Walaupun sekeras apa ia memohon, harapannya tetap pergi. Wanita muda itu sudah tidak dapat mengeluarkan air matanya lagi. Gambaran jelas seseorang yang tadi berada didepannya sekarang menghilang.
Sherlock mempercepat langkahnya. Tiba-tiba John Watson menghalangi langkahnya.
"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau kesini? Ingin memata-matai ku John?"
Tangan John masih memegangi otot bisep Sherlock. "Kau tidak merasa bersalah terhadapku Sherlock? Kau belum minta maaf. Apa yang kau lakukan dengan wanita itu? Apa kau sungguh manusia?"
Sherlock menghentikan perlawanannya, dia menatap mata John tajam. "Apakah permintaan maaf ku menenangkan hati mu? Baiklah aku minta maaf. Wanita siapa? Maksud mu Molly? Aku hanya bertanya dan sudah mendapatkan jawaban itu saja." Genggaman yang semula mencengkram dilepaskan oleh John.
"Pergilah! Sekarang aku tau sebagai apa posisi ku, hanya aku yang menggangapmu saudara. Bahkan kau tidak menggangap ku sebagai rekan kerja."
John berbalik menaiki kerata kudanya pergi meninggalkan Sherlock. Sementara Sherlock berlari kearah yang berlawanan.
*********************
"Anda ingin diantarkan kemana tuan?"
"Bakerstreet." John masih menatap kearah jendela berharap rekannya akan meminta maaf, dan kenyataan yang terlihat jelas adalah pria itu mengambil jalan yang berbeda.
Tiba-tiba John menghentikan kereta kuda itu. " Tunggu sebentar ada yang tertinggal." Dengan cepat ia keluar dari kereta kuda itu dan masuk menuju restauran termahal di London.
Langkahnya perlahan mendekati wanita dengan gaun hitam. "Mrs. Hooper? Ingin ku bantu kembali kerumah mu?"
Molly hanya menunduk ia tidak punya kemampuan lagi untuk berjalan dan John membopongnya keluar.
"Kemana tujuan kita tuan?"
"Dimana alamat rumah mu Mrs. Hooper?"
"Molly Hooper" wanita itu tertidur pulas. John mencoba mengecek nadinya.
"Fisiknya baik baik saja namun batinnya terguncang."
"Maaf tuan kemana tujuan kita?" Kusir itu bertanya kembali.
"Bakerstreet."
***********
Keesokan paginya, mata wanita itu membelak dan lehernya seperti tercekik. Ia terkena serangan panik. Mrs. Hudson dan John Watson langsung masuk ke kamar. John mencoba menenangkannya dan membimbinganya untuk mengatur nafas. Setelah Molly tenang, ia terdiam lalu menangis.Mrs. Hudson membawakan Molly teh madu dengan vanilla. Tatapannya sedih ketika melihat kearah Molly Hooper "Semoga itu bisa membuatmu tenang".
John menghela nafas beberapa kali akhirnya ia berkata "Aku mengenal psikiater terkenal di London dulu ia adalah guru ku. Ku rasa kita harus kesana."
Molly hanya terdiam memegangi secangkir teh dan John berbalik kebelakang "Jika hanya kau mau oke? Hmm.. sebaiknya kau istirahat." John menutup pintu itu perlahan meninggalkan Molly dikamar yang dulu ditempati Sherlock.
Mrs. Hudson langsung menarik tangan John "Apa yang sebenarnya terjadi John? Jelaskan padaku!"
"Ntahlah Mrs. Hudson, dalam seminggu mendatang mungkin aku tidak tinggal lagi di Bakerstreet."
"Apa maksudmu! Bukankah kau ingin membawa putrimu kesini John!"
"Demi putriku. Aku mendapat tawaran bekerja di rumah sakit yang ada endinburgh. Jika aku bekerja disini sulit untuk memfokuskan diri. Ku harap kau ikut dengan ku."
"Bagaimana jika dia pulang John?"
"Dia sudah mati Mrs. Hudson. Sherlock Holmes telah mati."
Jiwa Sherlock telah mati Mrs. Hudson dan dia tidak akan mengenali kita lagi. Tangis John dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherlock Holmes (Dear Sherlock)
FanfictionOur life looks like puzzles, There's no me or you, but us. Without you I never complete -Irene Adler