Kesibukan Untuk Melupakan.

2.9K 202 30
                                    

Sekarang sudah jam 2 pagi tetapi Ferre belum juga pulang. Aku tetap menunggunya hingga aku tertidur diatas sofa. Aku terbangun saat aku merasa ada yang membopongku. Aku membuka mataku dan ternyata Ferre.



"Ferre." Gumamku, ia hanya mengangguk. "Baru pulang?" Tanyaku.



"Iya." Jawabnya datar. "Lain kali nggak usah tungguin gue pulang. Lo bisa langsung tidur dikamar, badan lo bisa sakit kalau tidur disofa."


"Gua cuma mastiin lo pulang aja."



"Yaudah sekarang lanjut tidur lagi." Suruhnya setelah ia meletakkanku diatas kasur. Ferre kembali berniat untuk meninggalkanku sendiri.



"Lo nggak tidur disini?" Tanyaku sebelum Ferre benar-benar meninggalkanku sendiri.



"Lo tidur duluan aja, gue mau keruang kerja dulu."



"Gue takut tidur sendiri." Lirihku. Ferre membalik tubuhnya lantas ia naik keatas ranjang dan tidur disebelahku.



"Sekarang tidur, gue temenin sampai lo tidur nyenyak." Aku mengangguk dan aku menutup mataku sebelumnya aku sudah melihat Ferre sudah memejamkan matanya dengan tangan ia lipat diatas dadanya.



Dalam keadaan setengah sadar, aku merasa Ferre menggerakkan tubuhnya. Aku tetap pura-pura tidur, benar saja Ferre turun dari kasur, mungkin ia berniat untuk pindah kamar.



Ferre mengusap rambutku lembut. "Selamat tidur dan maaf." Ferre meninggalkan kamar.



FAULA DAN FLORA←



Semalam Ferre tidak kembali kedalam kamar, ia tidur dikamar sebelah. Biarkan saja jika itu yang membuatnya bahagia. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku membuatkan sarapan untuknya. Tetapi sepertinya Ferre belum juga bangun sedangkan aku harus segera ke butik karena ada client yang sudah menungguku.



Setelah semua hidangan selesai disajikan, aku langsung berangkat ke butik tanpa menunggu Ferre bangun dari tidurnya. Aku pergi menggunakan mobil, bukan aku tidak ingin pamit padanya, tetapi aku hanya tidak ingin membuat tidurnya terganggu karena aku.



Sesampainya dibutik ternyata clientku sudah menunggu aku di lobby. Aku sedikit tidak enak karena sudah menunggunya menunggu. Clientku kali ini adalah sepasangan calon pengantin, cowoknya adalah temanku saat dulu sekolah. Aku mengajak mereka keruanganku untuk membicarakan konsep pernikahan mereka.



"Maaf udah buat kalian nunggu lama." Ucapku tak enak hati. Kami duduk di sofa yang ada didalam ruanganku.

Faula dan Flora [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang