☀️21

1.7K 142 14
                                    


Tolong jangan jadi silent readers ya. Please tinggalin vote dan komentar kalian.

Semua siswa di Laderick berkumpul di lapangan dan sangat antusias menyaksikan gladi resik terakhir Gaffy band sebelum penampilan mereka keesokan hari.

Celine yang bosan diam di kelas, mengajak Dyra ke lapangan dan gabung dengan siswa lain.

"Aduh, ngapain sih Cel lu ngajak gue ke sini," protes Dyra pelan.

"Bosen gue di kelas mulu, kalik aja di sini kita bisa liat cogan kan lumayan ngasih vitamin ke mata," ucap Celine.

"Udah sini duduk," kata Celine menarik tangan Dyra dan membuatnya duduk di sampingnya.

"Liat deh." Celine menyenggol lengan Dyra.

"Gaftan ngeliatin lu tuh."

Dyra hanya menatap datar Gaftan, sedangkan yang ditatap tersenyum lebar dan melambaikan tangannya dari atas panggung.

"Cie, yang ditaksir sama Gaftan. Selamat ya," goda Celine.

"Selamat buat apa? Gue gak suka sama Gaftan," sewot Dyra.

"Iya gue tau kok, lu kan sukanya sama Darel. Iya kan Dyr?" ucap Celine.

"Iya dong," tegas Dyra.

Di seberang sana tepatnya di depan kelas XI IPS-2 cowok berkulit putih terseyum lebar menatap dua gadis itu.

"Yaelah, biasa aja dong ngeliatin cewek gue. Celine cantik ya," tutur Kalvin.

Darel terkekeh seraya menggeplak kepala Kalvin.

"Peak! Ngapain juga gue ngeliatin cewek lu."

"He he. Oiya, Lu beneran mau nembak Dyra besok?"

"Beneran lah doain ya."

"Iya."

Darel memperbaiki posisi duduknya lalu melirik Kalvin.

"Oiya, Vin," ucapnya. "Waktu lu nembak Celine ada perasaan takut gak dalam diri lu?"

"Pasti ada lah. Gue takut banget kalo Celine nolak gue."

"Gue juga takut."

"Takut ditolak juga?"

Darel menggeleng. "Terus takut kenapa?"

"Takut makin cinta sama Dyra," jawabnya membuat Kalvin terkekeh sambil menggeleng.

"Dasar. Gue kira takut kenapa."

Mata Kalvin mengerling, kemudian dia tersenyum melihat raut wajah Darel yang begitu terlihat senang.

"Rel." Darel menoleh.

"Lu beneran suka sama Dyra?"

Darel ngangguk-ngangguk sembari menjawab. "Beneran dong, emang kenapa Vin?"

"Gak papa. Gue seneng aja karena semenjak lu kenal Dyra. Lu jadi keliatan lebih bahagia."

"Maksudnya?"

"Selama ini gue lebih sering liat lu berantem daripada senyum," lanjut Kalvin. "Tapi, semenjak lu kenal Dyra. Lu jadi nggak pelit senyum malah kesannya kayak orang gila senyam-senyum mulu."

Seperti biasa Darel menanggapi ucapan Kalvin dengan santai karena sebenarnya semua hal yang dikatakan temannya itu barusan memang benar.

"Lu persis kayak Darel yang gue kenal waktu SMP dulu."

Ketika keduanya sedang asik bicara, Yuga datang dan melempar sekotak susu ke arah mereka.

"Bro," panggil Yuga yang tiba-tiba sudah berdiri di samping mereka.

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang