•Jack pov•
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.",itu yang kudengar saat aku menelponnya beberapa kali.
Aku sedang senggang hari ini. Semua dokter sedang baik dan meliburkan dokter praktek semacam aku selama seminggu. Tentu saja aku tidak memiliki tujuan lain selain butik Arasely.
Tapi aku terlalu malas untuk masuk kesana. Jadi sebaiknya aku duduk disini menunggunya keluar.
Aku keluar dari mobilku. Bersamaan dengan itu,Arasely keluar dari pintu kaca butiknya dengan dress hitam yang begitu cantik. Aku baru saja akan menyapanya,tapi ia mengatakan sesuatu pada asistennya.
"Yah,begitulah. Aku sedang ada janji penting. Jadi uruslah butikku. Tutup saja butiknya jam 3 sore. Besok datang lebih pagi ya bawa kunciku. Okeoke. Bye"
Ah,dia tau saja aku ada janji lain.
~
•Author pov•~Flashback on~
Wanita berseragam abu-abu putih yang merupakan siswa dari Jackson town Senior high school itu berlarian melewati genangan air yang kotor. Ia bahkan tidak peduli dengan noda bandel di kaos kaki putih yang harus ia pakai lagi besok. Hujan yang baru saja reda itu masih menyisakan setetes demi setetes air dari dedaunan pohon palm. Sesekali ia melihat keatas,memastikan hujan yang deras itu tidak kembali turun.
Ia harus lekas pulang.
Sebelum lelaki itu menanyakan jawabannya.
"Arasely,stop!",wanita itu terlambat.
Langkahnya terhenti. Ia menoleh dan mendapati lelaki tinggi itu berada beberapa meter darinya. Tempo jantungnya mulai naik turun.
"Jawab pertanyaan yang kutanyakan kemarin.",lelaki dengan seragam yang sama itu mendekatinya.
Arasely diam saja.
"A-apa yang harus kujawab,Jack?""Mau atau tidak jadi pacarku? Jangan pura pura lupa."
"Kau tau jawabannya."
Kedua alis Jack yang tebal bertautan,"Apa?"
"Apa semua senyummu yang kubalas setiap hari belum cukup sebagai 'iya'?",wanita itu berbicara tanpa bernapas.
Seketika dunia mereka berhenti. Beberapa meter dari sekolah,mereka berdiri mematung tak tau harus melakukan apa. Jalanan yang awalnya ramai,seketika menjadi sepi karena hujan yang begitu deras tiba tiba turun lagi. Jack dan wanita di depannya ini bahkan tidak ingin berteduh.
Mereka masih berpandangan.
"Jadi,kita pacaran?",tanya Jack bodoh.
"Seperti yang kau mau"
Jack memotong jarak diantara mereka dengan melangkah beberapa senti kedepan. Lelaki itu mencuri tali rambut coklat dari pergelangan tangan Arasely,dan mengikat rambut Arasely dengan lihai.
Kemudian menatapnya kembali.
"Jack,kita berteduh sa.."
Cup.
Jack mencurinya.
Ciuman pertama Arasely.
~Flashback off~
Arasely menutup buku hariannya yang tebal. Kemudian diusapnya pipi dan mata yang sudah basah kuyup. Ia tidak memiliki hobi semacam bernostalgia. Ia hanya iseng membaca buku usang itu karena tidak sengaja menemukannya saat bersih-bersih kamar.
Ia merindukan Jackey,pacarnya.
Tapi ia bahkan tidak sanggup untuk menghubunginya.Bahkan ia rela berhenti menemui Key selama beberapa hari karena tak ingin rasanya jadi salah arah. Ia masih begitu memperdulikan Jack.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAOS
Teen FictionHigh rank #3 - #pemerintahan 1 September 2018 Aku berdiri ketakutan dibelakang bahunya yang lebar. Kuremas kain di sisi kanan kiri tubuhnya yang mulai basah oleh keringat. Harusnya aku tau,dia juga ketakutan sepertiku. "DORR!" Waktu terhenti. Pupi...