31

1K 51 0
                                    

"Loh vin kok bibir kamu sobek habis berantem?" tanya earlyta tak sadar

"Iya biasalah ketemu kawan lama, jadi main tonjok aja dianya?"

"Siapa vin?" ucap earlyta penasaran.

_______________

Malam yang melelahkan, aku harus istirahat agar besok lebih fresh. Aku merebahkan diranjang madium size dikamar tamu.

"Ndug" ucap lavina

"Dalem bu" ucapku

"Besok ibu mau main kerumah kamu boleh?" pinta lavina

"Ish ibu mau kerumah anak sendiri kok nanya si bu" ucapku nyengir

"Ibu takut gak dibolehin ndug."

"Ibu nih gemesin deh minta di tium" aku mencium pipi kiri kanan
Lavina

"Walah bapak gak dicium juga?" ucap laatif

"Sini pak" ucapku mendekat pada laatif dan mencium pipipnya

"Bapak tau kamu lagi ada masalah kan?" ucap laatif

"Eng.. Gak kok pak" ucapku gugup

"Jujur aja bapak kenal kamu dari orok jadi bapak tau" ucap laatif

"Yah gitu lah pak, au ah pak gelap" ucapku memeluk lavina

"Owalah memang gak berubah anak kita ini pak padahal udah punya anak tapi kelakuan masih bocil" celetuk lavina

"Ih ibu aku bukan bocah cilik tapi remaja cilik" ucapku tertawa

"Hahahah" lavina dan laatif langsung tertawa pecah

"Pinter anak bapak ini" ucap laatif

"Iya udah bapak keluar ya mau ngobrol sama om mu" ucap laatif meninggalkan lavina denganku

"Ayo istirahat tidur sama ibu yah" pinta ibu, aku menangguk lalu mulai memejamkan mataku.

Sudah hampir 1 bulan setelah vincent mengatakan itu, aku dan dia sering bertemu jika ia berkunjung kerumah bersama vanessa, dan vanessa bukan orang yang cemburuan ia bersyukur jika aku merelakan vincent. Vanessa telah mengandung anak vincent usia kandungannya sudah 2 bulan.

"Lyta kamu kapan menikah" tanya vanessa, ia berkunjung kerumahku namun sendiri tak bersama vincent

"Belum ada yang melamar gimana donk" ucapku sambil menaik turunkan alisku

"Bukan gak ada tapi kamu kali yang gak mau" ucapnya tertawa

"Bener juga ya, ahh gak tau lah van"

"Apa kamu masih mengharapkannya?"

"Berharap si iya, pengen dia disisiku tapi gak mungkinlah orang dia sudah jadi milik sahabatku so aku mengalah," ucapku dengan senyum terpaksa, dan vanesasan tau maksud dia siapa

"Maaf ya lyta" ucap vanessa

"Gak papa van santai, single i'm happy" ucapku tertawa.

SEMPEL (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang