Natasya sempat terdiam dan jatuh dalam tatapan Daniel, walau wajahnya seram, penampilannya urak-urakan, dan matanya tajam namun Natasya bisa melihat sisi sedikit kelembutan di dalam kedua matanya Daniel dari jarak yang sedekat ini.
Daniel pun merasakan hal yang sama, ia merasa jatuh kembali pada tatapan itu, dan kali ini tatapannya membuat ia jatuh lebih dalam hingga ia tidak bisa melihat permukaan. Rasanya nyaman di kedalaman ini, Daniel ingin pergi lebih jauh rasanya, tidak pernah ia rasakan hal seperti ini, Daniel benar-benar tertarik akan hal yang baru seperti ini.
Tanpa mereka sadari, kedua teman Daniel melihat ke arahnya hingga keduanya terlalu sibuk jatuh ke dalam tatapan satu sama lain. Akhirnya Ben pun bersuara dan membuat Daniel melepaskan Natasya.
"Ekhem!"
Keduanya terlihat gelagapan namun Daniel dengan cepat bertindak seperti dirinya yang biasa, dengan tatapan dan aura yang sama.
"M-maaf.."
"Punya mata tuh dipake, jalan aja ga bener." ucap Daniel sinis. Daniel tidak tahu, akan berdampak sebesar apa ucapannya itu bagi Natasya. Hinaan itu terngiang-ngiang kembali di kepalanya. Terus menerus hingga memenuhi isi otaknya, Natasya benci di keadaan ini, karena setelah ini semua kenangan buruk di masa lalunya akan kembali, dan ia harus menahan tangisnya di hadapan ketiga siswa ini.
Ben melihat tubuh Natasya mulai bergetar, seperti ingin menangis. Baru akan menyentuhnya tiba-tiba Natasya bersuara.
"K-kalian tau toilet perempuan dimana?"
"Ada di atas sini, lo naek belok kanan langsung ada kamar mandi." jawab Ben karena tidak mungkin kedua temannya itu yang akan menjawabnya. Yang satu dingin dan kejam yang satu emosian.
"Makasih.. hiks.." Natasya pun langsung kabur sambil menunduk tanpa peduli apabila ia tertabrak dan terjatuh dari tangga pun tidak peduli yang penting ia bisa menghindar dari mereka dan menumpahkan semuanya dengan menangis.
Setelah Natasya menghilang dari pandangan ketiganya, Ben pun kembali bersuara.
"Parah banget lo niel anak orang dibikin nangis," ucap Ben sambil melanjutkan jalannya.
"Cewe emang cengeng, itu salah satunya." jelas Zidan tiba-tiba bersuara.
Ben pun tidak menanggapiny lagi, begitupun dengan Daniel yang kembali tidak peduli dengan keadaan Natasya.
Sementara Angela sendiri merasa khawatir dengan teman sebangkunya itu yang tidak kembali-kembali karena sudah hampir 30 menit namun batang hidung Natasya tidak muncul-muncul juga. Apa yang terjadi? Apa Natasya tersesat? Harusnya ia sudah kembali sejak 25 menit yang lalu.
Bel istirahat pun berbunyi, Angela yang sudah bersiap akan mencari Natasya tiba-tiba melihat temannya itu baru saja sampai ke kelas dengan wajah yang lesu seperti kelelahan. Angela pun segera menghampiri Natasya.
"Asyaa! Ya ampun gue tungguin lo daritadi tau gak?! Gue panik sya takut lo kenapa-napa,"
"M-maaf.. aku udah bikin kamu khawatir, aku ngga mood buat makan boleh di kelas aja?"
Angela melihat perilaku Natasya seperti ada yang aneh, apa ia sakit? mata dan hidungnya terlihat merah seperti habis menangis. Apa yang sebenarnya terjadi??
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars [REVISI] [LENGKAP]
Teen FictionSetelah menjauh dari kehidupan lama, kini Natasya tidak bisa lagi membedakan mana rasa sayang, rasa cinta, dan rasa ketergantungan. Karena hal itu, Daniel pun datang ke hidupnya. Mencoba membuka hati dan mata Natasya. Keduanya sama-sama mendatangka...