☀️24

1.5K 123 2
                                    

Jangan jadi silent readers ya. Please tinggalin komen dan vote kalian ya. Semakin banyak komen semakin cepat cerita ini saya update ☺️

***

Pentas Seni menjadi salah satu kegiatan rutin di hampir seluruh sekolah. Tak terkecuali SMA Laderick.

Setelah sebelumnya Afgan, selesai bernyanyi sekarang tiba saatnya untuk penyanyi papan atas Indonesia lainnya yang akan menghibur siswa SMA Laderick.

Di atas panggung ada sosok perempuan cantik dengan anggun dan lihai menari sambil menyanyi.

Semua pasang mata siswa yang berada di lapangan tempat PENSI itu diselenggarakan terpaku melihat ke satu titik.

Salah satunya ada Madona, dia terkenal tomboy dan jago taekwondo tapi sangka saat Agnes membawakan lagu teruskanlah miliknya Madona terlihat menangis dan itu sukses membuat semua siswa yang melihatnya tercengang.

Ketika semua sudah hanyut dalam lantunan lagu menyayat hati, kini tiba saatnya Agnes menyanyikan lagu kedua.

Seketika suasana berubah, yang tadinya semua siswa terlihat ikut bersedih dengan lagu pertama kini semuanya asik berjoget, ikut bernyanyi, bahkan berteriak memanggil-manggil namanya ketika lagu tak ada logika diputar.

Dyra yang sedaritadi sibuk mencari Darel terlihat murung duduk di pinggir lapangan.

"Sumpah! Semua bintang tamu hari ini keren-keren banget," ucap Celine mengambil posisi duduk di samping Dyra.

Awalnya mereka berdua berdiri di posisi paling depan, Dyra terlihat menikmati saat Afgan bernyanyi, tapi menit berikutnya saat dia sadar belum melihat keberadaan Darel. Dyra memutuskan untuk keluar dari kerumunan siswa yang perlahan-lahan memadati area depan agar bisa sekedar berjabat tangan dengan artis idola mereka.

Ia sudah berjalan ke sana kemari mencari Darel, tapi hasilnya nihil. Sehingga Dyra lebih memilih duduk di pinggir lapangan.

"Lu kok pergi gak ngomong-ngomong sih Dyr?" protes Celine dengan napas masih terengah-engah.

Dyra memaksakan senyum di bibirnya.

"Sorry ya. Abis tadi parah banget sampe dorong-dorongan gitu buat berdiri di depan panggung. Daripada gue gepeng mending gue minggir," ujar Dyra.

"Ya jelas dong. Berdiri paling depan itu keuntungannya banyak. Tadi aja waktu Sheila On 7 nyanyi gue sempet teriak manggil nama Kak Duta. Eh, ternyata dia denger dan senyum ke gue! Ya Tuhan senyumnya manis banget Dyr."

Celine tidak berhenti cerita semua hal yang ia lakukan tadi dan dia bilang Dyra rugi karena cuma nikmatin semuanya dari kejauhan.

"Gue gak terlalu suka desek-desekan lagian juga kalo berdiri paling depan leher gue suka sakit karena harus nengok ke atas mulu," kilah Dyra.

Saat keduanya sedang sibuk berbincang Gaftan menghampiri.

"Kamu di sini ternyata," ucap Gaftan.

Lagi-lagi Dyra memaksakan senyum di bibir mungilnya.

"Bentar lagi aku mau perform, kamu harus berdiri di barisan paling depan, ya." Gaftan mengambil posisi duduk di samping Dyra.

"Sorry, gue gak bisa Gaf."

"Loh,kenapa?"

"Gak papa. Gue gak suka desek-desekan, gue bisa kok ngeliat lu tampil dari sini."

Gaftan menarik napas berat. "Yah, jangan gitu dong, Dyr. Penampilan aku hari ini aku persembahin khusus buat kamu, bahkan aku juga udah pilih lagu yang mau aku nyanyi khusus buat kamu."

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang