14

17 3 3
                                    

•Author pov•

Beberapa momen..
Menjadi sebuah kenangan.

Beberapa momen..
Menjadi kenangan indah.
Dan tidak akan pernah kembali.

Begitulah kira-kira cara kerja waktu.

Ada ingatan yang melekat di kepala manusia dan terasa seperti mimpi,kemudian terasa menyakitkan. Ada mimpi yang terasa seperti sebuah ingatan karena terlalu nyata,kemudian makin menyesakkan.

Kepala Key rasanya mau pecah saat menggandeng tangan Arasely keluar rumah sakit itu. Ia bingung dengan dirinya sendiri. Ini pusing karena lelah,ataukah karena sebentar lagi ia harus menceritakan semuanya?

"Key,aku menunggu.",kepala lelaki itu makin berat saja saat mereka masuk mobil.

"Jangan membuang waktu,aku tidak ingin mati konyol.",tambah Ryan jengkel.

"Huff,oke. Kita bicarakan sambil makan siang ya."

Mobilnya di gas menuju sebuah restoran berdinding kaca yang cukup besar namun sepi. Sepertinya sistem nya booking. Itu membuat Ryan tau,sepertinya bukan sembarang orang yang bisa makan disini.

Seorang pelayan menuntun mereka memasuki sebuah ruangan dalam ruangan di pojokan. Ruangan itu lebih sempit. Pas di tempati tiga orang untuk makan siang.

"Satu sup asparagus,dua roti John ukuran large,satu coklat panas dan dua cola.",Key memesan tanpa meminta persetujuan.

"Psst,Sely. Kenapa hanya makananmu yang sehat?",bisik Ryan lirih.

Arasely tersenyum.

Ketika pelayan lelaki tadi pergi,Key membenahi posisi duduknya dan berdehem. Beberapa kali menjilati bibir,berharap ludah nya menjadi pelumas agar ia dapat lancar saat bercerita nanti. Kedua tangannya mulai naik ke meja dan bertemu untuk saling menggenggam. Memberi keyakinan pada diri sendiri.

Kedua wanita di depannya memberi jeda,mengerti.

"Aku punya dua identitas."

Ryan menggaruk kepalanya,"Oke,prolog yang bagus Key. Lanjutkan"

"Arasely,maaf. Namaku Kim young kwang."

Wanita yang dituju baru saja membulatkan mata selebar mungkin,terkejut. Ia ingin marah,tapi ia tau hal ini pasti sangat rumit bagi Key. Jadi ia berusaha bersabar,menunggu kejutan selanjutnya.

*
•Arasely pov•

"Arasely,maaf. Namaku Kim. Kim young kwang."

"Jadi kau yang mereka cari saat itu? Kenapa kau bersembunyi?"

"Aku akan mati jika menampakkan diri."

Udara di dalam ruangan privasi sempit itu makin besar tekanannya,itu yang aku dan Ryan rasakan. Aku tau itu karena Ryan berdiri dan membuka jendela kecil diatas kepalaku.

"Kau salah apa,Key?",tanyaku hampir menangis.

Sekarang aku ragu,apa perahuku berlabuh di dermaga yang tepat setelah lama tersesat. Apa aku sedang tersesat lagi?

*

•Key pov•

Aku lega karena semua sudah kuceritakan. Termasuk kenapa aku sering mengalami nyeri parah di dadaku seperti saat itu. Arasely menangis,tapi kemudian ia mengerti. Keputusan akhirnya adalah,mereka tinggal di apartment ku untuk sementara,hanya sampai mendapat tempat tinggal baru.

"Ah,aku benar-benar pernah menonton kehidupanmu di sebuah film Key. Tapi sayang aku lupa judulnya",ujar Ryan saat tiba di apartment ku.

"Ryan,jangan mulai",Ara duduk di sofa ruang tamu.

CHAOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang