•Author pov•
Semua relasi menua. Semua relasi merenggang,kemudian terpisah. Jika seseorang bilang ia tidak akan pernah bosan,jangan dengarkan. Dia manusia,jadi dia pasti akan bosan. Semuanya hanya masalah waktu saja.
Seperti hal nya Jack.
Arasely memandangi ponsel nya yang baru saja terisi penuh dayanya. Semua notifikasi yang terlihat hanyalah dari instagram dan youtube. Tidak ada satupun panggilan yang mist saat ia tak sadarkan diri selama dua hari. Apa Jack tidak mencarinya sama sekali?
Wanita menyedihkan yang tidur selama dua hari di Ridgemont Apartment dengan orang asing itu menimbang-nimbang,harus menghubungi duluan atau tidak. Pasalnya,dia terlalu malu untuk meminta perhatian yang lagi-lagi tidak mungkin diberikan oleh calon dokter kandungan itu.
Tunggu,apa menghubungi pacar harus selalu minta perhatian?
Arasely mengetik teks sedikit panjang dan menghembuskan napas panjang sebelum meng-klik send.
To: Jack
Hai Jack. Masih sibuk?
Terimakasih telah membiarkan orang asing yang menolongku,dan terimakasih pula telah memperlakukanku dengan baik di masa lalu.Kemudian tangannya bergerak lagi pada layar ponselnya.
Haruskah kita berakhir?
Setelah itu,semua suara terdengar semakin keras. Terutama suara jam dinding hitam Arasely. Dia merasa begitu bodoh karena mengatakan hal yang membuat dirinya sendiri sakit.
'Memangnya lima tahun itu sebentar?',keluhnya dalam hati.
Karena tuan dokter yang sibuk itu tak kunjung membalas pesannya,akhirnya Arasely memutuskan untuk tidur. Dia terlalu lelah dengan semuanya. Dia terlalu lelah berjalan sendirian dan dipaksa bertahan.
Arasely tidak lagi bahagia.
~
•Jack pov•
Wanita itu gila. Apa dia benar-benar kuat sehingga dia berani mengakhiri ini? Tidak. Dia tidak sekuat itu.
Sekarang aku sudah berada di depan kos nya. Aku memandangi pintu bertuliskan Ave St. Boarding house yang sedari tadi belom terbuka. Padahal aku sudah menekan bel berkali-kali.
"Arasely!!"
"Hei apa kau gila? Buka pintunya!"
Aku terus meracau frustasi. Tapi tidak ada tanda bahwa dia mendengar teriakanku. Jadi,satu-satunya jalan adalah membuka pintu itu secara paksa.
Brakk!
Aku mendapati Arasely terbaring di kasurnya. Begitu damai seakan tidak terjadi apa-apa.
Apa dia benar-benar ingin mengakhirinya?
Aku melangkah dengan hati-hati kearahnya. Rambut coklatnya yang bergelombang itu sudah tidak dirawatnya lagi. Badannya yang tidak semungil wanita biasanya itu dibalut hoodie abu-abu oversize.
Apa selera berpakaian nya berubah?
"Arasely,bangun"
"Arasely. Aku disini."
Tubuhnya mulai bergerak menggeliat. Ia menoleh dan terkejut melihat aku berada disini. Ia langsung duduk. Badannya mundur secara otomatis menjauhiku.
"Bagaimana kau bisa masuk?",ia cemberut.
"Aku merusak pintumu"
Ia menunduk,"Jack,aku sudah sembuh. Untuk apa kau kesini? Dokter-dokter itu bisa marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAOS
Teen FictionHigh rank #3 - #pemerintahan 1 September 2018 Aku berdiri ketakutan dibelakang bahunya yang lebar. Kuremas kain di sisi kanan kiri tubuhnya yang mulai basah oleh keringat. Harusnya aku tau,dia juga ketakutan sepertiku. "DORR!" Waktu terhenti. Pupi...