Rembulan mulai bersinar dan angin berhembus kencang santri dan santri wati baru saja melaksanakan shalat isya berjamaah di pimpin oleh ustadz fikri mereka bertiga menuju kamar mereka
"Assalamu'alaikum" salam dari ustadz fikri yang datang bersama dengan ustadz ahmad yang menemui mereka saat hendak masuk kedalam kamar mereka
"Wa'alaikumus salam" jawaban salam mereka bertiga
"Fitri ada telfon dari ayahmu" ucap ustadz fikri
"Iya ustadz" jawaban singkat dari fitri yang tak biasanya fitri menjawab pertanyaan dengan singkat
Mereka semua menuju ke ruang tata usaha tania dan aisyah pun ikut menemani fitri dan berdiri di samping sahabatnya.
"Hallo pah" ucap fitri tanpa memberikan salam terlebih dahulu sambil memegang gagang telfon jadul milik pesantren
"Hallo sayang" ucapan dari ayah fitri yang terdengar cemas
"Ada apa pah, mengapa papah terdengar cemas" ucapan fitri yang membuat kedua sahabatnya pun ikut cemas
"Ibu .... muuuu naak"
"Ada apa dengan ibu pahh, jangan buat fitri khawatir pahh" ucapan fitri tania dan aisyah mendekati fitri sambil mengelus pundak sahabatnya
"Ibu mu meninggal karena jatuh dari tangga " ucapan ayah fitri yang membuat tubuh fitri bergetar dan lemas dan jatuh ke samping kanannya aisyah yang berada di samping kananya segera menangkap tubuh fitri yang hampir jatuh tania pun dengan sigap mengambil telfonnya yang hampir terjatuh
"Hallo" ucapan tania karena tidak terdengar suara dari telfon tersebut
"Ibumu meninggal nakkk" ucapan ayah fitri yang membuat air mata tania menetes deras tania menoleh ke arah fitri yang di bopong aisyah menuju soffa di samping pintu karena keadaannya yang pingsan
"Fitri tapi kamu tidak usah pulang nak, papah akan mengurus semuanya disini, tetap belajar yah disana, do'akan ibumu nak " sambung ayah fitri yang segera menutup telfonnya tania segera menghampiri fitri yang masih setia dengan pingsannya dan memeluknya dengan erat
"Tania ada apa??" Tanya aisyah yang masih bingung dengan keadaan kedua sahabatnya
"I..bu.. fi..tri me...ninggal " jawab tania sambil menangis dalam pelukan fitri yang masih pingsan
"Innalillahi wainailaihi roji'un" aisyah segera memeluk fitri dan menangis
Ruang tata usaha yang kosong di karenakan semua ustadz dan ustadzah sudah memasuki kamar mereka masing masing tangis mereka berdua memecahkan keheningan di ruang tata usaha yang hening.
"Tania, aisyah ibu ku " ucap fitri yang tersadar dari pingsannya
"Fitri kamu yang sabar ya aku mengerti penderitaanmu" ucap aisyah yang ingin membuat fitri sedikit lebih tenang
"Kamu gak akan mengerti aisyah"
"Kamu lupa fitri aku juga sudah kehilangan ibuku, bukan hanya ibuku tapi juga ayahku" ucap aisyah
Tangis fitri semakin menjadi jadi tania dan aisyah berusaha menenangkannya namun sangatlah sulit
"Fitri kita kekamar yuk" ajak tania
"Iya fitri kita ke kamar aja" ucap aisyah yang masih dalan aktivitasnya tadi
"Aisyah kamu harus segara menghubungi ustadz ahmad di rumahnya aku akan membawa fitri ke kamarnya" ucap tania yang segera membawa fitri ke dalam kamar
Aisyah berlari menuju rumah ahmad yang masih dalam lingkungan pesanten
Tok.. tok ...tok suara ketukan pintu ahmad"Assalamu'alaikum ustadz ahmad" teriak aisyah di depan rumah ahmad
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Sampaikan Cinta Ini Dalam Do'a
RomantizmAku Mencintaimu dalam untaian do'a do'aku. Meskipun pada akhirnya kita terpisah dan aku hanya akan hidup dengan kenangan yang telah kita lukis bersama namun aku tetap akan mencintaimu dalam setiap do'aku.