•Arasely pov•
Aku melihatnya. Dengan keadaan yang tidak dapat kujelaskankan kacaunya. Dia kotor,dan aku hampir lupa kalau dia adalah Jackey-ku.
Dia berjalan mendekat sambil menahan airmata. Dia bilang,"Ara,ternyata aku gila tanpa pelacur sepertimu."
"..Aku sungguh,sangat,sangat,gila"
Airmataku ikut menetes melihat betapa hancurnya dia. Dia payah. Padahal dia kemarin terlihat begitu kasar dan tidak membutuhkanku sama sekali. Otakku memikirkan berbagai macam hal,tapi mulutku terus diam.
"Ara,kembalilah. Aku kesakitan memikirkan akan ada yang memilikimu setelah putus denganku"
"Tentu saja bodoh!"
Bhukk!
Jack terbanting ke jalanan. Siapa yang sekuat itu? Dia adalah Ryan,wanita aneh teman sekamarku.
Parahnya lagi,Jack tidak melawan. Ia diam saja menerima pukulan Ryan.
"Jangan meladeni cowok kasar. Ayo sarapan.",Ryan menarik tanganku.
Aku berjalan dengan sedikit tenaga yang tersisa. Sisanya adalah tenaga dari tangan Ryan. Tapi rambutku tiba-tiba dijambak dari belakang dengan keras.
"Aaaaw!"
Aku mengeluh kesakitan. Aku curiga beberapa helai rambut panjangku tercabut dari kulit kepala. Sakit sekali.
"Ara,kau harus kembali. Kau tidak akan hidup dengan baik tanpa aku. Jadi ja.."
Bhukk!!
Bhukk!!Dua pukulan yang mendarat di kedua pipinya itu. Kukira tangan Ryan lagi,ternyata bukan.
Ia adalah lelaki tinggi berkaus putih. Sebelum ia menoleh aku sudah tau dia siapa.
"Key?"
~
•Key pov•Ryan mengirimiku pesan beberapa menit yang lalu. Ia mengajakku sarapan bersamanya dan Ara di kedai dekat boarding house mereka. Tentu saja aku bersemangat.
Ryan memang mengerti aku.
Aku mengendarai mobilku meninggalkan apartment menuju Sheridan Rd street. Jalan yang hampir setiap hari kulewati karena wanita itu.
Aku sampai disana.
Tapi sebuah pemandangan memancing emosiku.Aku,seorang pemilik perusahaan iklan dengan strategi pemasaran terbaik di tulsa-bahkan tak menggunakan otakku lagi sekarang. Kakiku berlari begitu saja dan tanganku memukulnya di pipi kanan. Kemudian yang kiri.
Aku tidak tau kenapa. Napasku memburu,keringatku bercucuran padahal suhu pagi ini lumayan dingin. Aku hanya marah karena wanita itu kesakitan.
"Key?",ia kaget karena aku tiba tiba muncul.
Kupeluk dia tanpa ijin,seerat-eratnya. Aku lega karena ia baik baik saja. Aku tidak terlambat. "Kau baik baik saja?"
Ia mengangguk sambil menangis.
"Thanks,god. Kau datang tepat waktu,bro",Ryan menepuk punggungku.
"Hahaha. Kau memang pelacur,Ara. Jadi,berapa lama kau selingkuh dengan dia?"
Wajah angkuh itu ternyata memang menjijikkan. Aku jadi maklum,jika Arasely sesedih itu saat mereka berpisah. Bukan cintanya,tapi kekesalan itu ada karena Jack yang kasar.
"Jack,kau gila?",Ara mulai berhenti menangis dan berubah menjadi marah.
Aku mengelus kepalanya sekilas dan menghalangi tubuhnya dengan tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAOS
Teen FictionHigh rank #3 - #pemerintahan 1 September 2018 Aku berdiri ketakutan dibelakang bahunya yang lebar. Kuremas kain di sisi kanan kiri tubuhnya yang mulai basah oleh keringat. Harusnya aku tau,dia juga ketakutan sepertiku. "DORR!" Waktu terhenti. Pupi...