☀️46

1.2K 83 2
                                    

Alan berdiri sambil bersandar pada kap mobilnya, matanya menatap ke satu arah. Kemudian matanya beralih menatap arloji silver yang melingkar di tangannya.

Matanya kembali ia alihkan ke arah rumah berwarna putih itu ketika tiba-tiba ada mobil yang datang ke rumah tersebut.

Dari dalam mobil keluar perempuan cantik, rambutnya yang panjang ia biarkan terurai, bibirnya merah merona menambah kesan seksi padanya. Akan tetapi, bukan hal itu yang membuat Alan mematung dengan mata terbuka lebar, dan kedua alisnya pun saling bertautan.

Dia dibuat geleng-geleng kepala ketika melihat Deril keluar dari rumahnya, berlari ke arah perempuan itu, lalu memeluknya, setelah itu perempuan itu pun mendaratkan satu kecupan tepat di bibir Deril.

Pemandangan di depannya membuat Alan mengepalkan tangan kuat. Niatnya untuk mempersatukan Dyra dan Darel pun ia urungkan. Ia memacu kendaraannya dengan kuat dan menerobos semua polisi tidur yang ada di kompleks tersebut.

***

"Darel berubah Cel," Dyra dan Celine sedang berbincang di kursi yang ada di taman kampus.

"Berubah gimana? Bukannya baru kemaren lu bilang kalo Darel masih sama kayak Darel yang kita kenal dulu, kok sekarang tiba-tiba lu ngomong kayak gini?"

"Gue juga nggak ngerti kenapa bisa ngomong begini. Tapi yang jelas hati gue ngerasain sesuatu yang aneh."

"Aneh gimana sih?" Celine membulatkan mata.

"Gue ngerasa ada dua Darel. Gue paham yang gue pikirin ini tuh nggak mungkin, Darel nggak punya saudara kembar jadi mana mungkin. Mana mungkin ada dua orang Darel?"

Dyra menundukkan kepala, ia berusaha menyembunyikan goresan kecil di wajahnya dan juga matanya yang sembab, supaya tidak menjadi bahan perhatian mahasiswa yang berlalu lalang di depannya.

"Nggak mungkin Dyr. Itu semua nggak masuk akal, mana mungkin ada 2 Darel kayak yang lu bilang barusan. Darel nggak punya saudara kembar. Dia cuma punya adik perempuan. Apa yang bikin lu mikir gitu?"

"Tatapan mata dia Cel. Gue kenal banget tatapan mata itu, tapi akhir-akhir ini gue ngerasa ada yang janggal. Kadang dia natap gue penuh cinta tapi terkadang tatapan itu bisa berubah asing, kosong dan bikin gue ngerasa hampa."

"Tunggu... Tunggu..." Celine kembali teringat perkataan Kalvin tempo hari.

"Gue rasa ini semua ada hubungannya sama Kalvin yang waktu itu keliatan nggak suka liat lu baikan sama Darel."

Dyra mengangkat kepalanya, lalu menatap Celine tidak percaya.

"Maksudnya apa Cel?"

"Jadi gini..." Celine menceritakan semuanya pada Dyra tentang apa yang ia dengan dari mulut Kalvin malam itu. Dyra terperangah, satu persatu kejadian yang terjadi selama dua bulan ini berputar di pikiran Dyra. Mati-matian dia mencari kesimpulan dari semua hal yang telah ia lewati itu.

Dyra bingung, apakah selama berpacaran dengan Darel ia tidak begitu mengenal sifat pacarnya itu? Sehingga menyebabkan ia berpikir Darel yang bersamanya di pemakaman adalah orang yang berbeda dengan lelaki kasar yang memukul Alan kemarin malam.

Atau kah sebaliknya? Darel lah yang selama ini tidak mengenal Dyra. Cinta Dyra benar-benar besar untuknya, dan penantiannya selama dua tahun ini sudah cukup jadi bukti. Seharusnya Darel tidak perlu khawatir dan cemburu dengan Alan.

"Kalian di sini rupanya." Alan tiba-tiba sudah berdiri di depan kedua gadis itu.

"Kak Alan," ucap keduanya kompak.

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang