Sinar sang mentari kini telah terbit menggantikan sinar sang rembulan yang begitu menenangkan. Tak terasa sudah memasuki 2 bulan usia pernikahan tania dan ahmad, saat ini mereka terlihat sangat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
"kamu ingin sarapan apa?" tanya tania yang menghampiri ahmad
"aku ingin nasi goreng spesial, pake baso, ayam, dan cintamu" ucap ahmad yang membuat tania tertawa
"makan cinta emang kenyang?" tanya tania dengan menunjukkan senyum sinisnya itu
"enggak sih, tapi kalo makannya sama kamu di jamin kenyang" ucap ahmad yang kembali membuat tania tertawa
"udah-udah, sana kerjain kerjaannya" ucap tania yang segera kembali ke dapur
Tania segera memasak makanan yang diminta ahmad, tak perlu waktu lama masakan taniapun sudah selesai dimasak dengan segera tania membawa masakannya ke hadapan ahmad.
" wihhh enak nih " ucap ahmad yang segera mengambil makanan itu dari tangan tania
"awas panas, hati – hati " ucap tania yang duduk disamping ahmad
"Assalamu'alaikum tania.. ahmad" ucapan salam dari fitri lalu segera masuk kedalam rumah tania dan ahmad
"wa'alaikumussalam, ada apa fitri?" tanya tania yang segera menghampiri fitri
"tania, ahmad aku pamit ke arab yah" ucap fitri yang membuat tania kaget
"kenapa secepat itu, bukan kah pernikahannya masih 3 bulan lagi?" tanya tania dengan menatap lekat ke dua mata fitri
"aku tau, tapi kondisi ayahku yang memaksaku harus segera kesana, kau tau kan ayah mengidap penyakit yang parah, disana akan di lakukan operasi besar dengan alat alat yang canggih" jelas fitri dengan berlinang air mata kemudia memeluk tania
"yaudah kalo kaya gitu, baiklah hati-hati dijalan, bilang sama ustadz fikri tania minta ustadz fikri jagain sahabatnya, kamu yang kuat yah" ucap tania sambil memeluk fitri
"hati-hati di jalan fitri, semoga ayahmu cepat sembuh" ucap ahmad sambil mendekati mereka
"Aamiin, terimakasih ustadz ahmad dan tania, aku permisi yah" ucap fitri yang segera meninggalkan rumah ahmad dengan berlari
"aku sungguh tak tega melihat fitri" ucap tania dengan air yang menggenang di kedua matanya
"kita do'akan saja" ucap ahmad yang berusaha menenangkan tania
"yaudah kita lanjut makan yah" ucap ahmad untuk menghibur tania
****
Matahari sudah bergerak naik, ahmad segera pergi untuk mengajar di pesantren meninggalkan tania sendirian di rumah.
"Assalamu'alaikum taniaaaa" ucap ali sambil mengetuk pintu rumah tania
"wa'alaikumussalam ka alii" seru tania yang berjalan untuk membukakan pintu
"ayo masuk ka ali" ucap tania yang mempersilahkan ali untuk masuk kedalam rumahnya
"gak usah tania, ali Cuma bawain bawang nih dari umi ahmad katanya buat persediaan kamu masak" jelas ali sambil menunjukkan karung yang terlihat besar dan berat
Tapi entah kenapa tania merasa mual mencium aroma dari bawang merah yang menyengat, tania pun segera ke kamar mandi
"'tania kamu kenapa?" tanya ali sambil mengetuk pintu kamar mandinya
"gak apa-apa ka ali tania hanya mual sedikit ko" jelas tania
tak lama keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat sambil memegang kepalanya, tania merasa sangat pusing tak lama kemudian tania tidak sadarkan diri dihadapan ali
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Sampaikan Cinta Ini Dalam Do'a
RomanceAku Mencintaimu dalam untaian do'a do'aku. Meskipun pada akhirnya kita terpisah dan aku hanya akan hidup dengan kenangan yang telah kita lukis bersama namun aku tetap akan mencintaimu dalam setiap do'aku.