Bagian 11 : Guru Baru

1.2K 47 1
                                    

"Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,agar mereka mengerti perkataanku, (Q.S Thaa Ha 20 : 25-28)"

Jika takdirku telah di tentukan olehmu ya Allah maka akan ku terima semua ketentuan yang telah engkau tetapkan, dan jika takdir cintaku cukup sampai disini maka aku juga akan mengikhlaskannya, aku yakin akan ada hal yang lebih indah yang telah engkau tetapkan untukku. Lapangkanlah dadaku untuk mengikhlaskan dirinya, kuatkan lah aku agar aku dapat tersenyum melihat kebahagiaan dirinya dengan yang lain.


-Tania
Perbedaan waktu antara indonesia dengan kairo membuat tania begitu lelap dalam tidurnya hingga ia tak menyadari bahwa sang fajar mulai muncul menggantikan sinar sang rembulan.

"Tania .... bangun ..." teriak yusuf sambil menepuk kedua pipi tania

"Aduhh ... sakit ...." ucap tania yang perlahan lahan mulai membuka matanya

"Bangun ini udah waktunya sholat subuh" ucap yusuf yang mencoba mengangkat tania dari tempat tidurnya dengan menarik kedua tangan tania.

"Ihhh ka yusuf, tania bukan anak kecil" teriak tania yang memberontak

"Yaudah bangun sholat" ucap yusuf yang berada tepat di depan tania

"Iya ka, ko di jam tania masih tengah malem ya??" Tanya tania dengan polosnya sambil mengecek hp miliknya

"Woyy ... ini tuh di kairo bukan di indonesia, ada perbedaan waktu selama 5 jam" jelas yusuf

"Oh iya ya ... tania lupa" ucap tania sambil menepuk keningnya dengan lembut lalu tertawa

"Ehh malah ketawa cepet siap siap terus sholat"

"Iya ka yusuf"

"Kamu mau ikut kakak gak ke masjid yang kemarin itu lohh??"

"Gak ah ka, tania mau di rumah, lagian sebagai laki laki itu wajib untuk sholat subuh di masjid"

"Iya lah, yaudah kamu harus segera sholat dan masak makanan buat kakak ya" bujuk yusuf sambil melihat wajah tania yang menatapnya dengan tajam

"Tania harus masak apa sih ka ??" Tanya tania

"Kamu bawa tempe pesenan kakak kan?" Tanya yusuf yang menatap tania dengan serius

"Iya tania bawa ko kak"

"Yaudah di masak donk, udah ya kakak mau ke masjid dulu" ucap yusuf yang segera meninggalkan tania yang masih berada di atas tempat tidurnya

Tania berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu setelah selesai berwudhu tania kemudian bercermin dengan cermin yang berada di samping tempat tidurnya.

"Biarkan waktu berjalan sesuai dengan rencananya, jika benar waktu dapat mengobati semua luka, maka waktu akan mengobati luka yang ada dalam hatiku ini??" Ucapnya sambil bercermin di samping tempat tidurnya lalu berjalan untuk menunaikan sholat subuh setelah selesai tania kemudian keluar dari kamarnya menuju jendela di dekat pintu keluar rumahnya.

"Matahari sudah ingin terbit lebih baik hordengnya aku buka saja" ucapnya sambil tersenyum dan dengan segara berjalan menuju jendela tersebut lalu tania segera menyikap hordeng di jendela rumahnya.

"Assalamu'alaikum" terdengar ucapan salam dari belakang pintu

"Wa'alaikumus salam" jawab salam tania sambil menarik gangang pintu rumahnya dan melihat yusuf yang berdiri di belakang pintu

"Buka pintunya lama banget sih?" Ujar yusuf yang melangkah masuk ke dalam rumahnya

"Semua itu butuh kesabaran ka" ucap tania yang sambil menutup pintu rumahnya

Ku Sampaikan Cinta Ini Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang