Kisah nyata petaka penglaris pesugihan ini terjadi di Kota Bandung.
Karena lalai, pelaku pesugihan yang identitasnya telah disamarkan harus mendapat teror dari sosok genderuwo seumur hidupnya.
Cerita petaka pesugihan ini berawal ketika Pepeng -- nama samaran, ingin mencoba membuka usaha nasi goreng. Hanya saja, impiannya tak setinggi modal yang dimilikinya.
Sebelum tergoda melakukan praktik pesugihan ini, Pepeng hanya mampu membeli gerobak, peralatan masak, dan bahan baku dengan kualitas rendah di Pasar Astana Anyar.
Permasalahan yang menempel di kepala terkait modal itu, kemudian luruh ketika ia membaca sebuah majalah misteri pesugihan dan penglaris di gerai kecil dekat indekosnya.
Yang membuat Pepeng penasaran adalah judul di sampul tersebut tertera praktik ilmu hitam yang membahas penglaris pesugihan rezeki rumah makan.
Berbekal informasi tersebut, sampailah Pepeng di hadapan dukun yang digadang-gadang mampu melancarkan niatnya untuk mengambil pesugihan.
Dalam majalah, disebutkan dukun tersebut bernama Mbah Jaya.
Pepeng yang terhimpit tuntutan hidup segera bertanya kepada Mbah Jaya tentang syarat untuk melakukan pesugihan yang tertera dalam majalah.
“Pesugihan ini tidaklah sulit, kamu hanya perlu memberikan uang kepada saya hari ini sebagai mahar. Serta menyiapkan jamuan untuk sang penolong setiap hari,” ucap Mbah Jaya
Pepeng sadar jika sang penolong tersebut bukanlah manusia. Demi menggapai bisnisnya untuk membuka kios nasi goreng, ia menyanggupi syarat pesugihan yang mengharuskan memberikan ‘jamuan’ sebelum memulai usaha.
Setelah itu, Mbah Jaya memberikan kantong kecil berwarna hitam yang diikatnya dengan tali berwarna putih.
Ini adalah jimat penglaris pesugihan, di dalamnya terdapat kertas yang telah diberikan mantra.
“Kalau kamu bersedia dan sanggup dengan pesugihan ini, berarti kamu juga harus bersiap untuk menjaga ini. Taruh di gerobak setiap kamu berjualan, dijamin kamu akan dapat untung banyak,” ucap Mbah Jaya.
Singkat cerita saat kembali ke Bandung, Pepeng membuat nasi goreng untuk perjamuan pertama kemudian lanjut berkeliling komplek menjajakan nasi goreng.
Benar saja, jimat penglaris pesugihan yang Pepeng taruh di dalam gerobak, menunjukkan kesaktiannya. Banyak pelanggan yang datang mengantre setiap malam.
Melihat jimat penglaris pesugihan ini berhasil, Pepeng semakin rajin untuk membuat perjamuan untuk sang penolong.
Keberhasilan yang dimilikinya membuat Pepeng mampu membuka kios yang lebih strategis di sekitar perkantoran dan mempekerjakan beberapa karyawan.
Akan tetapi, kesuksesan Pepeng membuatnya lupa dengan syarat yang harus dipenuhinya setiap hari.
Kini ia sudah jarang untuk memberikan jamuan kepada sang penolong pesugihan karena tidak punya cukup waktu.
Pepeng pun lupa jika sifat lalainya ini akan mengakibatkan dirinya celaka.
Benar saja, lambat laun ruko nasi goreng miliknya semakin sepi. Biasanya Pepeng mampu menjual ratusan piring dalam satu malam, tetapi kini ia hanya sanggup menjual belasan piring saja.
Singkat cerita, kesuksesan yang didapatkan kemudian sirna. Pepeng harus memecat karyawannya, menutup ruko, dan kembali berjualan keliling.
“Enggak guna!,” teriak Pepeng sambil melempar jimat itu ke sungai.
Sesampainya di rumah, Pepeng langsung tertidur karena terlalu lelah dan stres.
Dalam mimpinya, ia mendapati kaki dan tangannya diikat di sebuah ruangan bersama sosok tinggi besar mirip genderuwo.
Pepeng segera tersadar jika makhluk pesugihan tersebut telah marah.
Esok harinya, ia kembali ke rumah Mbah Jaya untuk mencoba meminta pertolongan.
Namun, betapa terkejutnya Pepeng karena Mbah Jaya telah wafat.
Tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa, Pepeng kembali ke Kota Bandung dan menjalani hari-harinya seperti biasa.
Hingga saat ini katanya, Pepeng masih berjualan nasi goreng ditemani sosok genderuwo tinggi besar yang selalu melihatnya dari kejauhan.*end
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pesugihan Penglaris Dagangan
TerrorCerita ini saya kumpulkan dari berbagai sumber seperti blog, youtube,thread kaskus, facebook, dan juga whattpad yg tentu saja cerita orang lain. PERCAYA GAK PERCAYA kembali ke diri masing2. Bila ada kesamaan latar tempat waktu dan tokoh tentu saja i...