Bagian 12 : Masa lalu sang kakak

918 35 5
                                    

Hari demi hari ku jalani dengan ikhlas
Ikhlas untuk mencintaimu dengan cara melepaskanmu..
Detik demi detik berganti namun luka ini tak kunjung sembuh ...
Aku hidup namun terasa mati tanpa mu ...
Aku berjalan namun tak tau kemana jalan yang akan kutuju...
Senyum, canda dan tawamu selalu membekas dalam hati membukus luka ini ...
Aku merindukan senyum, canda, dan tawamu ...

Ketika kerinduan menyapa ku dan menusuk kedalam hati ini membuat ku tersiksa tanpa kehadiranmu ....
Ketika hati ini terlalu berharap dan terlalu mencintaimu maka hati ini begitu tersakiti karena kepergianmu ...

-Tania
Haripun berganti semua terasa berbeda ada hilang dari diri tania ada senyum yang menyembunyikan kesedihan ada tawa yang menyembunyikan tangisan dan ada canda yang menyembunyikan sebuah luka. Tania segera bangun dari tempat tidurnya lalu segera berwudhu untuk melaksanakan sholat subuh, setelah melaksanakan sholat subuh tania segera membereskan tempat tidurnya lalu pergi ke ruang tamu untuk membereskannya.

"Uluh uluh adikku sudah bangun " ledek yusuf yang datang lalu segera duduk di sofa ruang tamu

"Ihh kakak kan lagi tania bersihin nanti berantakan lagi " kesal tania dengan memasang wajah cemberut

"Kan nanti juga ada yang beresin lagi" ucap yusuf sambil tertawa

"Ketawa aja terus sampe puas" ucap tania dengan kesal lalu pergi menuju dapur meninggalkan yusuf yang tengah duduk di sofa

"Yahh ada yang ngambek " ledek yusuf sambil berjalan menuju dapur

"Gak tuh" ketus tania yang masih kesal sambil memotong sayuran

"Yaudah kakak mau pergi ke kantor dulu yah nanti kakak pulang cepat dan nanti sore ustadz datang untuk mengajarimu nanti juga sekalian kakak beli buku buku untuk kamu" ucap yusuf lembut dengan menatap kedua mata tania yang indah

"Oke makasih yah ka"

"Gak usah makasih " ucap yusuf yang langsung mencubit pipi tania

"Kakak!!!!" Teriak tania dengan menodongkan pisau ke arah yusuf

"Ampuni aku" mohon yusuf yang segera menyatukan kedua telapak tangannya

"Makanya jangan iseng sudah sana pergi!!"

"Kau mengusirku??"

"Gak tau"

"Yaudah kakak pergi dulu yahhh dadah gendut" perkataan terakhir yusuf yang membuat tania marah lalu berlari mengejar yusuf dengan membawa pisau yang ada di genggaman tangannya, dengan segera yusuf menutup pintunya

"Ishhh..." keluh tania yang berusaha membuka pintunya, setelah lelah berusaha membuka pintunya taniapun kembali ke dapur untuk melanjutkan memotong sayuran.

******


Waktu berganti begitu cepat namun tania tak merasakan hal tersebut karna kesibukannya yang padat untuk membereskan rumah yang baru saja ia tempati, tempat demi tempat, sudut demi sudut ia bersihkan dengan teliti agar tiada sampah dan debu yg tersisa.

"Tinggal kamar kakaku" ucap tania, lalu dengan perlahan tania membuka pintu kamar kakaknya. Dengan sangat hati-hati ia mulai membersihkan semuanya mulai dari membereskan tempat tidur, hingga membersihkan debu-debu dan baju di lemari. Setelah ia membereskan lemari sang kakak taniapun beranjak untuk membereskan meja yang berada di sebelah tempat tidur sang kakak, tania membuka laci demi laci untuk membersihkannya.

"Tinggal laci terakhir nih, uhh lelehnya " ucapnya sambil tertawa lalu ia membuka laci tersebut dengan perlahan ia melihat di dalam laci tersebut ada sebuah mahkota yang tebuat dari batang pohon kering dan bunga-bunga yang sudah terlihat layu, mahkota tersebut di bungkus menggunakan plastik

Ku Sampaikan Cinta Ini Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang