•Arasely pov•
Aku sedang asyik mengunyah popcorn saat ia mulai mengecek ponselnya. Kuamati matanya membulat setelah menatap layar itu beberapa detik.
"Ara,Ryan,mereka datang."
Mereka?
Satu detik. Dua detik. Tiga detik."Huahahahahh wajahmu itu kenapaa?",Ryan tertawa terbahak-bahak.
Mungkin cuma aku yang membaca keseriusan diwajah lelaki itu saat ini. Ia terlihat tenang,tapi dingin.
"Okey,Ryan. Aku tidak sedang bercanda. Kujelaskan nanti saat semuanya sudah usai. Sekarang kalian lari ke halaman belakang,aku akan susul kalian dengan mobil."
Ryan baru saja akan mengoceh lagi,namun kuhentikan dengan menutup mulut sambil menarik tangannya. Tempo jantungku terus naik meski tak tau apa yang sedang memburuku,memburu kami saat ini.
Aku mungkin sempat memikirkan ini sekilas diotakku. Bahwa saat seperti ini bisa saja datang menyerangku yang belum tahu betul keseluruhan masalahnya.
Dan aku memang harus siap.
Aku dan Ryan melompati pagar belakang dan menunggu Key disebuah jalan kecil dekat rumah laundry.
"Sely,tampaknya kau memahami situasi ini. Ada yang kalian sembunyikan dariku?"
Drrtt. Drrttt.
Nama Crazy Key muncul di layar ponselku.
"Halo,Key?",entah kenapa aku mengecilkan suaraku."Ara,berlarilah sejauh mungkin bersama Ryan. Nanti kuhubungi lagi."
"Tapi,aku harus lari kem.."
Tuut. Tuut. Tuut.
Shit.
Aku menarik tangan Ryan lagi. Kami menyusuri jalanan kecil yang entah ujungnya dimana.
Aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi padaku,pada kami setelah ini. Tapi Key dimana?Bluk!
Aku tersungkur karena tersandung batu yang lumayan besar. Bersamaan dengan itu langkah Ryan pun terhenti. Ia membantuku berdiri.
"Ini mulai terasa menyebalkan,Sely. Katakan kenapa kita jadi kejar kejaran begini!",Ryan duduk didekatku sambil memengangi perutnya lelah.
"Nanti kujelas.."
DHAAARRRR!!!
Aku melihat kearah suara yang luar biasa kerasnya itu. Reruntuhan dinding menyembur ke udara,disusul api yang warnanya begitu merah. Mungkin sangat cukup untuk menerangi Sheridan Rd street malam ini.
"Sely,jangan bilang bahwa itu yang meledak itu milik.."
"Kita harus pindah,Ryan.",tatapku nanar pada kobaran api dan kepulan asap diatas sana.
~
Ryan menopang lenganku menyusuri jalan kecil tadi untuk menuju bus stop. Kami akan bertemu Key disana. Aku dan Ryan baru sadar beberapa menit yang lalu,kalau ternyata kepalaku terluka.
Aku bahkan tidak sempat berpikir cedera macam apa yang menimpaku ini. Kepalaku pusing sekali.
"Apa kau harus berpacaran dengan makhluk makhluk aneh? Aku jadi kesal. Lihat darah dikepalamu,ish!",Ryan memulai aksinya.
"Aku tidak berpacaran dengan Key."
"Tapi kau akan."
Aku menoleh dan mendapati wajah Ryan yang berkeringat,"Ryan,maaf merepotkanmu"
"Kau sungkan padaku? Kalau begitu berjalan lah sendiri dengan kepalamu yang berdarah itu..."
"...memangnya aku selemah itu ya? Diam saja,kau tidak sedang baik baik saja.",lanjutnya masih dengan nada sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAOS
Teen FictionHigh rank #3 - #pemerintahan 1 September 2018 Aku berdiri ketakutan dibelakang bahunya yang lebar. Kuremas kain di sisi kanan kiri tubuhnya yang mulai basah oleh keringat. Harusnya aku tau,dia juga ketakutan sepertiku. "DORR!" Waktu terhenti. Pupi...