Mata John menerawang kejadian yang mengerikan mengenai kematian temannya. Sebelum ia sadar harus menanyakan sejuta pertanyaan. Tangannya masih gemetar jika harus mengingat jeritan Irene Adler malam itu dan seluruh air mata tumpah.
"Sebetulnya kemana kau pergi?"
"Sebetulnya aku sudah tau akan ada ledakan, sehingga jalan keluarlah yang kucari sejak awal. Aku sengaja merancang agar waktu kita diluar panjang dan kalian tidak sempat terkena ledakannya."
"Bagaimana kau tahu ada ledakan dan kenapa kau ingin mati? Dimana selama ini kau bersembunyi?" John memutar bola matanya, kepalanya dipenuhi jutaan pertanyaan.
"Itu pertanyaan yang cukup panjang. Dari mana aku tahu ledakan itu mudah. Kau tau bukti yang diberikan Molly? Pelakunya memberi pesan kepada mantan istrinya bahwa akan terjadi ledakkan, melalui sapu tangan yang telah di semprot cat yang hanya bisa dilihat dibawah sinar LED. Waktu dan pukulnya tepat. Sepuluh menit sebelum ledakan dimulai aku memberitahukan kepolisian London dengan kurir surat yang sudah kuatur harus memberikan surat itu kapan." Sherlock duduk kembali ke kursi itu, lalu Fernon menatap tajam seolah tidak ingin kehilangan sesuatu.
"Maaf Mr. Holmes kenapa anda memilih untuk pura-pura mati?" Tanya Fernon yang sekarang mengerutkan alisnya.
"Ini jebakan. Aku dipaksa untuk ikut serta dalam permainannya."
Semua mata semakin mendekat ke wajah Sherlock. "Permainan siapa itu?" Tanya John binggung.
"Permainan sang penonton". Semua orang terdiam, mencoba berpikir. Kemudian dari balik pintu ada lemari tua yang kusam, Fernon mengambil buku harian seseorang yang berwana coklat dan berdebu. "Kurasa ini milikmu Mr. Holmes." Dia menyerahkannya tanpa ragu. "Ku harap kau akan lebih bijak lagi dalam memilih permainan mu Mr. Holmes." John dan Fernon mulai bergerak mundur meninggalkan ruangan, mencoba memberikan privasi kepada rekannya itu.
"Irene Adler." Sherlock menyeringai, semua yang berkaitan dengan wanita itu adalah teka-teki. Dia mulai membuka buku harian usang itu dan membacanya.
13 Sept 1955
Irene Adler disini,
Aku sedang mempelajari memainkan biola, aku berharap dapat memainkan biola untuknya.07 Okt 1955
Hi,
Kau tau apa yang dapat dilakukan pada daun yang gugur? Membuangnya? Kau bahkan tidak dapat menempelkannya kembali, karena ia sudah mati. Kedua alam yang berbeda sangat menyedihkan.Hari ini adalah hari kematian puteri Fernon, dia meninggal akibat wabah disentri yang menyerang Inggris. Aku sangat berduka mendengarnya. Aku tidak dapat membayangkan hidup bersebelahan di alam yang berbeda dengan orang yang ku cintai.
Aku tahu hatinya pasti menangis dan memohon untuk dipertemukan. Kematian Fernon sore ini kucegah, dia hampir meminum bisa ular. Aku menagih janji padanya, untuk berjuang hidup dan menjaga ku.
Fernon maafkan aku terlalu egois, aku hanya ingin kau hidup.
-With love Irene
Sherlock sempat berhenti beberapa kali membaca lembar itu. Dia menarik nafas panjang, berpikir Irene Adler akan melakukan apa saja untuk bertemu dengannya. Tanpa sadar jemari Sherlock menyentuh piano itu lagi dan memainkan piano indah itu. Kali ini dia tampak bermain menggunakan hatinya bukan logikanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sherlock Holmes (Dear Sherlock)
FanfictionOur life looks like puzzles, There's no me or you, but us. Without you I never complete -Irene Adler