SEASON 2 Indigo PART II (Pocong Arisan di RM) by Aii_Nasriah Wattpad

6.9K 332 6
                                    

Setelah selesai mendapat bimbingan dari para guru dan kakak tingkat, akhirnya kami semua pun di perbolehkan untuk pulang.

"Guys ini kan masih siang, gimana kalo kita jalan dulu? Makan dulu gitu?" tawar Arka sambil menyenderkan tubuhnya pada mobil miliknya.

"Boleh juga tuh, kebetulan gue juga udah laper hehe ...," sahut Chayra cengengesan.

"Laper apa emang doyan makan?" sindir Amara yang membuat Chayra mengerucutkan bibirnya. Aku dan yang lainnya pun tertawa melihat tingkah mereka berdua.

"Udah jangan ribut! Ayo dah kita makan di tempat langganan gue aja. Di jamin mantap dah" Ajak Bang Adrian dengan semangatnya.

"Hemz ... Boleh yuk," ucapku yang memang sudah lapar juga.

Karena di sini yang membawa mobil hanya Arka, jadi kami semua pergi menumpang mobilnya.
Arka dan Chayra duduk di depan, aku dan Amara duduk di kursi tengah, sedangkan Bang Adrian dan Rayan duduk di belakang.

===

Author Pov.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya mobil yang di kendarai oleh Arka dan teman-temannya sampai di sebuah rumah makan yang cukup sederhana namun sangat sesak oleh pembeli.
Menurut kabar, rumah makan ini adalah salah satu rumah makan favorite orang-orang. Baik itu warga kota sekitar ataupun warga luar kota.

"Wah gila ini rumah makan rame banget!" pekik Arka sedikit terbengong karna melihat pembeli di rumah makan ini sudah seperti orang demo di bundaran HI.

"Eumz ... Guys sebaiknya kita jangan makan di sini deh. Cari tempat lain aja yuk!" ucap Rayan yang membuat teman-temannya menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. Kecuali Aleta yang tak mendengarkan percakapan mereka karena sedari tadi ia terus memegangi kepalanya yang entah kenapa terasa sangat berat dan pusing.

"Kenapa? " tanya Amara mewakili yang lain

"Ya pokoknya jangan deh! Yuk cari yang lain aja yuk," ucap Rayan yang sepertinya sangat tak nyaman berada di area rumah makan ini.
Teman-temannya pun hanya mengerutkan kening menatap aneh ke arahnya.

"Gak ah, gue mau makan disini aja! Lagian ini tuh langganan gue," ucap Adrian langsung nyelonong pergi masuk ke rumah makan itu diikuti Arka, Chayra dan juga Amara.

Rayan pun berdecak kesal karena tak bisa menjelaskan kepada teman-temannya kalo tempat ini tidak baik.
Rayan melirik ke sampingnya tepat ke arah Aleta. Ia mengernyitkan keningnya melihat gadis itu yang terus saja memegangi kepalanya.

"Lo kenapa? Lo sakit?" tanyanya refleks memegang kening Aleta.

"Gk tau nih, semejak masuk area rumah makan ini kepala gue rasanya berat sama pusing banget!" jawab Aleta terus memegangi kepalanya, tanpa melihat siapa yang bertanya kepadanya.

Dan saat Aleta membuka mata, ia sangat kaget bukan main. Di depannya kini atau lebih tepatnya di dalam rumah makan ini terdapat banyak sekali makhluk tak kasat mata.
Di dekat pintu masuk saja sudah ada dua pocong yang berjaga. Belum lagi di setiap pojok, dan yang paling menjijikan adalah pocong-pocong itu meludahi setiap makanan yang akan di hidangkan kepada pengunjung warung makan ini.
Jin penglaris!

"astagfirullahhaladzim...." Pekik Aleta dan langsung mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, namun sayang sepertinya teman-temannya sudah masuk ke rumah makan itu dan yang tersisa hanyalah dirinya bersama Rayan.

"Ray, kita harus susul temen-temen dan bawa mereka pergi dari sini, sebelum terlambat!" ucap Aleta menatap bergantian ke arah Rayan juga teman-temannya yang sudah masuk ke dalam warung makan itu.

"Lo bisa liat 'mereka' juga? " tanya Rayan yang malah membuat Aleta membelalak matanya seolah berkata 'lo indigo juga? '

"Oke ini bukan waktunya membahas itu. Karena kita sama-sama bisa melihat 'mereka' sebaiknya kita cepat bawa yang lain cabut dari sini" ucap Rayan yang mendapat anggukan dari Aleta.

"oke!" sahut Aleta lantas merekapun segera pergi menyusul masuk kedalam sana.
Walaupun Aleta merasa pusing dan mual karena berdekatan dengan mereka, tapi ia tak menghiraukannya. Yang ada di pikirannya adalah mengajak teman-temannya pergi dari tempat ini.

Dan tidak jauh dari mereka berdiri, terlihat teman-temannya tengah duduk dan hendak menyantap makanan mereka masing-masing. Dengan cepat Aleta dan Rayan pun berlari menghampiri mereka dan memberi tahu mereka jika rumah makan ini menggunakan jin penglaris.
Seketika itu wajah mereka pucat pasi. Tanpa ambigu lagi mereka meletakan beberapa lembar uang seratus ribuan dan segera pergi dari tempat itu.

~~~

"Hufh ... Untung aja gue belum makan apa-apa tadi. Gk kebayang deh kalo gue makan di tempat itu, bisa sakit perut 7 hari 7 malem!" celoteh Chayra yang terus bergidik jijik sedari tadi. Ya, kini mereka sudah berada di dalam mobil dan pergi dari rumah makan tadi. Bahkan kini teman-teman Rayan dan Aleta sudah tahu kalau mereka adalah indigo.

"Ta, terus gue gimana donk? Gue kan sering banget makan disana? Gue gak bakal kenana-napa kan?" ucap Adrian dengan mimik wajah yang terlihat lebih pucat dari pada yang lain.

"Udah gak usah terlalu di pikirin. Oyah, Ray stop dulu depan ya. Nih bang nanti minum!" ucap Aleta memberikan sebotol air mineral yang sudah di bacakan doa-doa terlebih dulu kepada Adrian.

Rayan pun yang paham dengan maksud Aleta, segera menghentikan mobil yang ia kemudi di pinggir jalan yang cukup sepi.

"Diminum nih?" tanya Adrian yang mendapat anggukan dari Aleta. Dengan cepat Adrian pun meminum beberapa tengguk air dibotol itu. Lalu beberapa dekit kemudian, Adrian merasa perutnya tiba-tiba sangat mual. Refleks dia memegangi mulutnya dan langsung keluar dari mobil, dan muntah-muntah.

Setelah puas memuntahkan isi perutnya yang terlihat berwarna sedikit kehitaman, Adrian pun kembali masuk ke dalam mobil dengan wajah lesunya.
Arka yang berada di sampingnya segera memberikan sebotol air mineral biasa kepada Adrian.

"Guys kita makan di rumah gue aja yuk. Kebetulan tante gue tadi pagi masak banyak. Nih Ray alamat rumah gue. " usul Amara sambil memberikan alamat rumahnya kepada Rayan. Karena semuanya nampak masih ragu untuk makan di luar, akhirnya semuanya setuju untuk makan di rumah Amara.

Kumpulan Cerita Pesugihan Penglaris DaganganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang