Bagian 26 : Aku sampaikan cinta ini dalam do'a

159 5 1
                                    

Aku mencintaimu hingga maut memisahkan, tak ada yang bisa
memisahkan kita kecuali sang pemilik hati..
Kini Allah telah mengambilmu dariku, setiap tetes air mataku tak akan mungkin mengembalikanmu ..

Hari demi hari silih berganti kandungan tania semakin membesar namun tania tetap kekeh ingin bersama ahmad ke kuburan kakeknya, dan dengan terpaksa ahmad mengizinkan hal itu. Tepat pukul 6.30 mereka sudah ada di terminal bus untuk pergi ke kampung halaman kakek ahmad.

"perasaan tania gak enak" keluh tania

"cuma perasaan kamu aja kali, kan kamu lagi hamil" sahut ahmad tanpa menghiraukan ucapan tania.

Setelah bus datang mereka segera menaiki bus tersebut dan berjalan menuju makam kakek ahmad, di setiap perjalanan tania hanya terfokus pada ahmad.

"rasanya aku sangat merindukanmu" ucap tania yang tengah bersandar di bahu ahmad sambil memegang tangannya

"aku di sampingmu dan akan selalu begitu" jawabnya

"tapi aku merasa kau akan jauh dariku" sahut tania yang segera menatap mata ahmad

"hai, kamu ini kenapa, dengarkan aku baik-baik sayang, aku akan berada di sampingmu jika tidak, ada putra kita yang akan menjagamu dengan baik" jawab ahmad sambil mengelus lembut pipinya

Dengan air mata menggenang di matanya tania hanya mengangguk, ia menyembunyikan rasa cemas, gelisah dengan sebuah senyuman palsu

Setelah sampai mereka segera berjalan menuju makan kakek, sama seperti di bus, tania terus memandangi wajah ahmad dan sese kali ahmad mengusap wajahnya sambil tertawa. Tak butuh waktu lama mereka sampai di makan kakek dengan berjalan kaki, karena makam kakek tak jauh dari tempat ahmad turun tadi, setelah sampai mereka segera membacakan do'a untuk kakek ahmad.

"Assalamu'alaikum kakek, aku sangat merindukan kakek, rasanya ingin sekali aku memeluk kakek, lihat aku membawa istriku dan cucu kakek" ucap ahmad dan tania hanya tersenyum, lalu membacakan do'a.

"kami pamit pulang yah kakek, do'akan tania agar persalinannya lancar" sambung ahmad setelah selesai membacakan do'a

Mereka segera meninggalkan pemakaman, di tengah perjalanan tania merasa haus dan lapar sekali. lalu mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu di sebuah warung makan.

"kamu pesan apa?" tanya ahmad

"terserah kamu aja" jawab tania

"yah,, kata terserah itu ambigu dan sulit di mengerti, nanti kalau aku beliin ini salah itu juga salah" kesal ahmad yang di balas oleh tawa tania

"beneran apa aja yang kamu suka" jawab tania lalu tersenyum manis di hadapan ahmad.

Ahmadpun segera memesan makanan, tak perlu menunggu lama makananpun segera sampai di meja mereka. Dengan lahap ahmad memakan makanannya, namun tidak dengan tania, tatapan matanya mengisyaratkan kerinduan yang mendalam, air menggenang di kedua matanya.

"kamu kenapa?" tanya ahmad dengan mengelus lembut pipi kekasih hatinya itu.

"aku baik ko, yaudah aku abisin makan dulu yah" jawab tania dengan menunjukkan senyumnya.

****

Senja mulai menyapa, teriknya sinar sang mentari berganti dengan ketenangan dari sinar sang rembulan. Ahmad dan tania sudah berada di dalam bus untuk pulang ke pesantren, di perjalanan tania terus mengenggam tangan ahmad dengan erat seraya menyandarkan kepalanya di bahu lelaki yang selama ini ia kagumi. Di tengah perjalanannya di saat tania ingin terlelap tidur di pelukan hangat sang suami, bus mereka melewati tikungan tajam dan hilang kendali, tania merasa begitu ketakutan, dan rasa gelisah yang menyelimuti hatinya, tania terus memandangi wajah indah sang suami yang berusaha menenangkannya. Ahmad terus melindungi tania dan bayinya, hingga pada akhirnya bus yang membawa lebih dari 28 penumpang itu miring dan jatuh di sisi kanan, yah sisi kanan tempat ahmad duduk. Saat itu pandangan tania berubah menjadi gelap, ia hanya mendengar suara ambulance dan warga yang berusaha menyelamatkan penumpang yang terjepit.

Ku Sampaikan Cinta Ini Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang