Sudah seminggu berlalu, aku menatap keluar jendela dengan tatapan menerawang. "Kau akan pergi John ke pesta pernikahannya?"
"Dia tidak menginginkan kita Mrs. Hudson, kita pengaruh buruk."
"Seburuk itu kah mengungkap fakta?
Siapa dia bagi diri mu John?"John memalingkan wajah, mencoba menghela nafasnya yang sangat berat. " Teman ku?"
"Seberapa banyak orang yang kau miliki di dunia ini John Watson?"
Dia menatap Mrs. Hudson lalu berbalik pergi tanpa berbicara. "Nanny? Kemana Daddy pergi?" Tanya Sophie yang setengah tertidur.
"Ke acara pernikahan Mrs. Hooper" dia mengatakannya sambil memeluk Sophie yang masih melawan kantuknya. "Kita tidak bersiap kesana?" Mrs. Hudson menahan gelak tawanya sedikit. "Acara itu segera dibatalkan sayang, kenapa kita harus kesana. Sekarang ikut aku ke dapur dan aku akan membuatkan mu pancakes."
*************
Pesta pernikahannya terkesan classic dengan nuansa putih. "John?" Molly Hooper langsung berlari keluar ruang rias setelah melihat John.
"Ya Tuhan John kau datang? Dimana Sophie dan Mrs. Hudson." Tiba-tiba dari belakang datang Mr. Waks yang coba merangkul Molly.
"Kalian masih berteman? Setelah perlakuan buruk mu terhadap Mrs. Hooper kau tidak malu datang kesini Mr. Watson?"
"Honey please!" Molly memegangi tangan James untuk meredam amarahnya.
"Aku hanya tidak suka jika wanita ku merasa tidak nyaman." James Waks merangkul Molly Hooper dan mengajaknya untuk pergi. Lalu dengan sigap John menarik dan menjabat tangan Molly. James langsung memberikan tinjuan keras kearah wajah John. John langsung tersungkur ketanah dan Molly ikut tersungkur, semua orang berkumpul.
"Ku pikir kau masih punya martabat dr. John Watson, ternyata tidak! Usir dia!" Empat orang memegangi John dan menyeretnya keluar. Sedangkan James mengamankan Molly kedalam ruang istirahat.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Mr. Waks
Wajah Molly masih menerawang, dia tidak mampu berpikir jernih. Pandangannya kosong, air matanya sudah membanjiri pipinya.
"Ya Tuhan Mrs. Hooper tangan mu terluka! Maaf membuat mu tersungkur. Aku akan mencari obat untuk lengan mu." Mr. Waks mengecup kening pengantinya itu.
Beberapa saat setelah lamunan, ia tersadar di tangannya terdapat kertas kusam yang di selipkan John ketika kejadian tadi. Dia langsung berlari ke toilet dan mengunci pintu untuk membaca nya.
Dear Mrs. Molly Hooper (Seseorang yang aku hormati),
Aku ingin meminta maaf dengan segala hormat, aku tidak bisa membalas perasaan mu, bukan karena aku tidak menyukaimu. Tapi karena aku bukan manusia, hati ku seolah mati rasa. Percayalah aku sudah pernah mencobanya. Hati ku membatu bukan membeku. Jika kau terus mencoba, hati ku akan hancur dan menjadi serpihan debu. Itu lah yang membuatku semakin terlihat sebagai pria tak berperasaan. Aku sangat menghormati ketulusan perasaan mu, perjuangan mu dalam meraih apa yang kau impikan. Untuk perasaan mu yang kuyakin sangat indah itu, tapi maaf aku tidak bisa merasakannya. Aku berhutang nyawa pada mu, atas semua ketulusan yang kau berikan. Sekarang, bisakah kau memperjuangkan ku sebagai teman?
-Sherlock HolmesLalu terdapat catatan kecil dengan tulisan yang berbeda tepat dibawah surat itu :
Molly maafkan aku, aku harusnya memberikan ini dua tahun yang lalu. Sherlock mempercayakan ku untuk memberikannya pada mu. Namun, melihat perasaan mu yang begitu kuat seperti api, mana mungkin aku sanggup menghancurkannya.
Dengan segala penyesalan,
-John Watson-"Molly apa kau baik-baik saja? Aku harus mengobati luka mu"
Molly langsung memasukan kertas itu di sarung tangannya. Dia keluar masih tersendu-sendu namun tampak lebih lega. James Waks langsung memeluknya erat dan memcoba mengobati lenganya yang terluka. Molly masih menangis tersendu dan James menyeka air matanya.
"Kita akan melakukan prosesi pernikahan ayo ikut aku."
"Sebelum itu, bisakah kau menjawab pertanyaan ku jujur sebagai seorang wanita?"
"Jujur?" Tanya James binggung.
"Do you love me?"
"Maafkan aku Mrs. Hooper. Bisakah kau hidup tenang bersamaku? Ini demi keselamatanmu. Kau tidak tau siapa lawan mu?" James masih memegangi tangannya.
"Aku akan berjuang untuk teman ku, aku akan melawan."
"Baiklah, cepat pergi dari sini! Aku akan menahan orang bayaran Elizabeth untuk sesaat. Hanya ini yang bisa ku lakukan sebagai permintaan maaf ku. "
Molly memeluk James erat, lalu merobek gaun panjangnya dan berlari kabur lewat jendela.
"Semoga beruntung Mr. Hooper!"
************
Tidak lama kemudian dari pintu depan, senjata api ditodongkan oleh wanita blonde tepat kerah kepala James. "Apa yang terjadi disini? Ku kira kau akan menikah?"
"Kami akan menikah, hanya saja Mrs. Hooper tampak sakit hari ini jadi kami harus menundanya."
"Aku suka permainan tapi aku tidak suka dipermainkan."
Suara tembakan senjata api mengisi ruangan besar itu. James Waks terjatuh, lantai indah dipenuhi darah yang mulai menggenang disana. Sebelum ia terpejam, bibir nya sempat mengucapkan "maafkan aku Mrs. Hooper."
Writer greetings :
Hello! Maaf aku baru bisa menulis lagi sekarang. Aku tersentuh dengan kalian yang masih mau membaca dan memberikan komentar pada cerita ini. Ku ucapkan terimakasih banyak. Ketika menulis cerita ini aku menonton pertunjukan ballet dying swan di youtube dan aku menangis tersendu-sendu, sehingga ku masukan permainan piano ini untuk menemani kalian saat membaca. Semua itu, mengingatkan ku akan sosok James Waks, tidak sepenuhnya Molly Hooper menderita ada seseorang yang masih berjuang untuknya. Ya seseorang yang menyerahkan hidupnya. Aku belajar banyak hal bahwa tidak hanya kita yang menderita, kita tidak pernah tahu posisi dan perasaan orang lain.
Terimakasih banyak ditunggu kritik dan sarannya.
-With love
Hanna
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherlock Holmes (Dear Sherlock)
FanfictionOur life looks like puzzles, There's no me or you, but us. Without you I never complete -Irene Adler