☀️ Masalah Selesai

1.6K 130 28
                                    

Dyra mengangguk, Kalvin pun segera mendatanginya.

"Kenapa, Dyr? Lu gak salah manggil orang, kan?" tanya Kalvin seraya menyandarkan tubuhnya di balkon.

Dyra pun ikut bersandar, sambil menyeruput susu yang tadi baru saja ia beli.

"Enggak, gue gak salah manggil orang."

Kalvin melirik ke arah Darel. Mungkin dia takut temannya itu salah paham dengan apa yang sedang kami lakukan sekarang.

"Tenang aja, Darel gak akan cemburu. Gue ke sini mau tanya sesuatu sama lu."

"Tanya apaan?"

"Lu lagi ada masalah kan sama Celine?"

Kalvin manggut-manggut. "Iya, kok lu tau?"

"Ya, tau lah. Dari tadi pagi Celine keliatan murung banget, tadi gue udah denger cerita versi Celine, dan sekarang gue mau denger penjelasan dari lu," pinta Dyra.

Kalvin bertanya, "emang dia cerita apa ke lu?"

"Celine bilang lu berdua kemaren ribut gara-gara Erin ngajak lu jalan."

Kalvin memutar balik tubuhnya dan kali ini tangannya bersandar pada balkon dengan mata menatap lapangan sekolah.

"Kemaren gue udah bilang ke Celine, gue cuma temenan doang sama Erin. Tapi dia gak percaya dan marah-marah gak jelas."

"Gue paling gak suka dicemburuin. Celine salah banget kalo curiga gue selingkuh sama Erin."

"Tapi kenapa lu gak usaha lebih keras lagi dan buktiin ke Celine kalo yang dia pikirin itu salah. Kenapa lu langsung pergi gitu aja," seru Dyra penuh selidik.

Kalvin mendesah gusar. "Kalo kata Darel, ngejelasin sesuatu ke cewek yang lagi cemburu itu sama aja kayak lu berusaha mecahin gumpalan salju di kutub utara."

Ucapan Kalvin sukses membuat alis Dyra terangkat sebelah. "Maksudnya?"

"Maksudnya, percuma. Percuma lu ngomong panjang lebar, karena gak akan ada habisnya."

"Tapi, kan seenggaknya lu bisa ngehubungin Celine. Bukan malah ngediemin dia seharian," protes Dyra.

"Gue udah coba telpon tapi gak diangkat, gue chat juga gak dibales. Jadi, yaudah sekarang gue pasrah terserah dia maunya gimana."

Dyra berusaha bersikap netral dan berusaha menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka.

Di antara tiga sekawan itu, Kalvin adalah yang paling kalem, dan sedikit cuek. Jadi dia sangat yakin jika Kalvin tidak mungkin bermain api.

"Sekarang gue mau tanya, lu beneran gak pernah jalan sama Erin tanpa sepengetahuan Celine, kan?"

"Beneran, buat apa gue boong. Lagian itu bukan pertama kalinya Erin chat begitu, dan gue bukan satu-satunya orang yang dia ajak jalan."

Dyra melongo sekaligus takjub mendengar ucapan Kalvin. Jadi selain Kalvin masih ada laki-laki lain yang di dekati oleh Erin. Luar biasa Erin ini, pikirnya.

"Hah? Bukan cuma lu? Maksud lu si Erin itu ngajak cowok lain juga?" tanya Dyra mempertegas pernyataan Kalvin barusan.

Lagi-lagi Kalvin mengangguk, lalu memanggil Darel, "Rel, sini bentar deh."

Darel yang mendengar Kalvin memanggil, berdiri dan menghampiri mereka.

"Ada apa nih? Kok mukanya pada tegang banget," celotehnya.

Dyra langsung menatap Darel penuh selidik dan bertanya, "Rel, aku boleh pinjem hp kamu?"

Darel terlihat santai dan langsung memberikan apa yang Dyra minta.

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang