•Arasely pov•
Aku ke Route 66 caffee memang untuk menangis. Sesakku tertahan karena yang kulakukan di kos hanya tertawa oleh ulah Ryan. Di butik? Aku harus pura-pura tegar. Satu-satunya cara adalah duduk di kursi merah milik cafe ini dan memesan kopi.
Tapi ia datang,membuatku memeluknya tanpa sengaja. Aku hanya membutuhkan seseorang lagi untuk kupeluk saat sedih. Dan akhirnya begini.
"Jangan terburu menceritakannya. Aku akan dengar nanti,saat kau siap.",ucapnya saat aku memeluknya.
Aku mengangguk sambil terus menangis. Rasanya sakit sekali. Aku tak tau ini karena apa. Aku terlalu mencintainya? Atau karena aku tidak lagi perawan?
~
-Flashback on-
Malam itu adalah hari ulang tahun Jack. Ulang tahun ke sembilan belas. Semua orang datang kerumahnya untuk makan dan bersenang-senang. Termasuk aku,karena aku memang pacarnya. Semuanya terlihat sibuk dengan teman atau pasangan masing-masing,jadi aku duduk di halaman belakang rumahnya,aku tidak begitu menyukai keramaian.
"Sendiri saja? Aku ulang tahun lho,sayang"
Aku tau dia adalah Jack. Ia duduk di sebelahku dan merangkulku. Aku tersenyum,"Kau kan tau,aku agak risih dengan keramaian."
"Kalau begitu ayo ikut aku. Kita ngobrol saja"
Jack menuntunku ke sebuah ruangan seperti ruang keluarga. Disana ada sofa,meja,televisi,dan rak buku. Aku duduk di sofa dan bersandar. Kepalaku sedikit pening karena minum kopi sebelum makan nasi.
"Kututup saja ya",Jack menutup pintunya.
Saat itu aku tidak berpikir negatif sama sekali. Yang kutau kita hanya menghindari keramaian dan mengobrol di dalam sana. Tapi semua kepolosanku hilang saat Jack bilang,"Kau tau Jimmy teman sekelasku? Saat ia ulang tahun,pacarnya menginap untuk memberi hadiah spesial."
"Kau ngomong apa,Jack?",aku bergeser menjauhinya.
"Kau tidak ingin melakukan hal yang sama?"
"Jangan gila."
Semuanya terjadi begitu saja. Ia menahan tanganku agar tidak bergerak. Menciumiku,kemudian ia hentakkan kepalanya ke kepalaku dengan keras. Kemudian aku tidak ingat apapun.
Aku kehilangan keperawananku dalam keadaan tertidur.
Tertidur pulas.
Pingsan,tepatnya.
-Flashback off-
"Jangan melamun,banyak setan disini",Key membuyarkan lamunanku tentang masa lalu.
Aku tersenyum dalam dudukku.
"Hei,Ara. Mau tau sesuatu?"
Aku mengatakan "apa?" dengan menggerakkan ujung dagu dan alisku.
"Di kemejaku.."
"... ada ingusmu"
"Hah?",aku terkejut dan malu.
"Sedikit sih,tapi ada. Nih",ia tunjukkan kemejanya di bagian dada.
"Iiih menyebalkaaaan!",kupukul lengannya sambil tertawa.
Pada akhirnya,aku kembali padanya.
~"Waaah langsung dapat yang baru ya. Hm,menurutku yang ini jauh lebih tampan sih. Meski matanya agak sempit.",Ryan menyambut kami dengan mulut andalannya.
Ryan melambaikan tangannya di depan wajah Key,"Hallo,bisakah kau melihatku dengan jelas dengan mata imut itu?"
Aku baru saja akan memukulnya,tapi Key yang satu spesies dengannya lebih dulu menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAOS
Teen FictionHigh rank #3 - #pemerintahan 1 September 2018 Aku berdiri ketakutan dibelakang bahunya yang lebar. Kuremas kain di sisi kanan kiri tubuhnya yang mulai basah oleh keringat. Harusnya aku tau,dia juga ketakutan sepertiku. "DORR!" Waktu terhenti. Pupi...