☀️Bantu Temen

1.6K 134 18
                                    

Di dalam kelasnya, Dyra terlihat sibuk mengacak-ngacak tasnya sambil mengeluarkan beberapa benda yang ada di dalamnya.

"Kenapa sih, Dyr? Kok barang-barangnya pada dikeluarin semua?" tanya Celine.

Dyra menggigit bibir dan menatap Celine ngeri. "Gue lagi nyari buku paket ekonomi gue Cel. Perasaan tadi gue bawa deh, kok sekarang gak ada ya."

Hari ini jadwal jam pertama di XI IPS-3 adalah ekonomi. Bu Lastri adalah tipe guru yang terpaku pada buku saat mengajar, sehingga dia akan sangat marah jika tahu ada siswa yang tidak membawa buku saat jam pelajarannya.

"Lu yakin? Ketinggalan di rumah kalik."

Sekali lagi Dyra mencoba mengingat-ngingat. Baru mau melangkah keluar, Bu Lastri sudah masuk dan duduk di mejanya.

Dyra kembali duduk. Pasrah.

"Selamat pagi anak-anak," sapanya membuka pertemuan.

Semua murid menjawab kompak. "Pagi, Bu."

Bu Lastri mengedarkan pandangan matanya, kemudian membuka buku paketnya.

"Sekarang buka halaman 156, materi tentang kebijakan moneter dan fiskal,"
perintahnya seraya memperhatikan gerak-gerik muridnya.

"Oiya, siapa yang hari ini gak bawa buku paket? Coba angkat tangan."

Dyra dan Celine saling lirik, lalu Celine memberi isyarat supaya Dyra segera mengangkat tangan.

"Bu," panggil Dyra seraya mengangkat tangan.

Bu Lastri menoleh dan bertanya, "Iya? Kenapa? Kamu gak bawa buku?"

"Saya bawa Bu, tapi bukunya ada sama Darel," tegas Dyra.

Bu Lastri terlihat bingung. "Darel? Maksud kamu Darel dari IPS-2?"

"Iya, Bu. Kemaren Darel abis minjem buku saya. Dan baru sempet dibalikin sekarang," kata Dyra berbohong.

Sebenarnya pagi ini ketika Dyra dan Darel sampai di sekolah, bel berbunyi sehingga Dyra bergegas masuk kelas dan lupa mengambil buku yang tadi dipegang Darel saat di bis.

Raut wajah Bu Lastri menyiratkan rasa tidak percaya dan Dyra hanya bisa tersenyum. "Oh, yaudah ambil sana."

Dyra menghela napas lega, lalu segera menghampiri kelas Darel. Tapi sialnya di sana ada Pak Robi, yang sedang sangat serius menjelaskan materi.

Kemarin beliau sudah membuat Dyra berhadapan dengan BK. Dan hari ini Dyra tidak mau sampai itu terjadi lagi, ia takut Pak Robi terganggu dan marah kalau seandainya dia nekat mengetuk pintu saat Pak Robi sedang serius mengajar.

Dyra memutar otak lalu berjalan santai di depan kelas sambil melirik ke arah Darel. Tapi, sialnya orang yang dia cari malah tidur badannya menelungkup di atas meja.

"Aduh, malah tidur lagi tuh anak Gimana gue bisa manggil dia coba?" gerutunya.

Sekali lagi, Dyra mencoba berjalan santai di depan kelasnya dan syukur-nya Kalvin melihat. Ia mendekati jendela dan langsung memberi kode pada Kalvin untuk membangunkan teman sebangkunya itu.

Kalvin tersenyum, mengangguk dan menepuk pundak Darel.

Setelah itu Darel melirik ke arah jendela dan langsung permisi keluar saat Dyra memberinya isyarat untuk keluar.

"Kenapa Dyr?" tanyanya dengan posisi tangan menutup mulut karena baru saja ia menguap.

"Belajar wey, di kelas malah tidur," kata Dyra.

Darel tertawa kecil dan bilang, "Siap, Nadyra."

"Oiya, hampir lupa. Buku paket aku ada di kamu, kan?"

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang