Thirty One: Remember Me?

4.9K 164 3
                                    

Cahaya lampu menaram dua insan itu. Dilantai dansa hanya ada mereka dan tak ada yang lain. Mereka bagaikan putri dan pangeran yang sedang menari dengan penuh keromantisan. Namun sayangnya itu hanyalah ilusi semata. Natasya bukannya merasa senang tapi ia merasa sakit, Daniel merasa jantungnya berdegup kencang entah kenapa. Lagu yang melo pun membuat orang-orang disana ingin berdansa. Para pria pun berdansa biasa, ada yang mengikuti Natasya dan Daniel. Zidan dan Nathan sedang minum sambil melihat orang-orang yang berdansa.

Zidan pun mengesap minumannya, "haah, gue harap dia bahagia walau dia milik sahabat gue sendiri. Yaudahlah biar gue yang pergi"

Nathan mendengar ucapan Zidan, ia pun menengok ke arah Zidan.

"Idih kaya lagunya si Aldi yang judulnya Biar Aku Yang Pergi aja"

"Emang kenyataannya gitu kok"

Nathan termasuk orang yang pekaan, jadi setiap apapun yang orang bicarakan atau seseorang memberi kode ia akan langsung tahu.

"Iya gue ngerti kok. Udah relain aja, gue yakin suatu saat nanti lo bakalan dapet yang lebih dari dia. Percayalah..." ucap Nathan dengan terakhiran bernyanyi lagu berjudul Percayalah. Zidan rasanya ingin membanjurnya dengan minuman, tapi ia merenungkan ucapan Nathan. Dia benar juga, Zidan harus merelakan Natasya untuk Daniel. Walau sakit tapi ia harus hadapi. Toh bukan salah siapa-siapa rasa suka ini bisa datang tiba-tiba diwaktu yang tidak tepat pula.

Nathan pun pergi meninggalkan Zidan. Zidan pun tersenyum dan ia pergi ke arah Iqbal dan Juan yang sedang asik berdansa. Natasya menatap Daniel, begitupun sebaliknya. Natasya merindukan kehangatan mata tajam Daniel. Posisinya kini kedua tangan Natasya melingkar dileher Daniel dan kedua tangan Daniel melingkar di pinggang Natasya. Jarak mereka hanyalah beberapa centi saja.

Daniel, ini aku!. Please, come back to me Niel. Aku kangen kamu, please Niel. Aku sayang kamu. Tapi apa dengan ini kamu bisa sembuh dari amnesia?. Mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama...

Kenapa lo harus muncul terus sih di otak gue? Siapa lo sebenernya? Kenapa juga jantung gue deg-degan sekarang? Kenapa setiap gue pengen nanya lo siapa gue selalu takut? Kenapa, kenapa dan kenapa?

Natasya tak tahan, ia pun pergi meninggalkan ruangan itu. Ia pergi ke lantai 25 yaitu lantai paling atas. Natasya menatap keindahan kota Jakarta dimalam hari, banyaknya lampu-lampu kecil yang indah dan cantik. Tanpa dia sadari Zidan sudah ada dibelakangnya,

"Astagfirullah! Zidan! Lo ngagetin gue aja ih"

"Hehehe maaf bu bos. Abisnya tadi lo kabur gitu aja. Disini dingin, ayo masuk aja"

"Ga ah, gue pengen disini. Bikin tenang aja gitu"

"Yaudah iya, tapi lo pake jas gue ya biar ga dingin-dingin banget. Gue haus, lo mau minum?"

Natasya pun mengangguk, Zidan pun segera pergi meninggalkan Natasya yang sendirian dilantai paling atas itu. Tidak lama denting lift terdengar, Natasya menengok ternyata Daniel. Daniel berjalan kearahnya dengan santai. Natasya pun berdiri dan berjarak beberapa meter dengan Daniel. Disebelahnya sudah ada kolam renang yang tenang.

Daniel menghela nafas, "lo sebenernya siapa? Kenapa lo selalu muncul di otak gue? Ngusik gue terus. Bisa lo pergi ga sih? Terus apa maksud lo kemaren meluk-meluk gue?"

Natasya mendengus geli dan tersenyum pahit menatap Daniel,

"Lo tanya gue siapa? Lo pengen tau kan kenapa gue selalu hantui pikiran lo?. Kita kaya bumi dan langit, darat dan laut, bulan dan bintang, tidak bisa bersama tapi saling melengkapi. Gue inget dimana hari lo ngasih kalung ini ke gue. Hari terindah sekaligus hari terburuk gue."

"Apa maksud lo?"

"Lo bilang, lo bulannya gue bintangnya. Lo bilang kalo kita bakalan selalu bersama tapi kenyataannya ga selalu sama dengan apa yang diucapkan"

Natasya pun melepas jas Zidan, ia berjalan mundur dengan perlahan juga ia melepas kalung dengan satu tarikan dari tangannya. Natasya melempar kalung itu ke dalam kolam renang, membiarkan benda kecil indah itu tenggelam kedalam-nya.

"Sekarang kita lihat, apa cara gue akan berhasil bikin lo kembali lagi ke gue atau sama aja"

Natasya pun menjatuhkan dirinya kedalam kolam renang yang dalamnya 6,5 meter. Bahkan di 2 meter saja Natasya sudah ketakutan apalagi 6,5 meter?. Natasya sudah sampai bawah dan tenggelam, ia tidak peduli dirinya akan pingsan atau mati selama itu bisa membuat Daniel kembali mengingat siapa dirinya itu sudah cukup untuknya. Natasya pun mengambil kalung itu dan memeluknya, walau itu hanya sebuah benda kecil tapi kehangatannya seperti kehangatan tubuhnya Daniel.

Disisi lain, Daniel terkejut dengan apa yang terjadi. Natasya dengan bodohnya menjatuhkan dirinya kedalam kolam renang. Apakah ia bisa berenang? Ah untuk apa Daniel peduli? Tapi anehnya ingatan tentang dirinya dan Natasya kembali muncul. Semua kenangannya, tawa, canda, keromantisan, kerusuhan, semuanya muncul begitu saja. Daniel memegang kepalanya yang sakit dan menutup kedua matanya. Kepalanya sangat-sangatlah sakit.

Daniel pun membuka kedua matanya, kini ia ingat siapa Natasya siapa sekarang. Daniel mendengar denting lift, keluarlah teman-teman Daniel beserta Alex. Mereka berlari ke arah Daniel yang meringis kesakitan.

"Ah!" Pekik Daniel.

"Eh bro lo gapapa?" Tanya Leo.

Daniel tak menjawab, kepalanya benar-benarlah sakit. Memorinya perlahan kembali. Ia mengingat siapa Natasya. Nathan melihat ke arah kolam dan ternyata Natasya ada didalamnya! Siapapun tolong Natasya sekarang ia tidak bisa berenang!

Zidan bersiap untuk menceburkan dirinya tapi keburu oleh Daniel. Daniel masuk kedalam kolam dan menyelam, menyelamatkan Natasya. Setelah itu Daniel membawa Natasya keatas lalu segera menolongnya. Ia menekan-nekan dada Natasya sebagai pertolongan pertama namun tetap saja Natasya masih belum sadarkan diri. Daniel menarik nafas panjang lalu memberikan nafas buatan, lalu kembali lagi menekan-nekan sampai beberapa kali.

Tiba-tiba Natasya pun terbatuk-batuk dan Daniel pun membantunya untuk mengeluarkan air-air yang ada didalam tubuhnya.

"Uhuk-uhuk! Da..niel? Lo--"

"Ssh, bukan lo tapi aku. Kamu masih inget kan kalo kita masih pacaran?" Tanya Daniel. Natasya pun menangis dan segera memeluk Daniel dengan sangatlah erat. Semua yang melihat kejadian itu bersorak-sorak, Alex dan Angela hanya menikmati drama yang mereka tonton.

"Niel, kita udah putus. Kita udah ga pacaran?"

"Apa maksudnya kamu tiba-tiba bilang putus ke aku?"

"Waktu kamu coma, kamu sempet mati tapi cuma sebentar. Terus mamah kamu nyuruh aku putusin kamu, semenjak saat itu aku menjauh dari kamu. Bahkan waktu kamu lupa ingatan dan cuma ngelupain aku doang itu--"

"Udah udah. Aku gamau kita putus because i love you so much, kamu ngerti?"

"Iya Niel tapi--"

"Daniel!!" Panggil seorang wanita. Semua pun menengok ke arah wanita itu ternyata itu adalah Siska-mamah Daniel-.

🔶🔷🔶

Lost Stars [REVISI] [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang