19 Another Pov

1K 59 0
                                    

Lebih indah pada waktunya
Daripada indah sebelum waktunya.
💖💖💖💖💖

Flashback on

Vincent keluar dari apartemen axelle, langkahnya terhenti saat axelle menghubunginya

"Halo" ucap vincent
"Lo dimana?" ucap axelle

"Depan apartemen lo, napa?" ucap vincent
"Bokap minta gue booking cafe lo untuk nanti malam, mau buat acara setelah kemenangan team kita dan team lainnya" ucap axelle

"Oh oke, gue urus dulu" ucap vincent
"Thanks sob" ucap axelle . Telepon pun terputus dan segera vincent menuju cafenya yang terbilang cukup jauh dari apartemen axelle.

Ia sudah tiba di cafe nya dan menyuruh pegawainya mempersiapkan acaranya setelah itu vincent masuk keruangannya yang didalamnya ada pintu menuju sebuah kamar, vincent segera melepaskan bajunya lalu merebahkan tubuhnya dikasur.

Vincent tersenyum saat ingat ekspresi earlyta "kau memutar balikan semuanya, rasa yang hilang kini hadir kembali, bibir ranum, pipi tomat, argh kau menggemaskan bagiku" batin vincent ia tersenyum penuh arti.

Kring kring
Dad calling...

Dengan malas vincent mengangkatnya "halo dad?"
"Dimana kamu vin?" tanyanya
"Cafe" ucap vincent menghela nafas berat

"Oh, dad sudah diruanganmu" jawabnya pelan
Sambungan telepon terputus, dengan langkah malasnya vincent keluar kamar ia mendapati ayahnya sedang duduk di sofa dekat meja kerja vincent.

"Ada apa tuan justine terhormat kesini?" ucapnya to the point

"Kau masih marah son? Hm" ucap justine daddy vincent. Vincent menghela nafas kasar, menandakan jika ia tidak suka.

"Baiklah, baiklah dad cuma ingin kau bertunangan dengan anak sahabat dad. Tak ada penolakan" ucap justine tegas

"Tidak! Aku sudah mempunyai pasangan sendiri tuan justine. Dan aku menolak dengan tegas" ucap vincent dengan sebuah bentakan.

"Kau berani menolak son! Berarti kau pertaruhkan nyawa ayahmu ini" ucap justine tak kalah tegas

"Huh!" vincent menghela nafas kasar

"Baiklah jika itu mau mu" ucap justine lalu mengambil sebuah pistol dan diarahkan pada dadanya. "Selamat tinggal son" ucap justine yang siap menarik platuk pistol.

"Apa yang kau lakukan dad!" bentak vincent , platuk siap di tarik

Dor

Suara tembakan terdengar namun tidak mengarah kedada justine melainkan kelangit-langit ruangan, tubuh justine terhempas kebawah karena pistol yang ia pegang segera vincent arahkan ke atas. Dan membuat tubuhnya dan justine jatuh kebawah.

Nafas mereka terengah-engah, justine terduduk dan tersenyum sedangkan vincent masih menunjukan wajah datarnya. "Ternyata kau masih memperdulikanku son" batin justine

"Akan aku lakuin sesuai keinginan dad" ucap vincent lalu pergi meninggalkan justine.

Brak

Vincent membanting pintu kamar dan mengacak-ngacak frustasi rambutnya "tuhan help me. Gue gak mau buat bokap ngelakuin hal konyol kayak tadi tapi gue juga gak bisa kehilangan lyta." teriak vincent. Namum tak terdengar karena kamarnya kedap suara.

SEMPEL (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang