☀️48

1.3K 84 2
                                    

Dyra memutar balik tubuhnya, menatap ke arah pintu.

Walaupun dengan hati yang hancur dan penuh amarah, namun siapa sangka perkataan Deril barusan ternyata berhasil mempengaruhi Dyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun dengan hati yang hancur dan penuh amarah, namun siapa sangka perkataan Deril barusan ternyata berhasil mempengaruhi Dyra.

"Ayah... Seandainya Ayah masih hidup. Pasti sekarang Dyra enggak akan sebingung ini."

Dia menangis dan ingin rasanya bertanya secara langsung maksud dari semua ini.

"Dua hari lagi Darel bakal balik ke Belanda. Dan mungkin ini untuk terakhir kalinya dia ke Indonesia. Gue nggak bohong soal Darel yang kecelakaan dan harus rawat jalan. Luka yang dia alami cukup parah."

Deril mengetuk pintu ketika samar-samar ia mendengar rintihan Dyra. Suara itu terdengar sangat memilukan. Deril jadi semakin yakin jika semua ini masih bisa diperbaiki.

"Dia baru tau kalo sebenernya lu nggak pernah selingkuhin dia. Waktu itu hidup Darel kacau, Disty masih terlalu kecil buat nerima kenyataan sepahit itu. Begitu Darel tau kalo Disty mau nyusulin gue ke Belanda, dia jadi nggak bisa mikir jernih, dan langsung percaya aja kalo lu hianatin kepercayaan dia."

Deril mengepalkan satu tangannya kemudian meninju pintu.

"Darel nggak salah Dyr. Ini semua rencana gue, dan gue juga yang udah nyuruh Darel dateng ke Jakarta supaya gue bisa perbaikin hubungan kalian lagi. Sorry, sorry, kalo gue udah nyakitin lu, gue mau lu cuma jadi milik Darel itu sebabnya gue nggak suka lu deket sama Alan."

Mendengar kalimat jika Darel benar-benar mengalami kecelakaan saat di Belanda membuat jantungnya berdenyut nyeri. Napasnya tercekat menahan sesak di dada.

"Lo tau kan kalo keluarga gue hancur waktu Ibu ninggalin rumah demi lelaki lain? Gue nggak setegar Darel, gue egois dan ninggalin semua beban ke dia. Cuma lu Dyr, cuma lu yang bisa bantuin gue nebus semua kesalahan gue sama dia."

Sebelum pergi, sekali lagi Deril berusaha meyakinkan Dyra.

"Dia bilang ke gue, kalo dia nggak pantes buat cewek sempurna kayak lo. Dia udah terlalu jahat ninggalin lu tanpa pamit, dia juga bilang kalo sekarang lu harus bahagia sama lelaki yang punya kehidupan normal nggak kayak dia." Deril berhenti sebentar, ia berusaha tidak menangis.

"Kalian masih saling sayang, kesalahpahaman yang akhirnya memisahkan kalian. Nggak ada perselingkuhan, nggak ada yang saling benci. Kalian masih bisa perbaikan semuanya."

"Dyra aku kasih kepercayaan sepenuhnya buat kamu. Tapi sekalinya kamu hancurin itu. Berarti kamu udah siap aku tinggal pergi," ucapan Darel itu terngiang-ngiang di pikiran Dyra.

***

Malamnya, Dyra menelepon Kalvin. Dia ingin tahu apa yang telah Kalvin lakukan sampai hubungan dia dan Darel hancur seperti ini.

"Ini gue Dyra. Lu ngomong apa sama Darel sampe-sampe dia mikir gue selingkuh sama Alan?!" seru Dyra di telepon begitu terdengar suara Kalvin.

"Darel? Gue rasa lu masih belum tau kalo..."

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang