Rumah Pohon.

5.1K 279 8
                                    

Faula POV

Jam 14.00

Nunggu Bang Argha jemput lama banget, aku malu diliatin banyak orang. Kalau si Flo sih udah biasa diliatin. Kalau aku sudah minder. Aku hanya dapat menunduk melihat kearah sepatuku dan sepatu Flo bergantian.

"Lo semua nggak usah liatin gue! Gue bukan tulang atau pisang!!"

Itu bukan suaraku. Aku tak akan berani teriak begitu. Itu suaranya Flo, aku sih hanya diam saja. Semuanya tak melihat kearahku dan Flo lagi. Tak lama ada mobil berhenti, supirnya keluar ternyata ganteng banget. Dengan style kaos putih polos dibalut jaket kulit hitam, celana jeans hitam sedikit robek dibagian lutut, sneakers putih dan topi hitam menghadap belakang menambah kegantengannya.

"Lama lo nyuk." Kesal Flo.

Nih supir tak punya sopan santun main cium aja.

"Maaf Adik Abang yang cantik, tadi gue ketemu cewek gue dulu." Ucapnya menyebutkan alasan yang selalu ia ucapkan jika telat menjemputku.

"Hai semua." Sapanya pada semua siswa yang sedang menunggu angkutan di halte. Aku dan Flo bersamaan menepuk jidat.

Malu woy malu

"Hai Bang Argha." Suara cewek-cewek di halte ketika di say hai oleh Bang Argha. Karena jengah melihat tingkah genit Bang Argha, Flo masuk kedalam mobil, akupun menyusul Flo kedalam mobil.

"Duluan ya." Pamit Bang Argha masuk kedalam mobil menyusulku dan Flo.

"Malu-maluin lo bego!" Omel Flo yang duduk disebelah Bang Argha, sedangkan aku dibelakang sendiri.

"Jadi orang itu harus ramah. Mereka ngeliatin gue, ya gue sapa lah. Nggak kayak hidup lo flat." Jawab Bang Argha sambil menyetir mobil menuju rumah pohon.

Sesuai kesepakatan bersama tadi malam. Hari ini sepulang sekolah, aku sekeluarga akan berkunjung ke rumah pohon untuk melihat adik-adik Flo.

"Kayak ada yang ngomong." Desis Flo.

"Katanya Mas Juna yang jemput kita, Bang?" Tanyaku pada Bang Argha.

"Mas Juna bantuin Bunda." Jawabnya tetap fokus pada jalanan dan akupun mengangguk "Ini masih jauh Flo?"

"Nggak kok, tapi mobil nggak bisa masuk, Bang." Jawabnya.

"Jalan kaki dong?" Keluhku.

"Ho'oh"

"Ih pegel"

"Fau, jangan lenjeh deh."

"Bang nanti gendong ya." Pintaku. Dulu saat aku kecil jika aku malas jalan, pasti digendong Bang Argha dan Flo digendong Mas Juna.

"Ogah, kalau lo masih kecil sih nggak apa-apa, sekarang lo pasti udah berat." Tolaknya.

"Gue nunggu Ayah aja biar digendong Ayah." ucapanku saat itu juga Flo memutar tubuhnya kemudian menatapku tajam.

"Lo jalan kaki, nggak ada gendong-gendongan!"

FAULA DAN FLORA←

Flora POV

"Eh itu Mas Juna sama Bunda Ayah." Teriak Fau heboh saat melihat Mas Juna, Ayah dan Bunda sedang menunggu kami. Kita sudah sampai didepan jalan menuju rumah pohon. Si Fau langsung turun berlari kearah Ayah Bunda.

"Ayah Bunda."

"Ini mobil nggak bisa masuk Kak?" Tanya Bunda padaku.

Aku geleng kepala "Nggak bisa Bunda."

Faula dan Flora [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang