Penglaris tak bersyarat

21K 756 17
                                    

Dulu sewaktu masih remaja, saya pernah bilangkan kalau guru ngaji saya pernah cerita horor. Saking banyaknya nama hantu jadi saya pisahkan satu persatu. Kata guruku dulu ada seorang pedagang yang berjualan jamu gendong. Dia sering jalan kaki untuk menempuh jalan ke pasar setiap pagi petang. Nah karena jalan di desa kami masih banyak kebun kosong dan area angker, tibalah simbah itu di pinggir area kampung alias kebun kosong yang angker.

Jalan itu termasuk jalan utama dan menuju sawah perbatasan ke kampung sebelah yang ada pasar lokal. Tiba-tiba, ketika melewati jalan itu simbah melihat pohon kelapa yang berada di kebun kosong itu. Dia melihat ada sesuatu yang turun dari pohon itu, lalu mendekati simbah. Lalu apa yang akan terjadi? Karena simbah tidak takut alias sudah terbiasa di ganggu dedemit, akhirnya simbah cuek tak menghiraukannya.

Tapi mahkluk itu terus mendekati simbah dan kemudian memutari kakinya, lalu naik ke bakul jamu yang di gendongnya di belakang. Bentuk makhluk ini kecil, seperti kera, dan sering disebut si hantu kera putih. Simbah bukannya ketakutan malah merasa senang. Dalam hatinya berkata “alhamdulillah daganganku laris” sambil tersenyum.

Tapi setelah itu si hantu kera malah berkata gini “makane ne ora kepengin di wedeni moco nauzhubillahi minka telung kali” (makanya kalau tak mau di ganggu baca nauzhubillahi minka 3 kali) kata hantu itu. Setelah itu dia turun dari bakul dan pergi menuju pohon kelapa lagi dan hilang. Kami yang mendengar cerita itu bukannya ngeri malah tertawa. “Masa sih hantu malah ngajarin kita, kan aneh, *haha” kata guruku sambil ikut tertawa. Lalu menyambung cerita horor lagi tentang pedagang.

Sering sekali pedagang yang lewat jalan ini di hantui, tapi anehnya dagangan mereka laris alias cepat habis. Ada yang senang di ganggu ada juga yang takut di ganggu. Hanya orang-orang yang bernasib sial saja yang di hantui alias di ganggu dedemit ketika hendak berdagang di pasar, namun menguntungkan di rezekinya. Apa anda masih tidak percaya? Oke saya tambah lagi nih kisah yang di alami ibuku. Sewaktu aku masih balita, aku sering di tinggal ibu pergi ke pasar untuk jualan.

Seperti biasa, ibu pergi jam 5;30 pagi dengan sepeda ontel. Maklumlah di desa era zaman dulu hanya orang-orang tertentu yang punya motor. Dan sangat jarang yang punya, alias masih terbatas, mungkin karena baru ada produksi motor. Lanjut cerita, setelah ibu berada di jalan yang ada kebun angkernya dan masih area seperti cerita di atas. Ibuku selalu berdoa sepanjang jalan, tidak peduli teman-teman seperjuangannya meledek ibu penakut.

Ibu tetap saja berdoa hingga jauh melewati area ini, tapi di tengah perjalanan ibuku di tinggal teman-temannya. Dan ketika melewati persawahan dekat tikungan angker, tiba-tiba sepeda ibuku seperti menabrak sesuatu hingga akan terjatuh dan meloncat tinggi. Tapi ibu hanya bisa berdoa sambil memejamkan mata. Namun anehnya tidak terjatuh, padahal yang di lindas/tabraknya seperti batang pisang yang besar melintang di tengah jalan.

Karena ibu penasaran, akhirnya ibu mengayuh sepedanya dengan cepat supaya bisa menyusul temannya yang berada agak jauh di depannya. Setelah dekat lalu bertanya “apakah tadi pada menabrak sesuatu di belakang sana?” kata ibuku pada temannya. “Enggak tuh, kami gak nabrak sesuatu” jawab salah satu temannya. “Tapi beneran tadi ada sesuatu seperti gedebok pisang, melintang di jalan kok, dan aku hampir terjatuh karena menerobosnya” kata ibuku ngotot.

Lalu temannya terheran dan berkata “ih kamu mar, gak usah nakut-nakutin, ini kan area angker” kata teman ibu. Lalu mereka melaju sepeda dengan cepat berharap segera sampai di pasar, dan membahasnya di pasar. Setelah sampai, dan baru buka dagangan. Dagangan ibuku lebih laris dan akhirnya cepat pulang. Padahal ibu hanya membawa buah mentimun, dan akhirnya pulang jam 8 pagi karena sudah habis, yang lainnya merasa iri dan berkata “coba tadi aku yang ketemu, pasti aku sudah pulang juga” kata salah satu teman ibu.

Begitulah ceritanya sahabat. Penglaris dagangan di kampung kami lucu dan aneh kan? Biasanya kita yang datang menemuinya, tapi ini malah mereka yang menemui kita *hehe. Musrik ah, jangan sampai kalian minta kekayaan pada mereka. Hanya Allah yang memberi rezeki, jika kisah nyata di atas membuat kalian iri atau tidak percaya, itu hanya kehendak Ilahi. Dan hanya orang-orang tertentulah yang di kehendaki rezekinya lebih, yang paling utama adalah tetap bersyukur.

Kumpulan Cerita Pesugihan Penglaris DaganganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang