☀️Raka Brengsek

2.7K 351 171
                                    


Dyra : Selama di Laderick udah berapa kali dipukul Pak Haryo?

Darel : Udah sering, jadi males ngitunginnya.

Dyra : Terus lu diem aja waktu dipukul?

Darel : Ya enggak lah (Darel ketawa) kalo dia nonjoknya ke kanan, badan gue pasti gerak ke kanan juga, masa iya dia mukul tapi gue nya diem aja.

Dyra : (Nyubit bahu Darel) Kalo gitu mah, orang gelo juga tau!

Darel : (Masih ketawa)

Dyra : Lu pernah mukul balik dia?

Darel : Alhamdulillah, enggak.

Dyra : Alasannya?

Darel : Karena gue memegang teguh rasa sayang gue ke dia.

Dyra : (Ketawa geli) takut dia pergi ya kalo dikasarin?

***

Jika kebanyakan orang mengawali hari Senin dengan mengeluh dan memasang muka cemberut ketika harus menghadapi rutinitas mereka kembali.

Hal itu berbeda dengan Dyra hari ini ia benar-benar semangat. Mungkin karena gadis itu akhirnya bisa kembali bertemu dengan lelaki yang baru-baru ini berhasil menyentuh hatinya.

Ia memegang tali tasnya sembari berlari dengan senyum yang selalu mengembang di wajah mungilnya.

Setelah tiba di sekolah ia bergegas masuk ke dalam kelas, karena bel berbunyi tepat setelah ia tiba di sekolah.

Tasnya diletakannya di sembarang tempat kemudian dia berlari ke lapangan. Senyum yang terpancar di wajahnya mendadak hilang, digantikan dengan raut kebingungan yang terlihat begitu jelas tergambar di wajahnya.

Rupanya, sudah hampir lima menit matanya menelusuri setiap sudut lapangan tapi usahanya itu sia-sia.

Meskipun sudah berkali-kali ia menjinjitkan kakinya bahkan sempat sesekali melompat-lompat untuk sekedar melihat punggung Darel, namun sosok yang ia cari itu tidak terlihat di tempat seharusnya ia berada.

Bibir gadis itu seketika mengerucut.

"Darel mana ya? Kok gak keliatan?? Apa dia gak masuk hari ini?"

Upacara bendera berjalan sangat hikmat dan di tutup dengan pidato dari kepala sekolah. Setelah itu komando upacara membubarkan barisan, semua siswa meninggalkan tempat mereka dan kemudian masuk ke dalam kelas masing-masing.

***

Hari ini Bu Lastri selaku guru ekonomi tidak masuk. Beliau hanya memberi tugas melalui Yuga selaku ketua kelas.

Suasana sekolah yang tenang seketika berubah kacau ketika tiba-tiba terjadi perkelahian di gudang sekolah.

Beberapa siswa yang ingin tahu pun berlari ke arah ke tempat itu.

Mendapati Darel tidak ada di lapangan saat upacara tadi, Dyra yang merasa kecewa pun lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan membaca beberapa pesan di handphone-nya seolah tidak tertarik dengan kekacauan yang sedang terjadi di luar.

"Yuga!" panggil Kalvin dengan suara lantang. Seketika itu juga beberapa pasang mata langsung menghujam lurus ke arahnya, tak terkecuali Dyra.

"Lu harus ikut gue ke gudang sekarang!!!" lanjutnya yang saat ini berdiri di ambang pintu.

Dari tempatnya duduk, Dyra bisa melihat dengan jelas wajah salah satu teman dekat Darel itu terlihat begitu tegang membuatnya jadi ikut menerka-nerka.

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang