Seorang perempuan bernama Puspa menceritakan kejadian seram saat ia tengah makan di sebuah restoran di kota Tangerang. Kala itu, ia baru saja menuntaskan makan siangnya bersama Septi dan Anwar di restoran yang letaknya dekat dengan sebuah telaga. *Tangerang yg ada restoran deket telaga apa nama resto ny??*
Puspa menjelaskan di restoran yang menempati lahan seluas itu, tertata saung-saung tempat makan. Lokasinya agak berjauhan, dinaungi pohon-pohon yang rindang. Di beberapa sudut, ada kandang burung yang kicaunya memecah kesunyian restoran sore itu.
Puspa berniat untuk melaksanakan salat Ashar setelah selesai makan dengan kedua rekannya. "Biar tenang di perjalanan sebelum kembali ke Jakarta," pikir Puspa saat itu.
Lantaran suasana yang makin senja, dan merasa kekenyangan, Puspa agak malas untuk mencari musala. Akhirnya, ia memutuskan untuk menumpang salat di restoran tersebut.
Saat bertanya keberadaan tempat tersebut kepada pelayan, Puspa ditunjukkan ke arah belakang dekat dapur. Pelayan tersebut mengarahkan Puspa untuk mengikuti petunjuk yang ada di dekat dapur.
Setelah mencari, Puspa akhirnya menemukan sebuah bangunan tak terlalu besar. "Sepertinya ini musala yang dimaksud," Puspa menebak. Tapi bangunan yang memang tak jauh dari dapur itu, pintunya tertutup. Demikian juga jendela kacanya terhalang oleh gorden.
Puspa sebenarnya agak ragu jika bangunan itu benar musala yang ia cari. Namun, di sana tidak ada orang lain yang bisa ia tanyai. Dari dalam bangunan, lamat-lamat terdengar suara denting piring beradu.
Penasaran dan ingin memastikan soal fungsi bangunan itu, Puspa mengintip dari pada kaca jendela di sela-sela gorden. "Astaghfirullah," ujarnya bergumam seraya membekap mulutnya sendiri. Ia seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya melalui kaca jendela di sela-sela gorden.
Ternyata ada sepasang lutung yang sedang mencuci piring sajian makanan di restoran itu. Sekilas terlihat, kedua lutung itu layaknya suami istri. Matanya sayu, raut wajahnya sedih seperti dieksploitasi di ruang tertutup yang pengap.
Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Puspa menggosokkan punggung jarinya ke mata. Memastikan bahwa ia tak salah lihat. Bahkan ia mencubit lengan kiri dengan jari tangan kanannya, memastikan ia tak sedang bermimpi atau mengigau. Puspa pun yakin, yang dilihatnya adalah sepasang lutung sedang mencuci piring.
Saat Puspa menceritakan hal ini kepadanya temannya, Septi yang memang tinggal di kota Tangerang, ia membenarkan. "Jadi asisten rumah tangga aku itu, dulu kerja di restoran itu. Tapi berhenti dan sekarang kerja di tempatku," tutur Septi.
Menurutnya, pemilik restoran memang melakukan praktik pesugihan. "Iya praktik bisnis pakai klenik gitu, biar restorannya laku. Nah sepasang lutung itu katanya kayak semacam jimat dari dukun pemberi pesugihan. Itu syarat supaya usaha restorannya laku," lanjutnya.
Mendengar cerita Septi, Puspa dan Anwar pun hanya melongo. Hilang sudah selera makan dan rasa lapar. *Hello~~ tdi kan billang udh kenyang.. kok ending bilang "hilang selera makan dan rasa lapar" sbnernya perut kalian ada brapa?* Aowkaowkaowk
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pesugihan Penglaris Dagangan
HorrorCerita ini saya kumpulkan dari berbagai sumber seperti blog, youtube,thread kaskus, facebook, dan juga whattpad yg tentu saja cerita orang lain. PERCAYA GAK PERCAYA kembali ke diri masing2. Bila ada kesamaan latar tempat waktu dan tokoh tentu saja i...