Bagian 18 : Pertemuan Kedua Belah Pihak

527 21 1
                                    

Aku ingin bersamamu disetiap langkah didalam hidupmu, aku ingin selalu berada disampingmu dalam suka maupun duka, maka izinkanlah aku menjadi seseorang yang mengenggam erat tanganmu saat kau terjatuh dan menjadi orang yang pertama kali memberikan sebuah senyuman saat kau Berjaya

Sinar sang Mentari mulai menyilaukan mata terlihat kesibukan di kamar nomor 21, karena hari ini umi Tania diperbolehkan untuk pulang, Tania sibuk membereskan pakaian uminya sedangkan yusuf sibuk mengurus Administrasi Rumah sakit, disisi lain ahmad, fikri dan aisyah juga sedang sibuk membereskan barang-barang mereka karena mulai hari ini kontrak kerja mereka telah habis, setelah mereka selesai membereskannya mereka segera menuju kamar nomor 21 untuk menjemput keluarga Tania kepesantren dan membicarakan tentang Ahmad dan Tania

"kita kesana naik apa?" Tanya aisyah yang tengah memegang beberapa file miliknya

"naik odong-odong" ledek fikri

"ih aisyah serius tau" kesal aisyah

"kita naik 2 taxi" sambung ahmad yang ikut membantu membereskan pakaian umi Tania dan merapikan kamar tersebut

"uhhh aisyah kangen ka ali deh, dia gimana yah makin end...u..t Gak yah" ucap aisyah

"jangan gitu aisyah" sahut fikri

"iya-iya maaf" ucap aisyah

Tak lama yusuf masuk ke dalam kamar lalu dengan segera membawa beberapa koper untuk dimasukkan kedalam taxi diikuti oleh ahmad, fikri, Tania, aisyah dan umi abi yusuf, merekapun segera masuk ke dalam taxi, Tania, umi abi dan yusuf berada di taxi pertama sedengkan aisyah, fikri dan ahmad berada di taxi ke 2, kedua taxi tersebut berjalan beiringan. Didalam taxi Tania hanya termenung dan memandang sekililingnya, memandang sesuatu yang amat ia rindukan, kini kerinduan, dan penantiannya sudah berakhir kini semua do'a tlah terjawab, sebuah keinginan kini terwujud, kini tak ada lagi sebuah air mata yang ada hanya senyuman manis nan indah serta tatapan mata yang penuh dengan kebahagiaan dari keduanya

Tak lama taxi merekapun sampai di pesantren, ahmad segera turun dan memberi pertanda kepada satpam untuk membukakan pintu gerbang pesantren, betapa gembiranya Tania air matanya kini menandakan kebahagiaan yang tak terucap, ia kembali melihat pesantren yang dulu ia tinggalkan. Setelah satpam membukakan pintu taxi mereka segera menuju kedalam pesantren dan berhenti di halaman pesantren di tempat yang sama saat Tania meninggalkan pesantren.

"yusuf keluar dulu yah mau ngambil barang-barang kita dulu" ucap yusuf yang segera membuka pintu mobil dan berjalan ke bagasi untuk mengambil koper dan barang-barang lainnya, lalu diikuti Tania umi dan abi yang keluar dari taxi

"umi ayuk kita segera ke rumah ahmad" ajak aisyah yang segera berjalan menuju tempat Tania, umi dan abi berada

"iya mi, biar umi gak terlalu lama berdiri kan kakinya masih sakit" bujuk Tania

"umi tunggu kalian aja yah, biar bareng-bareng" ucap umi Tania

"yaudah kalo umi maunya kaya gitu" ucap aisyah, setelah mereka selesai membereskan barang-barang merekapun segera berjalan ke rumah ahmad, indahnya pemandangan pesantren membuat siapapun tak akan bosan untuk memandanginya termasuk Tania, ingatannya kembali membawanya ke masa lalunya,

"mad sudah banyak pembangunan yah" ucap yusuf

"iya ka yusuf apalagi di bagian santriwati" jelas ahmad sambil menunjuk kawasan santriwati

"hmmm iya sih" ucap yusuf

"Tania liat itu" ucap aisyah yang membangunkan Tania dari lamunannya

"apaan?" Tanya Tania dengan heran

Ku Sampaikan Cinta Ini Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang