan aku berikan dengan senang hati.



Beberapa bulan setelahnya, aku dinyatakan hamil. Dokter memprediksikan jika aku mengandung sepasang bayi kembar, laki-laki dan perempuan. Aku dan Ferre serta keluarga besarku dan Ferre sangat antusias untuk menyambut bayi kembar yang ada didalam kandunganku, terlebih keluarga Ferre, anak yang aku kandung akan menjadi cucu pertama untuk Papah dan Mamah.



Badanku sudah membengkak, aku terlihat gendut sekali. Pipiku terlihat sangat cubby. Ferre selalu setia disampingku saat usia kandunganku masuk bulan ke 7. Ferre mengurangi jadwal syutingnya agar ia tidak menghabiskan waktunya berlama-lama diluar rumah.



Saat ini aku sudah masuk rumah sakit karena aku sudah mengalami kontraksi hebat. Ferre terus menggenggam tanganku erat sambil mengusap rambutku yang terus mengeluarkan keringat dingin.



"Mas sakit." Keluhku.



"Maaf sudah hamilin kamu." Aku tertawa pelan setiap Ferre mengucapkan kalimat tersebut. Terutama Ayah Bunda dan Papah Mamah mereka hanya geleng kepala melihat polosnya Ferre. Terkadang Ayah ikut iseng berkomentar,



"Tanggung jawab lo udah hamilin anak gue!" Komentar Ayah asal.



"Kan udah aku nikahin, Yah." Jawab Ferre polos.



Yang lain ikut tertawa. Andai Flo masih ada disini, pasti ia merasakan hal yang sama seperti aku.



"Aduh perutku." Rintihku.



"Siapkan ruang bersalin, bayinya akan segera lahir."



Dari awal kehamilanku, aku meminta pada semuanya untuk melahirkan secara normal. Pada walnya mereka tidak setuju dengan permintaanku, tetapi aku berhasil meyakinkan mereka.



Ferre masuk kedalam ruang bersalin bersamaku. Ferre tidak ada henti-hentinya menghapus keringatku yang terus keluar, tanganku begitu erat ia genggam. Aku merasakan ada makhluk kecil keluar.



"Alhamdulillah anak pertamanya laki-laki." Ujar suster, aku mengucap alhamdulillah dalam hatiku. Ferre menatapku aku balas anggukan kepala.

Faula dan Flora [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang