4

38 4 3
                                    

•Author pov•

"Berdandan lah yang cantik. Jangan terlihat gemuk. Semua temanku berada disana untuk melihat siapa pac..",Jack mengomel di telfon.

"Jangan cerewet jika kau ingin aku tepat waktu."

"Oke,see ya."

Seminggu setelah pertemuan terakhir mereka di kos Arasely. Jack mengajak.. Ah. Atau lebih tepatnya,memaksa Arasely untuk cantik dan datang ke sebuah pesta besar di tengah kota. Pesta pertunangan temannya yang merupakan anak dari Joe Harris Group.

Arasely tidak peduli dia akan terlihat bagaimana dimata Jack. Ia hanya ingin merasa nyaman. Dikenakannya dress putih selutut yang tanpa ia sadar itu membuatnya terlihat bersinar. Rambutnya diikat sembarangan setelah menyisir dan memberi sedikit serum. Riasan wajahnya bernuansa nude. Membuatnya cantiknya terlihat semakin natural saja.

Cklek.
Arasely menoleh kearah pintu yang baru saja dibuka.

"Berangkat?"

Aura Jack yang bersinar membuatnya melupakan semua yang terjadi antara mereka akhir-akhir ini. Arasely tersenyum begitu saja dan tentu saja itu membuat Jack mati rasa.

Too pretty.

Gumam Jack saat wanita itu mendekat dan menggapai tangannya untuk digandeng.

~

Semua mata tertuju pada mereka. Segelintir lelaki di dalam Joe Harris's Hall sibuk memperhatikan tubuh Arasely yang membingungkan. Ia tidak ramping seperti wanita-wanita lain di pesta ini.

But she's still amazing.

Sedang para wanita yang mengekspos dada dan punggung dengan gaun terbuka- itu menyayangkan karena lelaki bersetelan jas ungu gelap itu harus memacari wanita yang memerlukan diet.

"Kau cocok dengan jas ungu mu itu.",Arasely menunduk malu setelah mengatakan itu.

"Ah,aku juga.. berterimakasih karena kau tidak terlihat mudah, gaun mu cukup sopan.",Jack bahkan lupa untuk menyuruh pacarnya untuk berdiet.

Semua berjalan begitu normal selayaknya pesta pertunangan. Tapi sesuatu mengganjal mata Arasely. Lelaki dengan perawakan dan pakaian yang sama,seperti yang ia lihat di salon sore itu.

Kenapa di pesta seperti ini ada seorang lelaki berpakaian begitu?

Jantung Arasely berdetak jauh lebih cepat. Ia mengalihkan pandangan kemana saja. Tapi ia belum tenang. Ia merasa sedang diawasi karena setelah ia mengedar pandangan,ia menemukan empat orang yang sama di sudut sudut gedung itu.

"Hey. Are you ok?",Jack berbicara di dekat telinga Arasely.

Arasely tersenyum,"Yeah,i think"

~
Key pov•

"Aaaaarrrggghhh!",kupegangi dadaku yang tidak terluka sedikitpun dengan erat.

Penyakit yang bahkan tak dapat sembuh dengan obat ini kambuh lagi. Seperti biasa,aku hanya akan mendekam di kamar mengeraskan volume televisi. Agar tak seorangpun tetangga mendengar teriakanku.

Aku benci masalah psikologis.

Aku bahkan tak melihat darah di dadaku,tapi rasanya aku hampir mati karena ini sakit sekali.

Rasanya benar membekas. Aku tertawa perih. Ya,mungkin karena Ayah lah yang melakukannya.

~

•Arasely pov•

Aku tak berhenti menatap kaca spion diatas kepalaku. Lima lelaki tadi mengikuti mobil yang kukendarai dari berbagai arah. Aku begitu takut,bahkan untuk mengadu pada pacarku sendiri.

CHAOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang