☀️ Setelah Kamu Pergi

1.6K 115 21
                                    

WARNING!!!

Diharapkan menyediakan tisu, sapu tangan dan mental yang kuat sebelum memaca part ini.

Seperti biasa, saya mau ngingetin jadi lah pembaca yang bertanggung jawab dengan cara tinggalkan vote dan komen jangan jadi sider ya guys ☺️


.
.
.
.
.

Darel.

Jika nanti aku telah lelah menunggu, maka kata terakhir yang aku ingin kamu dengar dariku adalah, terimakasih sudah membuatku menjadi perempuan istimewa karena sempat memilikimu.

***

Dyra dan Darel tidak bisa dipisahkan lagi. Keduanya selalu terlihat menghabiskan waktu bersama-sama kecuali saat jam pelajaran sedang berlangsung, hal itu tentu bukan tanpa alasan dikarenakan Darel khawatir Gaftan akan kembali berulah.

"Makasih ya," tutur Dyra.

"Buat?"

"Karena waktu itu kamu nggak gunain kekerasan buat nolongin aku."

Sebenarnya waktu itu setelah ia tahu jika Gaftan membawa Dyra secara paksa. Darel bertekad akan langsung menghajar Gaftan habis-habisan, jika perlu ia juga akan mematahkan tangannya yang sudah sangat berani menyakiti Dyra.

Namun, tiba-tiba saja terlintas di benak Darel jika ia pernah berjanji di hadapan Hana dan Dyra jika dia tidak akan pernah lagi terlibat perkelahian baik di sekolah maupun di luar. Sehingga hal itu membuat Darel menempuh jalan lain yaitu melaporkan hal itu pada Pak Haryo.

"Bokap pernah bilang, janji seorang lelaki itu harga mati," jawab Darel.

"Maksudnya?"

"Maksud aku, sebagai lelaki kalo kita udah buat janji ya harus ditepatin apa pun yang terjadi kedepannya nanti." Dyra manggut-manggut sembari tersenyum lebar.

***

.
.
.
.
.
.
.

Setahun berlalu, hubungan keduanya masih baik-baik saja dan semakin hari cinta mereka pun tumbuh semakin besar. Hampir setiap hari keduanya mengunjungi Hana dan bersama-sama merawatnya. Tapi hubungan yang mereka bina itu terpaksa kandas di tahun kedua, ketika semuanya perlahan berubah.

Berawal dari Dyra yang sangat sibuk dengan rutinitas belajarnya, seperti pelajar SMA lainnya ketika memasuki semester 2 di kelas 12.

Semua siswa berlomba-lomba berusaha menempuh segala cara demi mewujudkan keinginan mereka lulus Ujian Nasional dan bisa melanjutkan kuliah di universitas impian.

Begitu pun dengan Dyra, dia benar-benar sibuk menyiapkan diri untuk menghadapi tes masuk universitas negeri.

Setiap harinya hampir semua waktunya ia habiskan di tempat les sehingga tidak ada waktu untuknya menghabiskan waktu dengan Darel.

Hari demi hari berlalu, komunikasi antara keduanya pun tidak se-intens dulu. Setiap kali Darel mengirim pesan Dyra baru membalas keesokan harinya.

Kedatangan Darel yang rutin ke rumah Dyra setiap malam Minggu terabaikan tanpa Dyra sadari membuat Darel terluka. Telepon-telepon masuk dari Darel pun juga seperti tidak pernah disadari Dyra.

Bahkan yang lebih parahnya lagi untuk bertemu dan jalan berdua saja sudah tidak pernah mereka lakukan selama tiga bulan terakhir.

Darel sangat mengerti situasi Dyra, ia selalu berusaha tidak banyak menuntut.

Wachten / Menunggu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang