Menangis Bersama.

3.6K 207 14
                                    

Setelah hari kemarin Ito sudah terbunuh dan saat ini mayatnya masih ada dirumah sakit. Hari ini Ayah dan Bunda akan ke panti untuk memberi tau Bunda Ratna, jika anaknya telah terbunuh dan sedang ada dirumah sakit. Aku pun nanti akan kepanti setelah pulang sekolah. Aku sudah beritau Ferre untuk tidak pulang bersama tetapi bukan Ferre namanya jika tidak keras kepala.



"Gue mau ke panti, Re." Kataku dan Ferre hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.



"Gue ikut." Balasnya. "Gading, Raya dan Ranna udah disana."



"Hah!! Ngapain?"



"Disana ada Adik-adiknya Udin."



Sesampainya aku dan Ferre dipanti terlihat ada mobil Ayah, mobil Ranna pun ada disebelah mobil Ayah dan ada motor Gading. Aku dan Ferre memutuskan untuk menunggu Ayah Bunda diluar ruangan milik Bunda Ratna. Tak lama aku duduk bersama Ferre terlihat Ayah, Bunda dan Bunda Ratna keluar ruangan. Bunda dan Bunda Ratna terlihat habis menangis, dipipi mereka masih ada sisa air mata, mata mereka bengkak dan hidung mereka berwarna merah. Aku dan Ferre berdiri dan aku memeluk Bunda.



"Kamu baru sampai?" Tanya Ayah.



"Iya Ayah."


"Faula..." Panggil Bunda Ratna.



"Iya Bunda Ratna?" Jawabku lembut.



"Boleh Bunda peluk kamu?" Tanyanya. Aku menatap Ayah dan Bunda. Mereka mengangguk lantas aku langsung memeluk Bunda Ratna. "Maafkan anak Bunda." Ucapnya sambil menangis.



"Iya Bunda. Udah aku maafin."



"Kamu memang anak baik."



"Yaudah Ayah dan Bunda pergi duluan. Ayah harus kekantor." Pamit Ayah.



"Bunda mau kemana?" Tanyaku.



"Bunda mau ke butik Nenekmu."



"Yaudah Ayah Bunda duluan." Aku dan Ferre mengangguk. "Jaga anak Om, Re."



"Siap BigBoss." Ayah membalas ucapan Ferre dengan tepukan dipundak Ferre. Lalu Ayah dan Bunda pergi meninggalkan panti.

Faula dan Flora [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang