Keluargaku adalah penikmat telur asin. Di desa kakekku ada 1 keluarga yang menjual telur asin (masih tetangga kakek). Ibuku selalu membeli telur asin disana. Setiap kali ibuku beli telur asin selalu di beri bonus 1 butir. Beli 3 dapat 4, beli 5 dapat 6, dan seterusnya. Ibuku sih senang-senang saja di beri bonus, tidak memiliki kecurigaan apapun pada si penjual telur.
Nah, waktu itu sudah lewat tengah malam. Semua orang di rumah kakek sudah pada tidur kecuali aki Adang (adiknya kakek) yang sering mengalami insomnia. Waktu itu aki Adang mendengar ada yang memanggil-manggil nama ibuku sampai 3 kali. Tapi saat di intip dari jendela tidak ada siapapun di luar rumah. Lalu kakek duduk lagi. Tidak lama ada lagi yang memanggil nama ibuku, saat di intip lagi dari jendela tidak ada siapapun.
Aki Adang sudah menaruh curiga bahwa ibuku sudah menjadi target untuk di jadikan tumbal. Aki Adang mengingat-ingat siapa saja yang melakukan pesugihan di daerah situ. Sebenarnya ada beberapa, tapi di antara mereka yang melakukan pesugihan, hanya 1 yang membuka usahanya di rumah, yang lainnya membuka usaha di luar kota. Malam berlalu, subuh pun datang. Setelah ibuku selesai shalat, aki Adang memanggil ibuku di ruang tamu. Lalu aki Adang menanyakan pada ibuku.
Aki Adang: kamu selalu diberi makanan gak sama orang lain?
Ibu: tidak pernah.
Aki Adang: kalau belanja suka ke warungnya siapa?
Ibu: warungnya ceu imas. Kenapa Wawa nanya gitu?
Aki Adang: suka di kasih bonus gak sama ceu imas? Atau belanjaannya di murahin?
Ibu: gak pernah. Tapi kalau beli telur asin di tempatna mang asep (nama di samarkan) suka di kasih bonus 1 butir.Aki Adang: semalam dengar gak ada yang manggil-manggil kamu?
Ibu: gak dengar. Siapa yang manggil?
Aki Adang: kamu jangan beli telur asin lagi sama si mang asep. Kalau tengah malam ada yang manggil nama kamu jangan di jawab. Lihat dulu ada orang gak di luar.Ibuku hanya mengangguk. Dan keesokan malamnya ada lagi yang memanggil nama ibuku. Saat itu kebetulan ibuku sedang tidak dapat tidur. Dan ibuku mendengar sendiri suara yang memanggil namanya. Tapi tak di respon oleh ibuku. Keesokan harinya, ada kabar bahwa anak mang asep sakit keras, dan selalu berteriak ketakutan. katanya "ada orang besar sekali badannya hijau dan matanya besar", dia terus berteriak minta tolong untuk di bawa keluar kamar.
Lalu keesokan harinya ada pengumuman dari mushola bahwa anak dari mang asep meninggal dunia. Innalillahi wainna ilahirojiun, ternyata mang asep *nyupang buto ijo. Setelah beberapa tahun tak bertemu dengan mang asep, sekarang badan mang asep dan istrinya persis sekali seperti buta hanya saja badannya tidak berwarna hijau. Matanya pun menjadi besar.
Wallahu a'lam. Hanya Allah saja yang tahu mengapa mang asep dan istrinya jadi seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pesugihan Penglaris Dagangan
HorrorCerita ini saya kumpulkan dari berbagai sumber seperti blog, youtube,thread kaskus, facebook, dan juga whattpad yg tentu saja cerita orang lain. PERCAYA GAK PERCAYA kembali ke diri masing2. Bila ada kesamaan latar tempat waktu dan tokoh tentu saja i...