Geng Cipok Basah.

7.2K 278 9
                                    

Faula POV

Sebagai anggota jurnalistik lebih tepatnya aku adalah ketua jurnalistik. Aku mendapat tugas dari ketua koordinator jurnalistik untuk mencari info tentang geng troublemaker Mandala Mahesa. Aku harus wawancarai Geng Cipok Basah yang banyak diketahui ketua dari geng itu saudaraku sendiri, kembaranku, Arindha Flora Dhiarakbar. Cewek sendiri dari semua isi geng cipok basah.

Aku bingung bagaimana cara bicara dengannya, sudah seminggu aku diam-diaman. Aku sudah memberi saran agar anggota yang lain saja tapi tak ada yang berani. Lagipula siapa yang berani dengan GCB. Jadi mau nggak mau aku harus turun tangan untuk mencari info tentang GCB.

Demi jurnalistik aku harus menghilangkan sedikit egoku. Aku mencari geng itu, tak mungkin aku cari mereka kekelas. Aku tahu pasti mereka sedang berkumpul di kantin tempat mereka kumpul.

"Flo."

Semua mata anggota GCB langsung tertuju padaku. Flo berdiri didepanku, aku tersenyum kikuk.

"Hai Faula" Aku tersenyum ketika disapa salah satu anggota geng Flo. Lalu Flo menatap anggota gengnya kemudian kembali menatapku.

"Ada apa? Mau nyuruh gue masuk kelas? Gue lagi nggak mood belajar." Ucapnya langsung, aku menggeleng kepala.

"Gue ada tugas dari jurnalistik. Gue mau wawancarain kalian boleh?" Tanyaku sedikit takut.

"Nggak." Telak Flo.

"Ayolah Flo ini demi tugas gue, lupain masalah pribadi kita." Ucapku mencoba memberanikan diri membela diriku didepan gengnya.

"Boleh Fau boleh. Apa mau empat mata aja sama gue?" Goda anggota GCB.

"Diem lo tukul!" Kesal Flo tajam. Mereka mengangguk. Sebegitu takutnya mereka sama Flo. "Untuk apa?" Tanya Flo malas padaku.

"Buat dokumentasi jurnal." Jawabku cepat.

"Bukannya sekolah ini paling anti sama geng ini. Katanya geng ini buat rusuh, buat jelek nama sekolah."

"Itu menurut sekolah bukan menurut anak jurnal." Jawabku cepat. "Geng kalian banyak dicari tau anak sekolah kita" Flo mengernyit keningnya.

"Cari tau? Buat apa?" Tanyanya heran.

"Udah lah Flo. Dia cuma wawancarain kita nggak lebih, sama kembaran sendiri juga lo." Ucap Gading membelaku, anak kelas sebelahku.

"Udin, diem lo!" Omel Flo, Gading berdecak kesal.

"Kalau Flo nggak mau, kita siap." Ucap Gading lagi. Aku tersenyum, aku tahu Flo akan setuju karena banyak temannya yang dukung.

"Berapa pertanyaan?" Tanyanya datar.

"10."

Flo memberi kode pada temannya yang takku tahu namanya ternyata temannya berpindah, dan bangku disebelah Flo kosong.

"Duduk." Suruh Flo sambil menunjuk kursi yang baru saja dikosongkan. Aku langsung duduk disebelah Flo.

"Dipangku sama gue aja sini Fau." Ledek teman Flo.

"Jangan macem-macem lo semua sama Kakak gue. Sentuh gue bunuh!" Ancam Flo sambil menunjuk semua anggota GCB.

Aku menatap Flo tak percaya. Dia mengakui aku sebagai Kakaknya didepan anggota gengnya, bukan hanya 1 atau 2 tapi belasan. Aku tersenyum dalam hati, kalau aku tunjuki senyumku, Flo bisa berubah.

"Cie Kakak Fau." Goda anggota gengnya. Tangan Flo langsung menoyor kepala salah satu anggota gengnya.

"Langsung aja biar lo lenyap dari sini." Ucap Flo sengit, aku mengangguk cepat.

Faula dan Flora [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang